Fitch: Defisit APBN 2020 Bakal Melebar ke 2,5% PDB

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
27 February 2020 19:02
Fitch Solutions memperkirakan, defisit anggaran Indonesia dalam APBN 2020 akan melebar menjadi 2,5%
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga analisis risiko negara dan industri, Fitch Solutions memperkirakan, defisit anggaran Indonesia dalam APBN 2020 akan melebar menjadi 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Proyeksi pelebaran defisit APBN pada 2020 tersebut, lebih besar dari realisasi defisit APBN 2019 yang sebesar 2,2%. Sekaligus merevisi proyeksi Fitch Solutions sebelumnya, yang memperkirakan defisit APBN 2020 sebesar 1,8%.

"Prakiraan kami didasarkan pada pandangan yang lebih konservatif tentang kemampuan pemerintah untuk memperluas basis pendapatannya, di tengah mewabahnya epidemi Covid-19 atau corona virus," tulis laporan Fitch Solutions yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (27/2/2020).

Lembaga riset yang berbasis di Inggris tersebut kurang optimistis pada kemampuan pemerintah Indonesia untuk bisa memperluas basis pendapatannya.

Oleh karena itu, Fitch Solutions meminta pemerintah untuk mengevaluasi lagi belanja negara akibat penerimaan yang tertekan di tahun ini.

"Karena kekurangan pendapatan, kami berharap pemerintah untuk memikirkan kembali rencana pengeluaran yang dianggarkan untuk memenuhi aturan konstitusional batasan defisit 3,0 persen dari PDB," jelasnya.

Fitch menyebut, ada tiga faktor utama yang akan mendorong pelebaran defisit anggaran di tahun ini. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang diproyeksi hanya 5,1%, lebih rendah dari perkiraan pemerintah tahun ini sebesar 5,3%.

Kedua, rencana pemerintah untuk memperluas basis penerimaan pajak dinilai akan sulit tercapai dan ketiga, rencana pemerintah untuk memperluas basis penerimaan pajak dinilai sulit tercapai.

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengamini apa yang disampaikan oleh Fitch Solutions. Pasalnya, penerimaan pada tahun ini akan lebih rendah dari realisasi pajak pada 2019 yang sebesar Rp 1.332,1 triliun.

"Ditambah pada Januari-Februari, pemerintah sudah melakukan pelelangan surat utang negara. Pada Februari sudah hampir Rp 30 triliun sampai Rp 36 triliun, itu mereka akan lelang. Sehingga awal tahun, sektor pajak pasti rendah," jelas Tauhid saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2020).

Di tambah sektor pajak dari sektor industri semua sektor pada 2019 sudah jauh dari target yang sebesar 4,5%. "Sektor industri lagi turun semua di 2019, growth hanya 3,28%. Padahal target mereka [pemerintah] 4,5%," jelas Tauhid.

Penilaian Fitch untuk APBN 2020 yang akan defisit 2,5% dari PDB menurut Tauhid sangat masuk akal. Karena kinerja industri secara global juga sedang terpapar karena adanya wabah corona.

"Kondisi domestik dan situasi lain, akan mempercepat proses penurunan penerimaan sektor pajak industri. Saya sepakat, yang dikhawatirkan lembaga internasional akan terjadi benar," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga telah memberi sinyal akan terjadi pelebaran defisit anggaran di tahun ini. Hal ini sebagai konsekuensi dari berbagai insentif yang diberikan pemerintah sekaligus adanya risiko virus corona.

Kendati demikian, Sri Mulyani enggan menyebutkan berapa angka yang pasti mengenai pelebaran defisit tersebut.

"Di dalam mengelola kebijakan fiskal, tentu kita ketahui bahwa ada pemasukan dan pengeluaran. Tapi tujuannya untuk kelola ekonomi. Jadi kalau ekonomi turun, penerimaan pajak lemah, kita memang harus siapkan diri untuk tingkatkan defisit," ujar Sri Mulyani dalam panel diskusi pagelaran Economic Outlook 2020 CNBC di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (26/2/2020).



[Gambas:Video CNBC]






(dru) Next Article Januari APBN Sudah Defisit Rp36 T, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular