
Menperin Klaim Ada Pabrik Relokasi dari China ke Kendal
Redaksi, CNBC Indonesia
15 August 2019 19:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana membentuk dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk sektor industri dan pariwisata. Keduanya adalah, KEK Likupang di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara dan KEK Kendal di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk KEK Kendal akan difokuskan untuk sektor industri. Ia mengklaim bahkan saat ini sudah perusahaan asal China yang relokasi ke KEK Kendal.
"Itu relokasi dari China sedang di beberapa tahap," ujarnya kepada wartawan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Menurut Airlangga, di KEK Kendal nanti akan dikembangkan industri yang menjadi priorotas pemerintah saat ini. Diharapkan akan mendatangkan investasi dengan cepat.
"KEK Kendal terkait industri prioritas orientasi ekspor termasuk furniture," kata dia.
Lebih lanjut, Airlangga memamerkan bahwa bukan China saja yang masuk ke KEK Kendal. Negara tetangga Singapura juga sudah mulai masuk terutama sektor furniture.
"Kemarin, furniture uda ada beberapa perusahaan yang masuk. Pertama Singapura. Sudah ada yang masuk, bahkan sudah produksi. Kalau di Kendal sudah ada inevstasi US$ 500 juta," tegasnya.
Pasar AS
Masih terkait dengan furnitur, Perang dagang AS-China dimanfaatkan pengusaha Indonesia sebagai peluang membidik pasar AS. Hal ini terlihat dari keikutsertaan tiga perusahaan furnitur dan produk dekorasi dalam Pameran Las Vegas Market 2019 yang berlangsung pada 28 Juli-1 Agustus 2019.
Ketiganya adalah PT Evoline Furniture Industry, Kasih Coop, dan Black Brew Bridge. Mereka berkolaborasi bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago dan Los Angeles di Amerika Serikat (AS).
"Pasar AS merupakan pasar yang sangat prospektif untuk produk furnitur. Selama lima hari pameran, Paviliun Indonesia mendapatkan respons yang sangat positif. Kami menerima inquiry dari 50 buyer potensial yang merupakan pelaku grosir dan peritel dengan potensi transaksi US$ 500 ribu," kata Kepala ITPC Chicago, Billy Anugrah dalam rilis pers yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (15/8/2019).
Kepala ITPC Los Angeles Antonius A. Budiman mengatakan, pasar AS untuk produk furnitur diperkirakan akan terus tumbuh. Lembaga survei pasar dunia seperti FactMR, Bloomberg, dan lainnya memperkirakan pasar AS untuk produk furnitur akan terus tumbuh sebesar 7-8% setiap tahunnya hingga 2025.
"Produk furnitur sudah sejak lama menjadi salah satu produk unggulan ekspor Indonesia, dan saat ini berada di urutan ke-9 dari total ekspor dari Indonesia ke AS. Nilai ekspor produk furnitur Indonesia ke AS juga tumbuh positif per tahunnya," ujar Antonius.
Ekspor produk furnitur Indonesia ke AS (HS 94) pada 2018 mencapai US$ 815 juta atau naik sekitar 11% dari 2017. Rata-rata pertumbuhan ekspornya tercatat positif sebesar 3,4% per tahun.
Antonius melanjutkan, peningkatan ekspor furnitur Indonesia ke AS, terutama berbahan dasar kayu tergolong masih tinggi berkat potensi pasar AS yang menjanjikan. Dari total nilai impor HS 94 ke AS, sekitar US$ 25 miliar atau 37,2% merupakan pasar khusus untuk produk furnitur berbahan dasar kayu. Menurutnya, Indonesia menempati peringkat ke-6 dengan pangsa pasar sekitar 3% untuk kategori produk furnitur berbahan kayu.
"Hal ini sejalan dengan struktur ekspor Indonesia ke AS. Hampir 80% total ekspor produk furnitur Indonesia ke AS merupakan produk furnitur berbahan dasar kayu dengan nilai ekspor USD 651,2 juta (HS 6 digit)," kata Antonius.
Adapun pada 2018, AS mengimpor produk furnitur (HS 94) dari seluruh dunia sebesar US$ 67 miliar, naik 7,4% dari tahun sebelumnya. Sejak 2014, impor produk furnitur AS juga secara konsisten menunjukkan pertumbuhan progresif, dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 6,6% per tahun.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Menko Airlangga Ungkap Faktor Penopang Pemulihan RI 2022
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk KEK Kendal akan difokuskan untuk sektor industri. Ia mengklaim bahkan saat ini sudah perusahaan asal China yang relokasi ke KEK Kendal.
"Itu relokasi dari China sedang di beberapa tahap," ujarnya kepada wartawan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
"KEK Kendal terkait industri prioritas orientasi ekspor termasuk furniture," kata dia.
Lebih lanjut, Airlangga memamerkan bahwa bukan China saja yang masuk ke KEK Kendal. Negara tetangga Singapura juga sudah mulai masuk terutama sektor furniture.
"Kemarin, furniture uda ada beberapa perusahaan yang masuk. Pertama Singapura. Sudah ada yang masuk, bahkan sudah produksi. Kalau di Kendal sudah ada inevstasi US$ 500 juta," tegasnya.
Pasar AS
Masih terkait dengan furnitur, Perang dagang AS-China dimanfaatkan pengusaha Indonesia sebagai peluang membidik pasar AS. Hal ini terlihat dari keikutsertaan tiga perusahaan furnitur dan produk dekorasi dalam Pameran Las Vegas Market 2019 yang berlangsung pada 28 Juli-1 Agustus 2019.
Ketiganya adalah PT Evoline Furniture Industry, Kasih Coop, dan Black Brew Bridge. Mereka berkolaborasi bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago dan Los Angeles di Amerika Serikat (AS).
"Pasar AS merupakan pasar yang sangat prospektif untuk produk furnitur. Selama lima hari pameran, Paviliun Indonesia mendapatkan respons yang sangat positif. Kami menerima inquiry dari 50 buyer potensial yang merupakan pelaku grosir dan peritel dengan potensi transaksi US$ 500 ribu," kata Kepala ITPC Chicago, Billy Anugrah dalam rilis pers yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (15/8/2019).
Kepala ITPC Los Angeles Antonius A. Budiman mengatakan, pasar AS untuk produk furnitur diperkirakan akan terus tumbuh. Lembaga survei pasar dunia seperti FactMR, Bloomberg, dan lainnya memperkirakan pasar AS untuk produk furnitur akan terus tumbuh sebesar 7-8% setiap tahunnya hingga 2025.
"Produk furnitur sudah sejak lama menjadi salah satu produk unggulan ekspor Indonesia, dan saat ini berada di urutan ke-9 dari total ekspor dari Indonesia ke AS. Nilai ekspor produk furnitur Indonesia ke AS juga tumbuh positif per tahunnya," ujar Antonius.
Ekspor produk furnitur Indonesia ke AS (HS 94) pada 2018 mencapai US$ 815 juta atau naik sekitar 11% dari 2017. Rata-rata pertumbuhan ekspornya tercatat positif sebesar 3,4% per tahun.
Antonius melanjutkan, peningkatan ekspor furnitur Indonesia ke AS, terutama berbahan dasar kayu tergolong masih tinggi berkat potensi pasar AS yang menjanjikan. Dari total nilai impor HS 94 ke AS, sekitar US$ 25 miliar atau 37,2% merupakan pasar khusus untuk produk furnitur berbahan dasar kayu. Menurutnya, Indonesia menempati peringkat ke-6 dengan pangsa pasar sekitar 3% untuk kategori produk furnitur berbahan kayu.
"Hal ini sejalan dengan struktur ekspor Indonesia ke AS. Hampir 80% total ekspor produk furnitur Indonesia ke AS merupakan produk furnitur berbahan dasar kayu dengan nilai ekspor USD 651,2 juta (HS 6 digit)," kata Antonius.
Adapun pada 2018, AS mengimpor produk furnitur (HS 94) dari seluruh dunia sebesar US$ 67 miliar, naik 7,4% dari tahun sebelumnya. Sejak 2014, impor produk furnitur AS juga secara konsisten menunjukkan pertumbuhan progresif, dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 6,6% per tahun.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Menko Airlangga Ungkap Faktor Penopang Pemulihan RI 2022
Most Popular