
Jokowi Minta Masukan untuk Koreksi Kerja Pansel Capim KPK
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 September 2019 16:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/9/2019).
Kedatangan pansel yang dinakhodai Yenti Ganarsih itu menemui Jokowi untuk menyerahkan 10 nama kandidat pemimpin komisi antirasywah yang sebelumnya telah diseleksi dalam beberapa bulan terakhir.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap kerja keras yang menyeleksi sejak awal. Ini adalah proses panjang yang telah dilalui," kata Jokowi mengawali pertemuannya dengan Pansel Capim KPK.
Jokowi tak membeberkan secara detail, berapa nama kandidat pimpinan KPK yang akan diserahkan kepada parlemen. Namun, dia memastikan nama-nama yang akan diajukan adalah nama yang layak.
"Kita harapkan, kita juga tak harus tergesa-gesa, yang paling penting menurut saya, apa yang nanti saya sampaikan ke DPR itu betul-betul nama nama yang memang layak," tegasnya.
Jokowi pun meminta seluruh elemen masyarakat untuk memberima masukan yang bisa menjadi catatan atas kinerja Pansel Capim KPK dalam menyeleksi kandidat pimpinan KPK, yang sudah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
"Saya juga minta agar masukan baik dari masyarakat, tokoh, sehingga bisa diberi catatan dalam rangka mengkoreksi apa yang telah dikerjakan Pansel," katanya.
Pansel Capim KPK telah menyeleksi 376 pendaftar yang ingin menjadi komisioner KPK periode 2019 - 2023. Adapun yang diseleksi dari mulai administrasi, pembuatan makalah, hingga tes psikologi.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya pansel menetapkan 20 orang untuk mengikui tes kesehatan dan uji publik. Tes kesehatan dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada Senin 26 Agustus 2019.
Usai melakukan tes kesehatan, secara berturut-turut mulai dari 27 Agustus hingga 29 Agustus 2019, pansel melakukan uji publik terhadap 20 Capim KPK yang telah lolos.
Keputusan Pansel menetapkan 20 calon komisioner KPK memang menimbulkan pro dan kontra. Bahkan, pansel dan KPK saling lempar argumen atas hasil penelusuran rekam jejak calon pimpinan.
Beberapa waktu lalu, KPK menyebut dari 20 peserta yang masuk tahap seleksi akhir, ada beberap kandidat yang memiliki rekam jejak kurang baik.
Contohnya, seperti kandidat yang tidak patuh melaporkan hartanya secara periodik dan tepat waktu, tak patuh melaporkan gratifikasi yang diterima, bahkan ada kandidat yang diduga pernah menghalangi kerja KPK.
Hasil penelusuran yang dilakukan KPK pun sudah disampaikan kepada pansel pada akhir pekan lalu, sebelum pansel mengumumkan 20 kandidat yang lolos tes profile asessment dilanjutkan 10 kandidat pada hari ini.
Meski begitu, sejumlah kandidat yang dianggap memiliki catatan hitam justru tetap melenggang ke tahap akhir proses seleksi. Keputusan pansel, akhirnya menuai kritik dari KPK maupun sejumlah pihak seperti istri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, yaitu Sinta Nuriyah.
(miq/miq) Next Article Pansel Umumkan 40 Capim KPK Lulus dari Tes Psikologi
Kedatangan pansel yang dinakhodai Yenti Ganarsih itu menemui Jokowi untuk menyerahkan 10 nama kandidat pemimpin komisi antirasywah yang sebelumnya telah diseleksi dalam beberapa bulan terakhir.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap kerja keras yang menyeleksi sejak awal. Ini adalah proses panjang yang telah dilalui," kata Jokowi mengawali pertemuannya dengan Pansel Capim KPK.
"Kita harapkan, kita juga tak harus tergesa-gesa, yang paling penting menurut saya, apa yang nanti saya sampaikan ke DPR itu betul-betul nama nama yang memang layak," tegasnya.
Jokowi pun meminta seluruh elemen masyarakat untuk memberima masukan yang bisa menjadi catatan atas kinerja Pansel Capim KPK dalam menyeleksi kandidat pimpinan KPK, yang sudah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
"Saya juga minta agar masukan baik dari masyarakat, tokoh, sehingga bisa diberi catatan dalam rangka mengkoreksi apa yang telah dikerjakan Pansel," katanya.
Pansel Capim KPK telah menyeleksi 376 pendaftar yang ingin menjadi komisioner KPK periode 2019 - 2023. Adapun yang diseleksi dari mulai administrasi, pembuatan makalah, hingga tes psikologi.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya pansel menetapkan 20 orang untuk mengikui tes kesehatan dan uji publik. Tes kesehatan dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada Senin 26 Agustus 2019.
Usai melakukan tes kesehatan, secara berturut-turut mulai dari 27 Agustus hingga 29 Agustus 2019, pansel melakukan uji publik terhadap 20 Capim KPK yang telah lolos.
Keputusan Pansel menetapkan 20 calon komisioner KPK memang menimbulkan pro dan kontra. Bahkan, pansel dan KPK saling lempar argumen atas hasil penelusuran rekam jejak calon pimpinan.
Beberapa waktu lalu, KPK menyebut dari 20 peserta yang masuk tahap seleksi akhir, ada beberap kandidat yang memiliki rekam jejak kurang baik.
Contohnya, seperti kandidat yang tidak patuh melaporkan hartanya secara periodik dan tepat waktu, tak patuh melaporkan gratifikasi yang diterima, bahkan ada kandidat yang diduga pernah menghalangi kerja KPK.
Hasil penelusuran yang dilakukan KPK pun sudah disampaikan kepada pansel pada akhir pekan lalu, sebelum pansel mengumumkan 20 kandidat yang lolos tes profile asessment dilanjutkan 10 kandidat pada hari ini.
Meski begitu, sejumlah kandidat yang dianggap memiliki catatan hitam justru tetap melenggang ke tahap akhir proses seleksi. Keputusan pansel, akhirnya menuai kritik dari KPK maupun sejumlah pihak seperti istri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, yaitu Sinta Nuriyah.
(miq/miq) Next Article Pansel Umumkan 40 Capim KPK Lulus dari Tes Psikologi
Most Popular