
Juli 2019, Realisasi Subsidi Energi Sentuh Rp 68 T
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
26 August 2019 16:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan mencatat, hingga akhir Juli 2019 telah mengucurkan subsidi energi sebesar Rp 92,2 triliun. jumlah ini mencapai 41,1% dari pagu yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Direktur Jenderal Anggaran Askolani mengatakan, subsidi tersebut berasal dari subsidi energi dan subsidi non-energi. Untuk subsidi energi, tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi subsidi energi sampai dengan Juli lebih rendah Rp 2,90 triliun atau 4,09% dari tahun lalu.
"Total subsidi energi sampai Juli Rp 68,11 triliun. Ini lebih kecil dari subsidi energi tahun lalu sebesar Rp 71 triliun," ujar Askolani di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Askolani merinci, subsidi energi terdiri dari subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sebesar Rp 41,5 triliun dan subsidi listrik Rp 26,6 triliun. Realisasi subsidi listrik lebih rendah Rp 3,73 triliun atau 12,32% dari tahun lalu, seiring dengan penguatan Rupiah dan pergerakan Indonesian
Crude Price (ICP) dalam semester I-2019.
Meskipun subsidi energi lebih rendah dibandingkan tahun lalu, namun belanja subsidi secara keseluruhan mengalami peningkatan. Total realisasi belanja subsidi sampai dengan akhir Juli 2019 tercatat lebih tinggi Rp 0,94 triliun atau 1,03% dibandingkan realisasi belanja subsidi pada periode yang sama tahun 2018.
Lebih tingginya realisasi subsidi dimaksud terutama dikarenakan realisasi subsidi non-energi yang lebih tinggi Rp 3,84 triliun atau 18,99% dari pada periode yang sama tahun 2018. Hal ini disebabkan adanya percepatan realisasi Subsidi Pupuk dan Subsidi Kredit Program.
"Percepatan realisasi subsidi pajak turut memberikan sumbangsih atas kenaikan realisasi subsidi non-energi," kata dia.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Subsidi Energi di Zaman Jokowi, Waspada Membengkak!
Direktur Jenderal Anggaran Askolani mengatakan, subsidi tersebut berasal dari subsidi energi dan subsidi non-energi. Untuk subsidi energi, tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi subsidi energi sampai dengan Juli lebih rendah Rp 2,90 triliun atau 4,09% dari tahun lalu.
Askolani merinci, subsidi energi terdiri dari subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sebesar Rp 41,5 triliun dan subsidi listrik Rp 26,6 triliun. Realisasi subsidi listrik lebih rendah Rp 3,73 triliun atau 12,32% dari tahun lalu, seiring dengan penguatan Rupiah dan pergerakan Indonesian
Crude Price (ICP) dalam semester I-2019.
Meskipun subsidi energi lebih rendah dibandingkan tahun lalu, namun belanja subsidi secara keseluruhan mengalami peningkatan. Total realisasi belanja subsidi sampai dengan akhir Juli 2019 tercatat lebih tinggi Rp 0,94 triliun atau 1,03% dibandingkan realisasi belanja subsidi pada periode yang sama tahun 2018.
Lebih tingginya realisasi subsidi dimaksud terutama dikarenakan realisasi subsidi non-energi yang lebih tinggi Rp 3,84 triliun atau 18,99% dari pada periode yang sama tahun 2018. Hal ini disebabkan adanya percepatan realisasi Subsidi Pupuk dan Subsidi Kredit Program.
"Percepatan realisasi subsidi pajak turut memberikan sumbangsih atas kenaikan realisasi subsidi non-energi," kata dia.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Subsidi Energi di Zaman Jokowi, Waspada Membengkak!
Most Popular