Berdarah! Jika Iuran Tak Naik, BPJS Kesehatan Defisit Rp 80 T
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
02 September 2019 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengakui adanya fraud atau penyimpangan di perusahaan. Hal ini menjadi faktor adanya defisit yang mencapai triliunan.
Jika iuran tak naik, defisit BPJS Kesehatan bakal mencapai Rp 80 triliun. Fantastis!
"Defisit ini sebagaimana dipaparkan DJSN [Dewan Jaminan Sosial Nasional] sebelumnya, biaya per orang per bulan memang makin ke sini makin lebar perbedaannya dengan premi," tutur Fahmi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Senin (2/9/2019).
"Setelah BPKP turun, dilihat ada fraud. Memang akhirnya bahwa secara nyata ditemukan under price terhadap iuran. Rata-rata iuran Rp 36.500/Bulan ada gap Rp 13.000/Bulan," jelas Fahmi.
Selama ini memang per bulan Penerima Bantuan Iuran dibayar Rp 23.000 sedangkan iuran peserta mandiri dibayar Rp 25.500/bulan. Ini yang menurut Fahmi ada gap atau selisih.
Halaman Selanjutnya >>> Rincian Defisit, BPJS Berdarah-Darah! (NEXT)
Jika iuran tak naik, defisit BPJS Kesehatan bakal mencapai Rp 80 triliun. Fantastis!
"Defisit ini sebagaimana dipaparkan DJSN [Dewan Jaminan Sosial Nasional] sebelumnya, biaya per orang per bulan memang makin ke sini makin lebar perbedaannya dengan premi," tutur Fahmi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Senin (2/9/2019).
Selama ini memang per bulan Penerima Bantuan Iuran dibayar Rp 23.000 sedangkan iuran peserta mandiri dibayar Rp 25.500/bulan. Ini yang menurut Fahmi ada gap atau selisih.
Halaman Selanjutnya >>> Rincian Defisit, BPJS Berdarah-Darah! (NEXT)
Next Page
Rincian Defisit, BPJS Berdarah-Darah!
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular