Waduh, Dirut BPJS Kesehatan Akui Ada Fraud!
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
02 September 2019 12:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengakui adanya fraud atau penyimpangan di perusahaan. Hal ini menjadi faktor adanya defisit yang mencapai triliunan.
"Defisit ini sebagaimana dipaparkan DJSN [Dewan Jaminan Sosial Nasional] sebelumnya, biaya per orang per bulan memang makin ke sini makin lebar perbedaannya dengan premi," tutur Fahmi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Senin (2/9/2019).
"Setelah BPKP turun, dilihat ada fraud. Memang akhirnya bahwa secara nyata ditemukan under price terhadap iuran. Rata-rata iuran Rp 36.500/Bulan ada gap Rp 13.000/Bulan," jelas Fahmi.
Selama ini memang per bulan Penerima Bantuan Iuran dibayar Rp 23.000 sedangkan iuran peserta mandiri dibayar Rp 25.500/bulan. Ini yang menurut Fahmi ada gap atau selisih.
Saat ini BPJS Kesehatan bersama Kementerian terkait masih melangsungkan Rapat dengan DPR. Diharapkan ada kesepakatan dengan Dewan terkait solusi menyelesaikan defisit BPJS Kesehatan.
(dru/dru) Next Article Opsi Terakhir Ditempuh Pemerintah, Iuran BPJS Kesehatan Naik!
"Defisit ini sebagaimana dipaparkan DJSN [Dewan Jaminan Sosial Nasional] sebelumnya, biaya per orang per bulan memang makin ke sini makin lebar perbedaannya dengan premi," tutur Fahmi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Senin (2/9/2019).
"Setelah BPKP turun, dilihat ada fraud. Memang akhirnya bahwa secara nyata ditemukan under price terhadap iuran. Rata-rata iuran Rp 36.500/Bulan ada gap Rp 13.000/Bulan," jelas Fahmi.
Saat ini BPJS Kesehatan bersama Kementerian terkait masih melangsungkan Rapat dengan DPR. Diharapkan ada kesepakatan dengan Dewan terkait solusi menyelesaikan defisit BPJS Kesehatan.
(dru/dru) Next Article Opsi Terakhir Ditempuh Pemerintah, Iuran BPJS Kesehatan Naik!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular