Pertamina Curhat, Ini Setumpuk Hambatan Proyek Energi Baru RI

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
14 August 2019 16:42
Pertamina sebut soal keekonomian menjadi hambatan utama kembangkan PLTP
Foto: Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu. (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mengakui ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi dalam mengembangan pembangkit berbahan bakar energi baru dan terbarukan. Paling besar adalah masalah keekonomian, seperti biaya investasi, insentif, tingkat pengembalian modal, dan sebagainya.

Sehingga, terobosan teknologi pun dirasa perlu untuk menetapkan ekonomi proyek, yang mana hal ini juga berlaku untuk proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP).



Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu dalam gelaran Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2019, di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Lebih lanjut, ia mengatakan, berdasarkan pengalaman perusahaan dalam mengembangkan panas bumi, ada beberapa hal yang dapat membantu dipecahkannya masalah keekonomian tersebut, misalnya penguatan rancangan proyek dan manajemen proyek melalui OTOBOSOR (on time, on budget, on scope dan on return).

"Ada juga peningkatan, model bisnis yang mendukung ekosistem bisnis yang menarik misalnya opsi pembiayaan dan insentif," jelas Dharmawan.

Selain itu, perlunya kebijakan dan peraturan pendukung baru, dan pembentukan bersama dalam akses pasar.

Di sisi lain, ditemui pada kesempatan yang sama, Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan, untuk meningkatkan investasi di panas bumi, harus diperbaiki dengan memperbaiki dan akurasi data eksplorasi.

"Kemudian membuat akses pembiayaan berbunga rendah, dan memastikan tarif listrik pembangkit panas bumi sesuai dengan apa yang diharapkan investor," tutur Bambang.

Adapun, pihaknya juga ingin mengusulkan adanya skema cascading tarif sebagai solusi masalah perbedaan tarif pembelian listrik. Yakni, tinggi di awal harga dan turun seiring waktu operasional.

"Mau kami usulkan untuk cascading tariff, yang mana harga memang tinggi di awal, tetapi menurun seiring berjalannya waktu operasi," pungkasnya.


(gus) Next Article Pertamina Siapkan Rp 38 T untuk Kembangkan Panas Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular