Carrie Lam: Demo Hong Kong "Tsunami" Bagi Bisnis

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 August 2019 18:35
Aksi protes di Hong Kong terus berlanjut. Protes diprediksi mengganggu bisnis.
Foto: Demo anti ekstradisi di Bandara Hong Kong (AP Photo/Vincent Thian)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, pada Jumat (9/8/19) mengatakan bahwa komunitas bisnis sangat khawatir dengan konsekuensi jangka panjang dari serangkaian demo yang terjadi di pusat keuangan Asia itu.

"Tekanan yang membuat ekonomi menurun telah menghantam seperti 'tsunami," kata Lam kepada media, di tengah-tengah para pemimpin bisnis sebagaimana dilansir Reuters.

Seperti diketahui, dalam dua bulan terakhir telah terjadi demo besar-besaran di Hong Kong. Demo yang dilakukan oleh ribuan hingga ratusan ribu orang tiap akhir pekan itu dipicu oleh rencana Hong Kong memberlakukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi.


RUU Ekstradisi ini akan memungkinkan para kriminal Hong Kong dikirim dan diadili ke China. Namun banyak warga Hong Kong beranggapan langkah ini akan membuat para kriminal menerima perlakuan tidak manusiawi apabila diekstradisi ke China dan mengikuti hukum negara itu.

Akibat serangkaian demo itu, RUU Ekstradisi telah ditangguhkan pada awal Juli lalu oleh Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Namun demo terus berlanjut hingga pekan lalu, di mana kekerasan turut mewarnai jalannya unjuk rasa.

Dilansir dari Channel News Asia, massa pro demokrasi terus bertahan di Bandara Internasional Hong Kong sebagai bentuk upaya meminta dukungan internasional. Para aktivis yang menggunakan pakaian hitam, duduk di aula kedatangan bandara sambil membawa poster berisi kutukan keras pada tindakan represif polisi.


"Tidak ada perusuh, (yang ada) hanya tirani," teriak para demonstran. Dalam poster yang dibawa, beberapa demonstran menuliskan keinginan untuk adanya "Revolusi dan Liberalisasi di Hong Kong".

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Akhirnya, Pemimpin Hong Kong Berdialog dengan Demonstran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular