Cari Kerja Susah, Keyakinan Konsumen Turun 2 Bulan Beruntun

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
06 August 2019 14:27
Keyakinan konsumen Indonesia pada bulan Juli 2019 semakin terkikis.
Foto: Sejumlah massa buruh dari berbagai aliansi melakukan aksi unjuk rasa dalam memperingati Hari Buruh Internasional di depan di depan patung kuda Indosat, Monas Jalan Medan Merdeka, Rabu (1/5/2019).Dengan sejumlah tuntutan mereka datang dengan membawa bendera organisasi buruh masing-masing sambil berorasi. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC IndonesiaKeyakinan konsumen Indonesia pada bulan Juli 2019 semakin terkikis.

Hal itu terlihat dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), dimana nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Juli 2019 hanya sebesar 124,8 turun daru bulan sebelumnya yang sebesar 126,6.

Bahkan ini merupakan penurunan bulan kedua secara berturut-turut.

Sumber: Bank Indonesia


Sebagai informasi, nilai IKK di atas 100 mengindikasikan bahwa konsumen optimis terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Sementara nilai di bawah 100 berarti konsumen sedang pesimis.

Dua komponen pembentuk IKK, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Ekonomi (IEK) bergerak berlawanan arah pada bulan Juli.

Nilai IKE pada bulan Juli hanya sebesar 111,2, turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 114,7. Sementara IEK naik tipis menjadi 138,4 dari bulan sebelumnya yang sebesar 138,1.

Hal itu menjadi salah satu pertanda bahwa konsumen merasakan kondisi perekonomian tidak lebih baik saat ini dan tetap optimis akan membaik ke depannya.

Perlu diketahui bahwa IKE membandingkan kondisi saat ini dengan 6 bulan yang lalu. Sedangkan IEK memperkirakan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan.

Penurunan IKE disebabkan oleh penurunan seluruh komponen pembentuknya, terutama keyakinan terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini dan keyakinan terhadap penghasilan saat ini.

Penurunan optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja terjadi pada sebagian besar kelompok pendidikan, terutama kelompok akademi dan sarjana.

Bahkan pada Juli, indeks ketersediaan lapangan kerja kembali anjlok ke bawah level 100 yang menandakan adanya pesimisme di kalangan konsumen. Nilainya hanya 96,2 yang juga lebih rendah dibanding Mei 2019 atau dua bulan sebelumnya.

Sumber: Bank Indonesia


Sinyal-sinyal tersebut menandakan bahwa mencari kerja saat ini semakin sulit. Ada keterkaitan hal ini terhadap angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung tertahan di level 5%-an.

Data terbaru menunjukkan bahwa ada kuartal II-2019 pertumbuhan ekonomi RI hanya sebesar 5,05% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau melambat dibanding kuartal II-2018 yang sebesar 5,27% YoY.

Penurunan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja berdampak pada indeks pembelian barang tahan lama (durable goods) yang turun dari 116,6 menjadi 113,6. Ini Menunjukkan bahwa tingkat konsumsi agak terganggu di bulan Juli.

Sementara itu, kenaikan IEK ditopang oleh penguatan ekspektasi akan penghasilan ke depan. Konsumen memperkirakan penghasilan pada 6 bulan mendatang akan mengalami peningkatan, akibat ekspektasi responden terhadap kenaikan upah di awal tahun 2020.

Sumber: Bank Indonesia


Akan tetapi sebagai catatan, dia komponen pembentuk IEK turun, yaitu ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha. Seperti dikatakan sebelumnya, hal ini kemungkinan terkait dengan angka pertumbuhan ekonomi yang cenderung terbatas.

Sejalan dengan penurunan persepsi terhadap penghasilan di bulan Juli 2019, rata-rata porsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi turun dari 6,94% menjadi 68,8%. Penurunan konsumsi ini terjadi karena pada bulan sebelumnya ada hari raya Idul Fitri yang biasanya terjadi lonjakan konsumsi.

Di sisi lain, porsi pendapatan untuk tabungan turun dari 19,5% menjadi 19,1%. Adapun porsi pendapatan untuk pembayaran cicilan naik dari 11,2% menjadi 12,2%.

Sumber: Bank Indonesia


TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/dru) Next Article Tahun Politik, Optimisme Konsumen Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular