Fokus Daya Saing & SDM, Ini Dia Postur Lengkap APBN 2020

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
16 August 2019 16:25
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pendapatan negara pada tahun 2020 sebesar Rp 2.221,5 triliun, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2.164,7 triliun.
Foto: Ilustrasi Gedung Perkantoran di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia telah mengumumkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020.

Dalam pidatonya pada hari Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pendapatan negara pada tahun 2020 sebesar Rp 2.221,5 triliun, yang mana meningkat 9,3% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2.164,7 triliun.

Seperti biasa, pendapatan negara masih ditopang oleh penerimaan perpajakan, yang mana ditargetkan mencapai Rp 1.861,8 triliun pada tahun 2020. Target tersebut naik dari 13,8% tahun 2019 yang sebesar 1.786,4 triliun.

Porsi penerimaan perpajakan terhadap pendapatan negara mencapai 83,8%.

Sementara target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2020 hanya sebesar Rp 359,3 triliun atau 16,2% dari total pendapatan negara. Meski demikian, target PNBP kali ini turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 378,3 triliun.

Adapun Belanja Negara tahun 2020 direncanakan mencapai Rp 2.528,8 triliun atau 14,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Target Belanja Negara tahun ini juga naik dari tahun 2019 yang sebesar Rp 2.341,6 triliun.

Porsi Belanja Negara masih didominasi oleh Belanja Pemerintah Pusat , yaitu sebesar Rp 1.670 triliun atau 66%. Sedangkan sisanya, yaitu 34% atau Rp 856,8 triliun dialokasikan untuk Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Dari seluruh pos Belanja Pemerintah Pusat, 53% diantaranya dialokasikan untuk Belanja Kementerian/Lembaga (K/L), yaitu sebesar Rp 884,6 triliun. Sementara belanja non kementerian sebesar 47% atau Rp 785,4 triliun.

Pemerintah mengatakan bahwa efisiensi pemanfaatan anggaran akan terus dilakukan dan diikuti sinergi lintas kementerian. Selain itu pemerintah juga akan mendukung pemenuhan inisiatif Presiden dan Kegiatan Strategis Lainnya.

Sementara anggaran untuk Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang sebesar Rp 856,8 triliun meningkat 5,4%. Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mempercepat pembangunan di daerah.

Dengan postur anggaran yang sedemikian rupa, defisit anggaran pada tahun 2020 direncanakan hanya sebesar Rp 307,2 triliun atau sebesar 1,76% dari PDB. Angka target defisit tersebut lebih rendah daripada outlook APBN 2019 yang sebesar 1,93% PDB.

Defisit tersebut akan ditutupi oleh Pembiayaan Anggaran, yang sebagian besar akan dipenuhi dari Pembiayaan Utang yang mencapai Rp 351,9 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding outlook APBN 2019 yang sebesar Rp 373,9 triliun.

Pemerintah berkomitmen untuk mengarahkan pembiayaan utang dengan prinsip kehati-hatian dengan mengendalikan rasio utang dalam batas aman serta menjaga komposisi utang domestik dan valas.

Seiring dengan penurunan defisit anggaran, defisit keseimbangan primer juga dipersempit menjadi Rp 12 triliun yang mana turun dari outlook APBN 2019 sebesar Rp 34,7 triliun.


(taa/dru) Next Article Jokowi Sudah Gelontorkan Dana Desa Rp 189 T, Efektifkah?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular