
PLN Beri Kompensasi Mati Listrik, Pengusaha Minta Tak Ribet
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
05 August 2019 21:01

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Pemadaman listrik di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan sekitarnya terjadi di akhir pekan, Minggu (4/8/2018). Namun, ada banyak sektor usaha yang beroperasi di akhir pekan tersebut sehingga mengalami kerugian materil ataupun non materil.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan dampak pemadaman utamanya dialami oleh jasa perdagangan seperti perbankan, perhotelan, perdagangan pasar modern (mall, supermarket, dan transportasi online).
Lalu, ada juga industri manufaktur yang beroperasi 24 jam per hari dan yang mempekerjakan lembur untuk mengejar target produksi atau shipment.
Pemadaman listrik terjadi sejak pukul 11.50 WIB sampai 22.00 WIB.
"Kerugian materil maupun non materil pelaku usaha belum dapat dihitung namun sudah jelas terjadi turunnya output produksi barang/jasa dan hilangnya jam kerja meskipun kejadian di hari Minggu," kata Hariyadi dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia, Senin (4/8/2019).
Selain itu pelaku usaha juga dibebankan tambahan beban biaya karena mengoperasikan sumber cadangan tenaga listrik seperti genset.
Dari sisi konsumen, Hariyadi menilai ada risiko turunnya kepercayaan customer dan buyer akibat keterlambatan shipment atau distribusi barang yang tidak sesuai waktu pengiriman yang sudah disepakati dalam kontrak order.
"Bahkan tidak tertutup kemungkinan harus menanggung biaya demurrage dan atau biaya air-freight karena tidak mudah untuk menggunakan alasan force major atas blackout aliran listrik," kata Hariyadi.
Ia berharap pernyataan manajemen PLN yang akan memberikan kompensasi biaya dapat benar-benar dilaksanakan sesuai kerugian pelaku usaha dengan prosedur yang sederhana dan tidak berbelit-belit.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menaksir potensi kerugian ritel di Jakarta mencapai Rp200 miliar akibat pemadaman listrik di DKI Jakarta. Perkiraan didasarkan pada 82 mal dan 2.500 toko ritel modern di Jakarta.
Kerugian besar itu dialami lantaran pemadaman listrik berlangsung sejak pukul 11.50 hingga pukul 22.00 WIB yang merupakan jam operasional bagi ritel. Ditambah lagi akhir pekan merupakan waktu luang masyarakat berkunjung ke gerai ritel modern atau pusat perbelanjaan.
"Potensi kehilangan penjualan terlihat betul, karena masyarakat akhirnya enggan atau membatalkan keinginan berbelanja nya," tambahnya.
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan PLN akan memberikan kompensasi berupa menggratiskan listrik. PLN akan memberikan kompensasi sesuai deklarasi tingkat mutu pelayanan dengan indikator lama gangguan.
(hoi/hoi) Next Article Tidak Ada Listrik, Pusat Belanja Bisa Tutup Lebih Awal
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan dampak pemadaman utamanya dialami oleh jasa perdagangan seperti perbankan, perhotelan, perdagangan pasar modern (mall, supermarket, dan transportasi online).
Lalu, ada juga industri manufaktur yang beroperasi 24 jam per hari dan yang mempekerjakan lembur untuk mengejar target produksi atau shipment.
Pemadaman listrik terjadi sejak pukul 11.50 WIB sampai 22.00 WIB.
"Kerugian materil maupun non materil pelaku usaha belum dapat dihitung namun sudah jelas terjadi turunnya output produksi barang/jasa dan hilangnya jam kerja meskipun kejadian di hari Minggu," kata Hariyadi dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia, Senin (4/8/2019).
Selain itu pelaku usaha juga dibebankan tambahan beban biaya karena mengoperasikan sumber cadangan tenaga listrik seperti genset.
Dari sisi konsumen, Hariyadi menilai ada risiko turunnya kepercayaan customer dan buyer akibat keterlambatan shipment atau distribusi barang yang tidak sesuai waktu pengiriman yang sudah disepakati dalam kontrak order.
"Bahkan tidak tertutup kemungkinan harus menanggung biaya demurrage dan atau biaya air-freight karena tidak mudah untuk menggunakan alasan force major atas blackout aliran listrik," kata Hariyadi.
Ia berharap pernyataan manajemen PLN yang akan memberikan kompensasi biaya dapat benar-benar dilaksanakan sesuai kerugian pelaku usaha dengan prosedur yang sederhana dan tidak berbelit-belit.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menaksir potensi kerugian ritel di Jakarta mencapai Rp200 miliar akibat pemadaman listrik di DKI Jakarta. Perkiraan didasarkan pada 82 mal dan 2.500 toko ritel modern di Jakarta.
Kerugian besar itu dialami lantaran pemadaman listrik berlangsung sejak pukul 11.50 hingga pukul 22.00 WIB yang merupakan jam operasional bagi ritel. Ditambah lagi akhir pekan merupakan waktu luang masyarakat berkunjung ke gerai ritel modern atau pusat perbelanjaan.
"Potensi kehilangan penjualan terlihat betul, karena masyarakat akhirnya enggan atau membatalkan keinginan berbelanja nya," tambahnya.
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan PLN akan memberikan kompensasi berupa menggratiskan listrik. PLN akan memberikan kompensasi sesuai deklarasi tingkat mutu pelayanan dengan indikator lama gangguan.
(hoi/hoi) Next Article Tidak Ada Listrik, Pusat Belanja Bisa Tutup Lebih Awal
Most Popular