Sederet Strategi LPEI Genjot Ekspor Indonesia
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
26 August 2019 18:51

Jakarta, CNBC Indonesia- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau dikenal sebagai Indonesia Eximbank memiliki berbagai strategi untuk menggenjot pembiayaan berorientasi ekspor ke negara-negara Afrika.
Salah satu strategi tersebut adalah semi-concessional loan (pinjaman lunak) untuk penugasan khusus dengan Afrika sebagai salah satu wilayah utama. Strategi ini dikenal sebagai National Interest Account (NIA) atau Penugasan Khusus Ekspor (PKE).
NIA sebagai pinjaman lunak di Indonesia adalah penugasan yang diberikan Pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan Pembiayaan Ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau Program Ekspor Nasional.
NIA diberikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dengan melalui analisis Komite NIA, yang terdiri dari Kementerian Keuangan RI, Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata RI, dan Badan Ekonomi Kreatif.
Saat ini NIA memang tengah fokus mendorong eksportir Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar baru yang salah satunya adalah Afrika. Beberapa proyek yang telah dibiayai adalah fasilitas kepada PT Dirgantara Indonesia untuk pembelian pesawat CN 235 oleh negara Senegal dan PT Wijaya Karya untuk pembangunan Logemont di Aljazair masing-masing senilai Rp147 Miliar
dan Rp187 Miliar.
Selain itu, LPEI juga menyediakan layanan seperti pembiayaan buyer's credit kepada Pemerintah negara Afrika sebagai pemilik proyek maupun badan usaha di negara Afrika, kredit investasi bagi perusahaan Indonesia yang akan melakukan investasi di bidang infrastruktur, kredit modal kerja konstruksi ekspor bagi kontraktor Indonesia untuk membangun infrastruktur di negara Afrika.
Direktur Eksekutif LPEI, Sinthya Roesly menjadi pembicara pada panel diskusi terkait dengan skema pembiayaan di IAID 2019 mengungkapkan bahwa dengan aset mencapai Rp118,4 triliun (Per Juni 2019), LPEI akan memberikan skema pembiayaan dan penjaminan terbaik untuk segala bentuk kegiatan ekspor khususnya ke negara Afrika.
"Tak hanya pembiayaan, LPEI juga menganggap bahwa asuransi ekspor merupakan salah satu aspek penting untuk melakukan transaksi ke negara Afrika. LPEI sendiri telah memiliki salah satu produk yaitu Political Risk Insurance, yang bertujuan untuk melindungi eksportir Indonesia dari risiko politik sebuah negara," ujar Sinthya, belum lama ini.
(dob/roy) Next Article Langkah Indonesia Eximbank Selamatkan Duniatex
Salah satu strategi tersebut adalah semi-concessional loan (pinjaman lunak) untuk penugasan khusus dengan Afrika sebagai salah satu wilayah utama. Strategi ini dikenal sebagai National Interest Account (NIA) atau Penugasan Khusus Ekspor (PKE).
NIA sebagai pinjaman lunak di Indonesia adalah penugasan yang diberikan Pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan Pembiayaan Ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau Program Ekspor Nasional.
NIA diberikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dengan melalui analisis Komite NIA, yang terdiri dari Kementerian Keuangan RI, Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata RI, dan Badan Ekonomi Kreatif.
Saat ini NIA memang tengah fokus mendorong eksportir Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar baru yang salah satunya adalah Afrika. Beberapa proyek yang telah dibiayai adalah fasilitas kepada PT Dirgantara Indonesia untuk pembelian pesawat CN 235 oleh negara Senegal dan PT Wijaya Karya untuk pembangunan Logemont di Aljazair masing-masing senilai Rp147 Miliar
dan Rp187 Miliar.
Selain itu, LPEI juga menyediakan layanan seperti pembiayaan buyer's credit kepada Pemerintah negara Afrika sebagai pemilik proyek maupun badan usaha di negara Afrika, kredit investasi bagi perusahaan Indonesia yang akan melakukan investasi di bidang infrastruktur, kredit modal kerja konstruksi ekspor bagi kontraktor Indonesia untuk membangun infrastruktur di negara Afrika.
Direktur Eksekutif LPEI, Sinthya Roesly menjadi pembicara pada panel diskusi terkait dengan skema pembiayaan di IAID 2019 mengungkapkan bahwa dengan aset mencapai Rp118,4 triliun (Per Juni 2019), LPEI akan memberikan skema pembiayaan dan penjaminan terbaik untuk segala bentuk kegiatan ekspor khususnya ke negara Afrika.
"Tak hanya pembiayaan, LPEI juga menganggap bahwa asuransi ekspor merupakan salah satu aspek penting untuk melakukan transaksi ke negara Afrika. LPEI sendiri telah memiliki salah satu produk yaitu Political Risk Insurance, yang bertujuan untuk melindungi eksportir Indonesia dari risiko politik sebuah negara," ujar Sinthya, belum lama ini.
(dob/roy) Next Article Langkah Indonesia Eximbank Selamatkan Duniatex
Most Popular