
Duh, Kasus Gelombang PHK Nissan Tak Bisa Dihindari
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
30 July 2019 18:28

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Produsen mobil Jepang Nissan memangkas jumlah karyawannya di pelbagai negara. Di Indonesia, terdapat 830 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dikutip dari detikcom, President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi mengatakan PHK merupakan bagian dari upaya Nissan untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi.
"Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi. Dari FY20-FY21 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perindustrian, Johny Darmawan menilai langkah PHK tidak dapat dihindari karena terjadi secara global.
"Nissan di dunia kan lagi turun. Tidak bisa dielakkan jika pengurangan karyawan. Namun, perusahaan harus membayar pesangon sesuai dengan aturan," kata Johnny kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/7/2019).
Ia mengatakan keputusan PHK memang bukan sesuatu yang mudah. Apalagi sejumlah industri lain seperti tekstil, sepatu, dan otomotif juga sedang dalam tren penurunan. Mengatasi persoalan ini, pemerintah bisa mengambil peran untuk menambah daya tarik dan mendorong kenaikan industri lainnya.
"Kita harapkan manufaktur meningkat cepat, bukan hanya Nissan, yang lain juga. Dan pemerintah bisa mencoba menghidupkan industri-industri lain sehingga ada yang naik ada yang turun," ucapnya.
Penerapan insentif berupa super deductible tax dianggap sudah tepat. Hal ini bisa menggairahkan tumbuhnya industri. Hanya saja perlu ada terobosan lain.
Dengan adanya kenaikan di industri lain, pekerja PHK bisa menemukan pekerjaan barunya.
"Mestinya begitu (industri yang naik dapat menyerap pekerja PHK)," kata Johnny.
(hoi/hoi) Next Article Tsunami PHK Lagi, Raksasa Otomotif Jepang Pangkas 9.000 Pekerja
Dikutip dari detikcom, President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi mengatakan PHK merupakan bagian dari upaya Nissan untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi.
"Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi. Dari FY20-FY21 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perindustrian, Johny Darmawan menilai langkah PHK tidak dapat dihindari karena terjadi secara global.
"Nissan di dunia kan lagi turun. Tidak bisa dielakkan jika pengurangan karyawan. Namun, perusahaan harus membayar pesangon sesuai dengan aturan," kata Johnny kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/7/2019).
Ia mengatakan keputusan PHK memang bukan sesuatu yang mudah. Apalagi sejumlah industri lain seperti tekstil, sepatu, dan otomotif juga sedang dalam tren penurunan. Mengatasi persoalan ini, pemerintah bisa mengambil peran untuk menambah daya tarik dan mendorong kenaikan industri lainnya.
"Kita harapkan manufaktur meningkat cepat, bukan hanya Nissan, yang lain juga. Dan pemerintah bisa mencoba menghidupkan industri-industri lain sehingga ada yang naik ada yang turun," ucapnya.
Penerapan insentif berupa super deductible tax dianggap sudah tepat. Hal ini bisa menggairahkan tumbuhnya industri. Hanya saja perlu ada terobosan lain.
Dengan adanya kenaikan di industri lain, pekerja PHK bisa menemukan pekerjaan barunya.
"Mestinya begitu (industri yang naik dapat menyerap pekerja PHK)," kata Johnny.
(hoi/hoi) Next Article Tsunami PHK Lagi, Raksasa Otomotif Jepang Pangkas 9.000 Pekerja
Most Popular