Mati Listrik 2005 Lebih Parah, Seluruh Jawa-Bali Kena Getah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 August 2019 15:54
Hari ini, pemadaman listrik melanda sebagian besar daerah di Pulau Jawa
Ilustrasi Gardu Listrik (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, pemadaman listrik melanda sebagian besar daerah di Pulau Jawa. Kejadian ini membawa dampak yang tidak sedikit, ikut menyeret sektor transportasi, keuangan, dan telekomunikasi. 

Di bidang transportasi, kereta Commuter Line Jabodebek menjadi korban pemadaman listrik. Tidak tanggung-tanggung, seluruh perjalanan dihentikan. 

Kereta api Mass Rapid Transit (MRT) pun turut jadi korban. Bahkan kereta 'mogok' di bawah tanah, yang membuat pengguna harus segera dievakuasi. 

Sementara di bidang keuangan, beberapa Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tidak menempel di kantor cabang bank atau pusat perbelanjaan bakal sulit beroperasi karena tidak ada pasokan listrik. Kemudian di bidang telekomunikasi, layanan beberapa provider terpantau mengalami gangguan. 

Apa yang terjadi hari ini mengingatkan kita pada kejadian 2005. Bahkan yang sekarang mungkin tidak ada apa-apanya, karena pada 2005 lebih parah lagi. Dirasakan oleh seluruh Jawa-Bali! 

Pada 18 Agustus 2005 sekira pukul 09:00 WIB, pasokan listrik di Jawa-Bali mendadak putus. Penyebabnya adalah kerusakan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Saguling, Cibinong, dan Cilegon. Ini membuat sistem kehilangan pasokan hampir 50%. 

Dalam hitungan PT PLN (Persero) kala itu, pemadaman listrik dirasakan oleh 120 juta pelanggan atau separuh penduduk Indonesia. Di daerah Jakarta dan Banten, pemadaman memang 'hanya' sekitar 3 jam. Namun untuk seluruh Jawa-Bali membutuhkan waktu hingga 24 jam. 

Insiden itu sampai mendapat perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 22 Agustus, SBY menggelar rapat dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Kapolri Sutanto, dan Kepala BIN Syamsir Siregar. Namun pemerintah menegaskan pemadaman massal kala itu tidak terkait dengan aksi sabotase atau terorisme, hanya kesalahan teknis. 

Kejadian hari ini dan 2005 adalah sebuah pelajaran. Permintaan listrik terus bertambah karena geliat ekonomi dan kemajuan teknologi. Namun kalau kapasitas pasokan tidak bertambah, insiden seperti ini bisa kembali terulang pada masa mendatang.    


(aji/aji) Next Article Banjir Jakarta, PLN Disjaya Padamkan Listrik di 15 Gardu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular