Properti Lesu, Bikin Kinerja BPR di Bali Anjlok

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
15 August 2019 19:40
Lesunya properti di Pulau Dewata ternyata berimbas pada kinerja perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Foto: Ilustrasi Bank (Designed by pikisuperstar / Freepik)
Jakarta, CNBC Indonesia- Lesunya properti di Pulau Dewata ternyata berimbas pada kinerja perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sekitar 50% dari total 135 BPR di Bali, mencatat Non Performing Loan (NPL) di atas 5%.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Elyanus Pongsoda kepada CNBC Indonesia, Kamis (15/8/2019). "Dari BPR yang sudah dipanggil, itu argumentasi pemegang saham dan pengurus (penyebab NPL tinggi) karena properti lesu," kata Elyanus.


BPR di Bali sebagian besar memberikan pembiayaan untuk bisnis properti. Sayangnya, dalam kurun dua tahun terakhir, bisnis properti meredup. Harga properti turun, tidak sebergairah dulu.

"Kalau misal dulu termasuk dia mengambil agunan tanah, nilainya Rp 1 miliar, sekarang harganya turun. Mau dijual susah tak ada yang mau ambil," imbuhnya.

Informasi saja, NPL di Bali terbilang tinggi. Hingga Juni 2019, NPL di BPR Bali 8,7 persen. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata NPL untuk BPR skala nasional yaitu 7,25%.



Angka kredit BPR di Bali tercatat terus naik. Tahun 2016 lalu, kredit macet di Bali mencapai 4,9%. Angka ini masih terpantau di bawah lima persen, yang merupakan batas aman kredit macet. Kemudian tahun 2017, angka itu naik menjadi 6,7%.

Selanjutnya, pada tahun 2018 kredit macet di Bali makin naik mencapai 8,11%. Hingga akhirnya pada Juni 2019, kredit macet di Bali sudah mencapai 8,7%.


(dob/dob) Next Article Fraud Masih Ancam BPR

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular