
Upah Kemahalan, Pabrik Batam Pindah ke Kamboja
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
21 August 2019 06:54

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Foster Electronic yang berlokasi di Kawasan Industri Muka Kuning, Batam, Kepulauan Riau, dikabarkan telah merelokasi pabriknya ke negara Kamboja (ralat: sebelumnya tertulis Myanmar). Pabrik elektronik ini diketahui telah tutup sejak Januari 2019 lalu.
Dikonfirmasi lebih lanjut, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) Edy Putra Irawady membenarkan kabar relokasi tersebut.
"Ya sudah lama, karena upah buruh," kata Edy kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/8/2019).
Ia menjelaskan relokasi PT Foster Electronic merupakan hal wajar mengingat perusahaan tersebut tidak terikat pada lokasi tertentu untuk beroperasi. Menurut Edy, upah tenaga kerja murah menjadi alasan perusahaan merelokasi usahanya ke Kamboja.
"Itu industri footloose, gampang pindah, cari upah murah," lanjut Edy.
Dampak relokasi PT Foster Electronic berimbas pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tenaga kerja di sana. Namun, Edy mengatakan tidak mengetahui persis jumlah karyawan yang terkena PHK.
"Yang memantau persis angkanya pasti Dinas Tenaga Kerja dan Pemkot (Batam), menurut saya pasti sudah tertepati lagi karena investasi baru yang masuk juga banyak," kata Edy.
Lebih lanjut dijelaskan Edy, para pekerja ini kemudian diarahkan untuk mengikuti program vokasi untuk meningkatkan skill mereka agar dapat terserap di perusahaan baru.
Terkait PHK, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal sempat mengungkapkan sebanyak 2.000 pekerja di Batam berpotensi terkena PHK akibat tutupnya dua pabrik elektronik PT Foster dan PT Unisem.
Untuk PTUnisem sendiri, Edy mengatakan masih beroperasi sampai saat ini namun dalam kondisi perampingan (downsizing) akibat persaingan industri.
(sef/sef) Next Article Parah! Industri di Batam Sedang Sakit Kronis
Dikonfirmasi lebih lanjut, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) Edy Putra Irawady membenarkan kabar relokasi tersebut.
"Ya sudah lama, karena upah buruh," kata Edy kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/8/2019).
Ia menjelaskan relokasi PT Foster Electronic merupakan hal wajar mengingat perusahaan tersebut tidak terikat pada lokasi tertentu untuk beroperasi. Menurut Edy, upah tenaga kerja murah menjadi alasan perusahaan merelokasi usahanya ke Kamboja.
"Itu industri footloose, gampang pindah, cari upah murah," lanjut Edy.
Dampak relokasi PT Foster Electronic berimbas pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tenaga kerja di sana. Namun, Edy mengatakan tidak mengetahui persis jumlah karyawan yang terkena PHK.
"Yang memantau persis angkanya pasti Dinas Tenaga Kerja dan Pemkot (Batam), menurut saya pasti sudah tertepati lagi karena investasi baru yang masuk juga banyak," kata Edy.
Lebih lanjut dijelaskan Edy, para pekerja ini kemudian diarahkan untuk mengikuti program vokasi untuk meningkatkan skill mereka agar dapat terserap di perusahaan baru.
Terkait PHK, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal sempat mengungkapkan sebanyak 2.000 pekerja di Batam berpotensi terkena PHK akibat tutupnya dua pabrik elektronik PT Foster dan PT Unisem.
Untuk PTUnisem sendiri, Edy mengatakan masih beroperasi sampai saat ini namun dalam kondisi perampingan (downsizing) akibat persaingan industri.
"PT Unisem masih berlanjut dan sudah ada kesepakatan terus berproduksi sampai order-ordernya selesai. Unisem masalahnya merugi 2 tahun berturut-turut karena persaingan," kata Edy.
=========
Catatan: Telah terjadi perubahan pada judul, sebelumnya tertulis Myanmar, kini jadi Kamboja
[Gambas:Video CNBC]
=========
Catatan: Telah terjadi perubahan pada judul, sebelumnya tertulis Myanmar, kini jadi Kamboja
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef) Next Article Parah! Industri di Batam Sedang Sakit Kronis
Most Popular