Transparansi Jadi Kunci Bos BI Sebelum Ambil Kebijakan

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
26 August 2019 14:45
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ada kebijakan ahead of the curve ketika Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,5%.
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Efrem Siregar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ada kebijakan ahead of the curve ketika Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,5% pada Rapat Dewan Gubernur pekan lalu.

Langkah itu juga diambil saat BI menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada pertengahan Juli lalu. Keputusan itu diambil saat saat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve belum menurunkan suku bunga.

Perry memandang ada kondisi ketidakpastian sehingga informasi menjadi hal penting sebelum mengambil keputusan. Informasi itu kemudian dikumpulkan untuk mengukur tingkat probabilitas.

"Tahun ini sebelum Fed Funds Rate turun, Juli kami sudah turunkan. Ini juga yang kemarin kami turunkan padahal pasar memprediksi, baru nanti. Kuncinya adalah selalu dihadapkan mengambil kebijakan dalam ketidakpastian," ujar Perry.

"Ada selalu ketidakpastian di depan, maka di BI mencari informasi masa lalu dan masa depan menjadi penting," katanya dalam diskusi Kadin Talks yang dipimpin Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani di Menara Kadin, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Lebih lanjut, Perry menjelaskan BI perlu menyampaikan hal tersebut secara transparan dan jelas kepada publik. Menurut dia, komunikasi sudah menjadi insturmen kebijakan untuk BI mengambil kebijakan dalam ketidakpastian, tidak sekadar bagian dari public relation.

"Kalau kita mengambil kebijakan dalam ketidakpastian, jelaskan apa yang dimaksud BI, assessment sekarang dan ke depan. Kami bertemu dengan pelaku ekonomi, media, nanti ke DPR, dan sekarang di Kadin," katanya.

"Kenapa kami kemarin menurunkan suku bunga? Karena inflasi rendah, nilai tukar stabil, imbal hasil investasi masih menarik, dan yang ketiga kita perlu mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai pre-emptive dampak dari trade war. Jadi ini dijelaskan dan alhamdulilah diterima cukup baik," lanjut Perry.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Healthy Mind, Body & Spirit! Bos BI Masih Kuat Gowes

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular