
Ada Mafia Tanah di Demo Hong Kong?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 August 2019 16:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi yang terus terjadi oleh massa pro demokrasi di Hong Kong beberapa pekan terakhir membuat banyak orang berspekulasi tentang bagaimana caranya menghentikan protes.
Baru-baru ini, seorang analis percaya bahwa cara yang paling tepat adalah mengambil alih kekuasaan dari taipan tanah di Hong Kong dan memperbaiki pasar properti yang sudah lama dikuasai kelompok crazy rich ini.
Seorang ekonom independen Andy Xie mengatakan dalam acara "Squawk Box" CNBC Internasional bahwa persoalan sosial yakni harga rumah yang terus melonjak adalah kunci kenapa demo tak kunjung usai.
"Hong Kong telah menjadi pressure cooker sejak lama," katanya seperti dilansir CNBC Indonesia dari CNBC Internasional, Kamis (15/8/2019).
Xie mengaitkan tingginya harga properti dengan pasar perumahan yang dipimpin oleh para "raja-raja" bisnis lokal. Sebagai mana diketahui sebelumnya penggerak demonstrasi Hong Kong merupakan para milenial.
"Sangat sulit untuk melihat bagaimana orang muda dapat merasakan harapan. Mereka tahu mereka tidak akan pernah mampu membeli tempat tinggal, jadi mereka tidak bisa memulai keluarga. Bagaimana mereka bisa maju dalam hidup? Keputusasaan dan perasaan ketidakbahagiaan yang mendalam, mendorong keresahan ini," jelas Xie.
Menurut laporan di April, Hong Kong adalah kota termahal di dunia untuk membeli rumah. Berdasarkan data, Centa-City Leading Index sebuah indikator yang digunakan secara luas tren harga perumahan kota, harga properti telah naik lebih dari 300% sejak tahun 2003.
Namun sayangnya, upah sebagian besar masyarakat mengalami stagnasi terus menerus. Meskipun pemerintah yang berwenang telah mengubah kebijakan perumahan beberapa kali, kebijakan tersebut dianggap tetap menguntungkan para pebisnis.
Pengembang swasta menahan tanah dan tidak membangun banyak rumah. Pengembang besar kebanyakan mencoba menekan pasar dan mendorong harga setinggi mungkin.
"Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka (pendemo) perlu mendengarkan Beijing, tetapi mungkin yang lebih penting, mereka (pendemo) benar-benar dipengaruhi oleh taipan properti besar," lanjut Xie lagi.
Xie yang juga kolumnis mengatakan struktur politik Hong Kong sangat berbeda dengan negara lainnya. Dalam opini yang ia tulis di South China Morning Post, ia berujar setiap kali ada gangguan di Hong Kong, Beijing akan meminta nasihat taipan-taipan ini.
"Beijing perlu menjauhkan diri dari para taipan di Hong Kong," katanya. "Orang-orang ini menyebabkan masalah di Hong Kong. Mereka seharusnya menjadi pebisnis biasa, tidak memiliki kekuatan politik (dan) diam di tempat,".
Komentar Xie muncul ketika para pemimpin bisnis ikut menyuarakan pendapat mereka, ketika protes mulai berdampak pada ekonomi Hong Kong. Taipan properti di Hong Kong mengeluarkan petisi bersama, ke surat kabar yang menyerukan agar masyarakat menghentikan protes illegal, dan memungkinkan kembalinya stabilitas.
CEO CITIC Capital Zhang Yichen memposting pemberitahuan yang menyerukan pemulihan hukum dan ketertiban di Hong Kong pada akun media sosial WeChat-nya. Pemberitahuan itu mendesak dukungan untuk pemerintah dan polisi Hong Kong.
Sementara itu, ribuan personil militer China terlihat berparade di stadium di Shenzhen, dekat otoritas Hong Kong. Kepolisian Bersenjata Rakyat China (PAP), yang berada di bawah Komisi Militer Pusat, dilaporkan berlatih formasi di kota tersebut.
Sebagaimana dilansir dari AFP, kendaraan lapis baja juga terlihat di dalam stadium kota itu. Ini semakin membangun keyakinan analis bahwa militer China akan turut mengintervensi demo yang sudah berlangsung 10 pekan di Hong Kong.
