Ini Cerita 'Anak Buah' Sri Mulyani, Kandidat Kuat Capim KPK
03 September 2019 12:18

Jakarta, CNBC indonesia - Tak ada yang mengenal nama Sigit Danang Joyo, pasca menjadi salah satu dari 10 orang kandidat kuat calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019 - 2023.
Sigit Danang Joyo adalah satu dari dua pegawai negeri sipil (PNS) yang berhasil lolos tahap akhir calon pimpinan lembaga anti-rasuah. Pria berusia 43 tahun ini mampu melewati seleksi ketat yang dilakukan Panitia Seleksi Pimpinan KPK.
Pria tersebut kini masih berstatus sebagai 'anak buah' Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sigit Danang Joyo saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Bantuan Hukum Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Saat berbincang dengan CNBC Indonesia, seperti dikutip Selasa (3/9/2019), Sigit lantas menjelaskan secara gamblang alasannya yang cukup sederhana mengikuti seleksi pimpinan KPK. Apalagi, ada restu dari Sri Mulyani maupun Robert Pakpahan.
"Passion saya sejak kuliah lebih banyak di bidang pencegahan dan pemberantasan korupsi," kata Sigit.
Sigit menjadi salah satu orang yang membidani Peraturan Presiden (Perpres) 55/2012 tentang strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi (PPK), yang kemudian dituangkan dalam reaksi PPK tahunan
"Saya banyak terlibat di perbaikan sistemnya. Sayangnya waktu itu, KPK ndak mau jadi bagian dari monitoring dan pelaksanaan program. Sekarang kabar bagusnya, KPK sudah mau terlibat monitoring, koordinasi, dan supervisi sejak terbit Perpres 54/2018,"
"Ini peluang bagus sekali untuk bisa dikerjakan secara optimal dan tepat sasaran. Dulu cuma dikerjakan segelintir orang sudah cukup bagus hasilnya. Dulu cuma dikerjakan segelintir orang sudah cukup bagus," katanya.
Kondisi tersebut akhirnya mendorong Sigit Danang Joyo maju untuk menjadi calon pimpinan KPK. Bahkan, berbagai strategi pun sudah disiapkan yang bersangkutan jika terpilih menjadi pucuk pimpinan KPK.
Pada saat wawancara dan uji publik, Sigit Danang mendukung penuh terhadap pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset yang bisa mengoptimalkan upaya pemberantasan korupsi.
Kala itu, Sigit Danang mengaku kerap kali menemukan rekening bermasalah yang tidak jelas siapa pemiliknya. Menurutnya, lebih baik harta 'tak bertuan' itu dikembalikan kepada negara.
Sigit bahkan membuka kemungkinan, KPK akan bekerja sama lebih intensif dengan otoritas pajak tidak hanya berkaitan dengan penerimaan negara melainkan juga pengeluaran negara.
"KPK dapat masuk melalui koordinasi dan supervisi perbaikan sistemnya, memberdayakan unit pengawasan internal melalui kerjasama dengan KPK untuk pengawasan dan pembenahan sistem menjadi pilihan yang bagus," jelasnya.
Kini, bola ada di tangan Jokowi. Apakah Sigit menjadi salah satu komisioner KPK periode selanjutnya? Kita tunggu saja.
(dru)
Sigit Danang Joyo adalah satu dari dua pegawai negeri sipil (PNS) yang berhasil lolos tahap akhir calon pimpinan lembaga anti-rasuah. Pria berusia 43 tahun ini mampu melewati seleksi ketat yang dilakukan Panitia Seleksi Pimpinan KPK.
Pria tersebut kini masih berstatus sebagai 'anak buah' Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sigit Danang Joyo saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Bantuan Hukum Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
![]() |
Saat berbincang dengan CNBC Indonesia, seperti dikutip Selasa (3/9/2019), Sigit lantas menjelaskan secara gamblang alasannya yang cukup sederhana mengikuti seleksi pimpinan KPK. Apalagi, ada restu dari Sri Mulyani maupun Robert Pakpahan.
"Passion saya sejak kuliah lebih banyak di bidang pencegahan dan pemberantasan korupsi," kata Sigit.
Sigit menjadi salah satu orang yang membidani Peraturan Presiden (Perpres) 55/2012 tentang strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi (PPK), yang kemudian dituangkan dalam reaksi PPK tahunan
![]() |
"Saya banyak terlibat di perbaikan sistemnya. Sayangnya waktu itu, KPK ndak mau jadi bagian dari monitoring dan pelaksanaan program. Sekarang kabar bagusnya, KPK sudah mau terlibat monitoring, koordinasi, dan supervisi sejak terbit Perpres 54/2018,"
"Ini peluang bagus sekali untuk bisa dikerjakan secara optimal dan tepat sasaran. Dulu cuma dikerjakan segelintir orang sudah cukup bagus hasilnya. Dulu cuma dikerjakan segelintir orang sudah cukup bagus," katanya.
Kondisi tersebut akhirnya mendorong Sigit Danang Joyo maju untuk menjadi calon pimpinan KPK. Bahkan, berbagai strategi pun sudah disiapkan yang bersangkutan jika terpilih menjadi pucuk pimpinan KPK.
Pada saat wawancara dan uji publik, Sigit Danang mendukung penuh terhadap pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset yang bisa mengoptimalkan upaya pemberantasan korupsi.
Kala itu, Sigit Danang mengaku kerap kali menemukan rekening bermasalah yang tidak jelas siapa pemiliknya. Menurutnya, lebih baik harta 'tak bertuan' itu dikembalikan kepada negara.
![]() |
Sigit bahkan membuka kemungkinan, KPK akan bekerja sama lebih intensif dengan otoritas pajak tidak hanya berkaitan dengan penerimaan negara melainkan juga pengeluaran negara.
"KPK dapat masuk melalui koordinasi dan supervisi perbaikan sistemnya, memberdayakan unit pengawasan internal melalui kerjasama dengan KPK untuk pengawasan dan pembenahan sistem menjadi pilihan yang bagus," jelasnya.
Kini, bola ada di tangan Jokowi. Apakah Sigit menjadi salah satu komisioner KPK periode selanjutnya? Kita tunggu saja.
Artikel Selanjutnya
UU KPK Berlaku Besok, Apa Kabar Perppu?
(dru)