
Ternyata, 70% Polusi Udara Jakarta Disumbang Mobil & Motor
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
01 August 2019 13:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebesar 70% polusi udara di Jakarta ternyata disumbang oleh polusi kendaraan bermotor. Hal itu disampaikan Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, hari ini.
Penyebab polusi udara ini, menurut Made, diketahui begitu PLN menemui pihak-pihak terkait saat isu polusi udara hangat dibahas beberapa waktu lalu. "Kita mendengarkan langsung bahwa salah satu kontributor polusi udara di Jakarta katanya dari PLTU. Setelah kita rapatkan dengan pihak-pihak terkait maka ternyata bukan PLTU tapi 70% karena kendaraan," kata Made, Kamis (1/8/2019).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan polusi udara di Jakarta disebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), salah satunya PLTU milik PLN di Muara Karang, Jakarta Utara.
Pihak PLN menampik tudingan itu. Made mengklarifikasi bahwa pembangkit listrik terdekat milik PLN yang ada di Muara Karang, bukan PLTU melainkan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap). Tidak ada polutan yang dihasilkan PLTG.
"Jadi tidak ada polutannya. Yang paling dekat di sini PLTU adalah Suralaya [Banten] [jaraknya] lebih dari 100 km," ucap Made.
Made menambahkan debu yang berasal dari PLTU Suralaya tidak akan terbang lebih dari 30 km. Sehingga, mustahil bila polusi Jakarta
terjadi disebabkan aktivitas PLTU milik PLN.
Made juga menyatakan Jakarta tidak dikelilingi oleh PLTU. Pasalnya, kalau dikelilingi oleh PLTU tidak mungkin, kata Made, angin secara berjamaah masuk ke Jakarta.
"Jadi ini tidak benar dan bahkan bahwa kita setiap PLTU yang kita bangun sudah disertai dengan ultra critical reprisitator. Jadi
menangkap debu yang mempunyai potensi menyebar sehingga potensi debu langsung rontok ke bawah," jelasnya.
Akhir-akhir ini Jakarta diselimuti polusi udara yang tebal. Berdasarkan laman resmi AirVisual, kualitas udara di wilayah
Rawamangun, Jakarta Timur, merupakan yang paling buruk di antara wilayah lain dengan angka 166.
(gus) Next Article Jakarta Darurat Polusi Udara
Penyebab polusi udara ini, menurut Made, diketahui begitu PLN menemui pihak-pihak terkait saat isu polusi udara hangat dibahas beberapa waktu lalu. "Kita mendengarkan langsung bahwa salah satu kontributor polusi udara di Jakarta katanya dari PLTU. Setelah kita rapatkan dengan pihak-pihak terkait maka ternyata bukan PLTU tapi 70% karena kendaraan," kata Made, Kamis (1/8/2019).
Pihak PLN menampik tudingan itu. Made mengklarifikasi bahwa pembangkit listrik terdekat milik PLN yang ada di Muara Karang, bukan PLTU melainkan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap). Tidak ada polutan yang dihasilkan PLTG.
"Jadi tidak ada polutannya. Yang paling dekat di sini PLTU adalah Suralaya [Banten] [jaraknya] lebih dari 100 km," ucap Made.
Made menambahkan debu yang berasal dari PLTU Suralaya tidak akan terbang lebih dari 30 km. Sehingga, mustahil bila polusi Jakarta
terjadi disebabkan aktivitas PLTU milik PLN.
Made juga menyatakan Jakarta tidak dikelilingi oleh PLTU. Pasalnya, kalau dikelilingi oleh PLTU tidak mungkin, kata Made, angin secara berjamaah masuk ke Jakarta.
"Jadi ini tidak benar dan bahkan bahwa kita setiap PLTU yang kita bangun sudah disertai dengan ultra critical reprisitator. Jadi
menangkap debu yang mempunyai potensi menyebar sehingga potensi debu langsung rontok ke bawah," jelasnya.
Akhir-akhir ini Jakarta diselimuti polusi udara yang tebal. Berdasarkan laman resmi AirVisual, kualitas udara di wilayah
Rawamangun, Jakarta Timur, merupakan yang paling buruk di antara wilayah lain dengan angka 166.
![]() |
(gus) Next Article Jakarta Darurat Polusi Udara
Most Popular