
Darmin: Tuban Petrochemical Dikelola Pertamina
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
23 August 2019 10:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pengelolaan PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) akan berada di bawah PT Pertamina (Persero) setelah pemerintah menjadi pemilik saham terbesar di sana.
Hal itu disampaikan Darmin Nasution usai rapat koordinasi di kantror Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
"Rencananya begitu dan memang prosesnya masih berjalan untuk itu," kata Darmin.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ketentuan bahwa PT TPI akan dikelola Pertamina sudah disepakati lewat head of agreement tahun lalu.
"Kita sudah tandatangan head of agreement mengenai ini sejak berapa bulan lalu, mungkin akhir tahun lalu," kata Darmin.
Meski PT TPI saat ini tengah didera utang, Darmin meyakinkan Pertamina tetap akan mengelola PT TPI.
"Kenapa keberatan? Untungnya masa ga dihitung," ucapnya.
Tindak lanjut mengenai nasib PT TPI akan diatur dalam Peraturan Pemerintah PP. Kementerian terkait rencananya akan memberikan paraf masing-masing pada draf yang sudah ada pada pekan depan.
"Ada PP yang harus dibuat sehingga kita masih menunggu itu selesai baru kita melangkah lebih jauh," jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata yang ikut dalam rapat mengemukakan bahwa pemerintah akan mengonversi utang pokok PT TPI menjadi saham. Dengan demikian, saham pemerintah akan meningkat dari saat ini sebesar 70%.
"Sekarang sudah ada saham pemerintah 70% tapi dengan konversi utang pokok itu tadi, saham pemerintah akan bertambah banyak," ucapnya.
Direktur Utama PT TPI Sukriyanto menjelaskan lebih lanjut bahwa saham pemerintah atas PT TPI akan meningkat menjadi 95,9%. Ia menambahkan, utang PT TPI juga akan berkurang dari Rp 3,3 Triliun menjadi tersisa sekitar Rp700 miliar.
"Sisanya itu nanti diangsur selama kurang lebih 10 tahun ke depan, sambil kita mengembangkan grup untuk mendukung industri Petrokimia nasional yang kalau itu jalan, itu akan sangat membantu neraca perdagangan. Jadi, neraca perdagangannya ngga defisit terus," jelasnya.
(roy/roy) Next Article Strategi RI Perangi 'Hantu' Defisit Neraca Dagang
Hal itu disampaikan Darmin Nasution usai rapat koordinasi di kantror Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
"Rencananya begitu dan memang prosesnya masih berjalan untuk itu," kata Darmin.
"Kita sudah tandatangan head of agreement mengenai ini sejak berapa bulan lalu, mungkin akhir tahun lalu," kata Darmin.
Meski PT TPI saat ini tengah didera utang, Darmin meyakinkan Pertamina tetap akan mengelola PT TPI.
"Kenapa keberatan? Untungnya masa ga dihitung," ucapnya.
Tindak lanjut mengenai nasib PT TPI akan diatur dalam Peraturan Pemerintah PP. Kementerian terkait rencananya akan memberikan paraf masing-masing pada draf yang sudah ada pada pekan depan.
"Ada PP yang harus dibuat sehingga kita masih menunggu itu selesai baru kita melangkah lebih jauh," jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata yang ikut dalam rapat mengemukakan bahwa pemerintah akan mengonversi utang pokok PT TPI menjadi saham. Dengan demikian, saham pemerintah akan meningkat dari saat ini sebesar 70%.
"Sekarang sudah ada saham pemerintah 70% tapi dengan konversi utang pokok itu tadi, saham pemerintah akan bertambah banyak," ucapnya.
Direktur Utama PT TPI Sukriyanto menjelaskan lebih lanjut bahwa saham pemerintah atas PT TPI akan meningkat menjadi 95,9%. Ia menambahkan, utang PT TPI juga akan berkurang dari Rp 3,3 Triliun menjadi tersisa sekitar Rp700 miliar.
"Sisanya itu nanti diangsur selama kurang lebih 10 tahun ke depan, sambil kita mengembangkan grup untuk mendukung industri Petrokimia nasional yang kalau itu jalan, itu akan sangat membantu neraca perdagangan. Jadi, neraca perdagangannya ngga defisit terus," jelasnya.
(roy/roy) Next Article Strategi RI Perangi 'Hantu' Defisit Neraca Dagang
Most Popular