China belum pernah menggunakan kekuatan militer untuk Hong Kong sejak 1997. Sebelumnya, seorang pejabat senior meminta Beijing bertindak jika kerusuhan tak kunjung berakhir.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef) Next Article Horor Rumah Duka Hong Kong Penuh Jenazah Pasien Covid-19
Baru-baru ini, seorang analis percaya bahwa cara yang paling tepat adalah mengambil alih kekuasaan dari taipan tanah di Hong Kong dan memperbaiki pasar properti yang sudah lama dikuasai kelompok crazy rich ini.
Seorang ekonom independen Andy Xie mengatakan dalam acara "Squawk Box" CNBC Internasional bahwa persoalan sosial yakni harga rumah yang terus melonjak adalah kunci kenapa demo tak kunjung usai.
Xie mengaitkan tingginya harga properti dengan pasar perumahan yang dipimpin oleh para "raja-raja" bisnis lokal. Sebagai mana diketahui sebelumnya penggerak demonstrasi Hong Kong merupakan para milenial.
"Sangat sulit untuk melihat bagaimana orang muda dapat merasakan harapan. Mereka tahu mereka tidak akan pernah mampu membeli tempat tinggal, jadi mereka tidak bisa memulai keluarga. Bagaimana mereka bisa maju dalam hidup? Keputusasaan dan perasaan ketidakbahagiaan yang mendalam, mendorong keresahan ini," jelas Xie.
Menurut laporan di April, Hong Kong adalah kota termahal di dunia untuk membeli rumah. Berdasarkan data, Centa-City Leading Index sebuah indikator yang digunakan secara luas tren harga perumahan kota, harga properti telah naik lebih dari 300% sejak tahun 2003.
Namun sayangnya, upah sebagian besar masyarakat mengalami stagnasi terus menerus. Meskipun pemerintah yang berwenang telah mengubah kebijakan perumahan beberapa kali, kebijakan tersebut dianggap tetap menguntungkan para pebisnis.
Pengembang swasta menahan tanah dan tidak membangun banyak rumah. Pengembang besar kebanyakan mencoba menekan pasar dan mendorong harga setinggi mungkin.
"Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka (pendemo) perlu mendengarkan Beijing, tetapi mungkin yang lebih penting, mereka (pendemo) benar-benar dipengaruhi oleh taipan properti besar," lanjut Xie lagi.
Xie yang juga kolumnis mengatakan struktur politik Hong Kong sangat berbeda dengan negara lainnya. Dalam opini yang ia tulis di South China Morning Post, ia berujar setiap kali ada gangguan di Hong Kong, Beijing akan meminta nasihat taipan-taipan ini.
"Beijing perlu menjauhkan diri dari para taipan di Hong Kong," katanya. "Orang-orang ini menyebabkan masalah di Hong Kong. Mereka seharusnya menjadi pebisnis biasa, tidak memiliki kekuatan politik (dan) diam di tempat,".
Komentar Xie muncul ketika para pemimpin bisnis ikut menyuarakan pendapat mereka, ketika protes mulai berdampak pada ekonomi Hong Kong. Taipan properti di Hong Kong mengeluarkan petisi bersama, ke surat kabar yang menyerukan agar masyarakat menghentikan protes illegal, dan memungkinkan kembalinya stabilitas.
CEO CITIC Capital Zhang Yichen memposting pemberitahuan yang menyerukan pemulihan hukum dan ketertiban di Hong Kong pada akun media sosial WeChat-nya. Pemberitahuan itu mendesak dukungan untuk pemerintah dan polisi Hong Kong.
Sementara itu, ribuan personil militer China terlihat berparade di stadium di Shenzhen, dekat otoritas Hong Kong. Kepolisian Bersenjata Rakyat China (PAP), yang berada di bawah Komisi Militer Pusat, dilaporkan berlatih formasi di kota tersebut.
Sebagaimana dilansir dari AFP, kendaraan lapis baja juga terlihat di dalam stadium kota itu. Ini semakin membangun keyakinan analis bahwa militer China akan turut mengintervensi demo yang sudah berlangsung 10 pekan di Hong Kong.
China belum pernah menggunakan kekuatan militer untuk Hong Kong sejak 1997. Sebelumnya, seorang pejabat senior meminta Beijing bertindak jika kerusuhan tak kunjung berakhir.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef) Next Article Horor Rumah Duka Hong Kong Penuh Jenazah Pasien Covid-19
Most Popular