Beda Sikap Pemprov DKI dan Kemenhub Soal Ganjil-Genap
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 August 2019 19:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemprov DKI Jakarta dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub punya pandangan berbeda soal penerapan perluasan kebijakan ganjil-genap di DKI Jakarta. Perbedaan ini meliputi periode waktu penerapan kebijakan tersebut.
Pemprov DKI memilih pelaksanaan ganjil-genap tetap menggunakan dua periode waktu yakni pagi dan sore. Namun, terdapat sedikit perubahan pada penerapan di sore hari.
"Pagi tetap mulai jam 6.00-10.00, sedangkan sore yang semula jam 16.00- 20.00 diperpanjang jadi sampai 21.00," ungkap Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).
Di sisi lain, BPTJ ingin waktu implementasi ganjil-genap di jalan arteri DKI Jakarta dapat berlangsung seperti Asian Games 2018 lalu.
"Seperti yang kita usulkan melalui surat kepada Bapak Gubernur DKI Jakarta pada awal bulan lalu, kita berharap ganjil genap dapat diterapkan kembali seperti pada saat penyelenggaraan Asian Games 2018 yaitu mulai pukul 06.00 - 21.00 WIB pada hari Senin - Jumat kecuali hari libur," ungkap Kepala BPTJ Bambang Prihartono melalui keterangan tertulis.
Usulan itu bukan tanpa alasan. Dia menilai, kini kecepatan kendaraan di jalan-jalan DKI Jakarta rata-rata menurun dibandingkan pada saat penyelenggaraan Asian Games 2018.
Saat berlangsungnya Asian Games rekapitulasi kecepatan jalan arteri yang diberlakukan ganjil genap mencapai 36,83 km/jam, maka data pada bulan Juli 2019 menunjukkan bahwa kecepatan turun menjadi 30,85 km/jam. Artinya jalanan di Jakarta saat ini makin tambah macet.
Adapun untuk Volume, Capacity, Ratio (VC Ratio) pada jalan arteri juga mengalami kenaikan. Pada saat Asian Games berlangsung, VC Ratio menunjukkan 0,60, namun pada bulan Juli 2019 tercatat naik menjadi 0,69. Artinya ruang jalan dengan volume kendaraan semakin rapat. VC Ratio naik berarti kepadatan kendaraan meningkat yang menyebabkan kelancaran arus lalu lintas berkurang.
Implementasi ganjil genap pada saat Asian Games 2018 juga berdampak pada kualitas udara di DKI Jakarta yang mengalami penurunan CO2 rata-rata sebesar 20,30 persen pada koridor jalan arteri yang diimplementasikan ganjil genap.
"Data-data tersebut menjadi bukti bahwa kebijakan ganjil genap cukup efektif menjadi solusi mengurangi kemacetan dan tentunya akan berdampak pula pada pengurangan polusi udara," kata Bambang.
(hoi/hoi) Next Article Catat! Ganjil Genap Masih Berlaku di 13 Ruas Jalan Jakarta
Pemprov DKI memilih pelaksanaan ganjil-genap tetap menggunakan dua periode waktu yakni pagi dan sore. Namun, terdapat sedikit perubahan pada penerapan di sore hari.
"Pagi tetap mulai jam 6.00-10.00, sedangkan sore yang semula jam 16.00- 20.00 diperpanjang jadi sampai 21.00," ungkap Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).
Di sisi lain, BPTJ ingin waktu implementasi ganjil-genap di jalan arteri DKI Jakarta dapat berlangsung seperti Asian Games 2018 lalu.
"Seperti yang kita usulkan melalui surat kepada Bapak Gubernur DKI Jakarta pada awal bulan lalu, kita berharap ganjil genap dapat diterapkan kembali seperti pada saat penyelenggaraan Asian Games 2018 yaitu mulai pukul 06.00 - 21.00 WIB pada hari Senin - Jumat kecuali hari libur," ungkap Kepala BPTJ Bambang Prihartono melalui keterangan tertulis.
Usulan itu bukan tanpa alasan. Dia menilai, kini kecepatan kendaraan di jalan-jalan DKI Jakarta rata-rata menurun dibandingkan pada saat penyelenggaraan Asian Games 2018.
Saat berlangsungnya Asian Games rekapitulasi kecepatan jalan arteri yang diberlakukan ganjil genap mencapai 36,83 km/jam, maka data pada bulan Juli 2019 menunjukkan bahwa kecepatan turun menjadi 30,85 km/jam. Artinya jalanan di Jakarta saat ini makin tambah macet.
Adapun untuk Volume, Capacity, Ratio (VC Ratio) pada jalan arteri juga mengalami kenaikan. Pada saat Asian Games berlangsung, VC Ratio menunjukkan 0,60, namun pada bulan Juli 2019 tercatat naik menjadi 0,69. Artinya ruang jalan dengan volume kendaraan semakin rapat. VC Ratio naik berarti kepadatan kendaraan meningkat yang menyebabkan kelancaran arus lalu lintas berkurang.
"Data-data tersebut menjadi bukti bahwa kebijakan ganjil genap cukup efektif menjadi solusi mengurangi kemacetan dan tentunya akan berdampak pula pada pengurangan polusi udara," kata Bambang.
(hoi/hoi) Next Article Catat! Ganjil Genap Masih Berlaku di 13 Ruas Jalan Jakarta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular