Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu lalu dunia maya Indonesia dibuat heboh oleh sebuah pesan keluhan tentang penawaran gaji yang diterima oleh seorang netizen.
Dalam pesan yang ditulis melalui fitur instagram story, netizen yang mengaku alumni Universitas Indonesia (UI) itu kecewa karena sebuah perusahaan 'hanya' menawarkan dirinya gaji sebesar Rp 8 juta/bulan.
Dirinya berpendapat nominal tersebut terlalu rendah untuk seorang lulusan baru (fresh graduate) universitas yang katanya nomor 1 itu.
Dalam hal ini, belum diketahui dengan pasti apa maksud dan tujuan pesan tersebut. Entah yang menulis benar-benar lulusan UI atau bukan juga tidak dapat dikonfirmasi. Pun perihal penawaran gaji Rp 8 juta oleh perusahaan juga masih simpang-siur.
 Foto: Viral Gaji 8 Juta (dok. twitter @askmenfess via @WidasSatyo) |
Akan tetapi dunia maya sudah keburu dibuat heboh. Padahal bisa saja itu hanya pesan yang dibuat oleh orang iseng untuk membuat panas suasana.
Namun sisi baiknya, pembahasan mengenai pendapatan lulusan perguruan tinggi menjadi terangkat ke permukaan. Pasalnya, meskipun tabu, pengetahuan mengenai potensi pendapatan penting bagi calon-calon lulusan, bahkan calon mahasiswa.
Dengan mengetahui 'proyeksi' pendapatan, seseorang dapat menentukan pilihan jalan hidup yang ingin diambil. Seringkali berhubungan erat dengan pemilihan universitas dan jurusannya.
Terlepas dari benar atau tidaknya pesan dari si 'gaji Rp 8 juta', berapa sih gaji yang pantas bagi lulusan universitas?
Untuk menjawab hal itu, ada baiknya untuk menilik profil lulusan universitas top di Indonesia.
Dalam hal ini, Tim Riset CNBC Indonesia mengambil data hasil survei Tracer Study yang dilakukan oleh masing-masing Universitas. Tracer Study merupakan survei yang dilakukan universitas dengan responden berupa alumni yang telah lulus dalam kurun waktu 1-3 tahun.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 >>>
Universitas IndonesiaDalam hasil Tracer Study Universitas Indonesia 2017-2018, ternyata gaji yang diterima lulusannya sangat bervariasi, mulai dari rentang kurang dari Rp 3 juta hingga Rp 15 juta.
Kenyataannya, dari 1.505 responden yang seluruhnya merupakan alumni UI, sebanyak 46,2% diantaranya memiliki kisaran pendapatan Rp 3-6 juta/bulan.
Namun ada juga 7,7% alumni UI yang masih memiliki pendapatan di bawah Rp 3 juta/bulan atau lebih rendah ketimbang Upah Minimum Regional (UMR) DKI Jakarta yang sebesar Rp 3,4 juta/bulan.
Tapi jangan salah, ada juga 5,7% golongan alumni UI yang bisa mendapatkan gaji di atar Rp 15 juta/bulan.
Secara umum, 70,7% alumni Strata 1 (S1) UI bekerja di perusahaan swasta. Sementara yang bekerja di instansi pemerintahan dan wiraswasta masing-masing sebesar 25,5% dan 4,3%.
Institut Teknologi BandungAgak sedikit berbeda, hasil Tracer Studi Institut Teknologi Bandung (ITB) 2018 tidak memaparkan gaji lulusannya dalam rentang melainkan dalam rata-rata (mean) dan nilai tengah (median).
Secara umum, rata-rata gaji dari 1.779 responden alumni ITB angkatan 2011 (lulus tahun 2015; asumsi masa belajar 4 tahun) adalah sebesar Rp 8,25 juta/bulan. Sementara nilai tengahnya adalah Rp 6,9 juta/bulan.
Tapi jangan kaget, angka maksimal yang dicatat Tracer Study ITB 2018 adalah sebesar Rp 120 juta/bulan.
 Gaji per Bulan dan Bonus Tahunan lulusan ITB; Sumber: Tracer Study ITB 2018 |
ITB juga mengategorikan rata-rata gaji untuk setiap jurusannya.
Paling tinggi adalah Teknik Informatika, dimana rata-rata gajinya sebesar Rp 14 juta/bulan. Disusul jurusan Manajemen dan Teknik Pertambangan dengan rata-rata gaji masing-masing Rp 9,57 juta/bulan dan Rp 9,3 juta/bulan.
Namun, ITB tidak hanya mencatat gaji, namun juga ada bonus per tahun. Pasalnya, banyak perusahaan menerapkan kebijakan bonus yang besar untuk mengurangi besaran pajak penghasilan (PPh).
Rata-ratanya, alumni ITB mendapatkan bonus sebesar Rp 25 juta per tahun. Paling besar, ada yang mendapatkan bonus mencapai Rp 450 juta per tahun.
 Penghasilan Alumni ITB Berdasarkan Jurusan; Sumber: Tracer Study ITB 2018 |
Sudah Pantas Minta Gaji Lebih dari Rp 8 Juta?Pada hakikatnya derajat kepantasan besaran gaji tidak dapat dijawab dengan saklek. Tidak ada rumus A+B=C dalam penentuan gaji.
Karena nyatanya, sebagian besar lulusan UI (hasil Tracer Study) mendapatkan gaji kurang dari Rp 8 juta/bulan. Tapi rata-rata lulusan ITB secara rata-rata mendapat sedikit di atas Rp 8 juta/bulan. Namun, ada golongan-golongan manusia yang mendapat gaji lebih dari RP 15 juta/bulan. Bahkan hanya 1-3 tahun setelah lulu S1.
Artinya, sah-sah saja apabila seseorang lulusan S1 mengharapkan penghasilan yang agak tinggi.
Pasar tenaga kerja merupakan pasar terbuka. Hukum penawaran-permintaan juga berlaku, layaknya di pasar apapun.
Akan tetapi perlu diingat bahwa pemilihan pekerjaan akan sangat berpengaruh kepada penghasilan yang ditawarkan.
Contohya jika lulusan S1 mendaftar sebagai buruh bangunan, sudah pasti tidak akan mendapat gaji yang tinggi. Karena berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), upah harian buruh bangunan di perkotaan per Juni 2019 adalah sebesar Rp 88.708.
Ada hitung-hitungan produktivitas yang berbeda pada setiap industri dan jenis pekerjaan. Maka dari itu, pengetahuan tingkat gaji di setiap industri penting untuk menerka penghasilan di masa depan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah gaji bersifat konfidensial. Keluhan mengenai ketidaksesuaian gaji yang disebarluaskan (apalagi melalui internet) akan memiliki dampak buruk bagi si pengeluh.
Pasalnya itu akan menunjukkan lemahnya pengetahuan akan keadaan industri saat ini. Tentu bukan hal yang patut dibanggakan dan dinilai baik oleh pelaku industri.
Minim pengetahuan tapi minta gaji gede agaknya patut ditertawakan.
TIM RISET CNBC INDONESIA