Risiko Utang Naik, Bos BI: Jangan Panik!
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
22 August 2019 18:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pelaku pasar tidak perlu panik dengan naiknya risiko utang (Credit Default Swap/CDS). Apalagi kenaikan CDS ini terjadi karena tendensi dagang yang meningkat.
Perry menjelaskan, kepercayaan investor kepada Indonesia masih positif. Meskipun sempat terjadi aliran modal asing keluar (outflow) akibat memanasnya perang dagang.
"Inflow masih terus berlanjut, ytd (year to date) Rp 176,4 triliun. Kemarin meningkat trade war ada yang outflow," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
Menurutnya, tendensi dagang yang meningkat dan terjadi outflow maka resiko utang biasanya naik juga. Tapi investor tidak terlalu panik karena ini faktor global, maka hanya akan terjadi sementara.
"Tentu saja CDS naik ke 92,45%. Tapi tidak usah panik karena kondisi global sedang naik turun, ya wajar aja kalau ada short term, CDS naik sedikit dan abis pengumuman ini rupiah menguat," jelasnya.
Perry juga meyakinkan, BI akan terus memperhatikan perkembangan di global. BI akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
"Kami akan terus jaga stabilitas ini dengan tetap berada di pasar. Kalau memang butuh kita lakukan intervensi," tegasnya.
(dru) Next Article Besok RI Pilih Presiden Baru, BI Sebut Keyakinan Konsumen Meningkat
Perry menjelaskan, kepercayaan investor kepada Indonesia masih positif. Meskipun sempat terjadi aliran modal asing keluar (outflow) akibat memanasnya perang dagang.
"Inflow masih terus berlanjut, ytd (year to date) Rp 176,4 triliun. Kemarin meningkat trade war ada yang outflow," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
"Tentu saja CDS naik ke 92,45%. Tapi tidak usah panik karena kondisi global sedang naik turun, ya wajar aja kalau ada short term, CDS naik sedikit dan abis pengumuman ini rupiah menguat," jelasnya.
Perry juga meyakinkan, BI akan terus memperhatikan perkembangan di global. BI akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
"Kami akan terus jaga stabilitas ini dengan tetap berada di pasar. Kalau memang butuh kita lakukan intervensi," tegasnya.
(dru) Next Article Besok RI Pilih Presiden Baru, BI Sebut Keyakinan Konsumen Meningkat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular