
Listrik Surya Mau Digencarkan, PLN Sudah Siap?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
28 July 2019 15:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah pusat sedang menggencarkan penggunaan listrik tenaga surya (PLTS). Dewan Energi Nasional bahkan telah mematok penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 25% pada 2025.
Plt Direktur Utama PLN Djoko Abumanan, menegaskan bahwa pihaknya turut mendukung upaya tersebut. Pada 2025 mendatang, PLN juga menargetkan 23% penerapan EBT di sektor ketenagalistrikan, mulai dari sampah, geotermal, hingga panel surya.
"Kami melihat bahwa PLTS ini adalah kita yang dikatakan tadi pembangkit yang green. Green ini artinya apa, secara jangka panjang akan memberi tidak hanya PLN tapi masyarakat di sini," ungkapnya di sela acara kampanye Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap di komplek Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Minggu (28/7/2019).
Ia menegaskan bahwa PLN siap hadir jika ada masyarakat yang hendak memasang PLTS atap rumah. Langkah itu juga lebih efektif ketimbang membangun sebuah PLTU untuk penyediaan listrik. Skema PLTS di atap rumah jadi bagian kerja sama PLN dengan para pengguna listrik PLN dengan skema jual beli.
"Karena kalau PLN bikin PLTU harus bebaskan lahan ya, tapi kalau kita join di sini pasang panelnya kecil memang tapi kecil-kecil lama-lama menjadi bukit," tandasnya.
Sejalan dengan itu, PLN juga tengah menggencarkan pembangunan PLTS di luar Jawa. Dia menyebut, di wilayah sekitar Nusa Tenggara misalnya, PLN sudah memasang PLTS di 12 pulau. Selain itu, di sekitar Pulau Madura, PLN juga telah memasang PLTS di 9 pulau.
Kendati demikian, dia tak menampik bahwa pemasangan PLTS masih tergolong mahal. Hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri.
"Harga jual PLN hari ini di luar Jawa lebih mahal cost produksinya dibandingkan harga jual. Kalau begini makin rugi, nah kita minta warga bisa bikin sendiri kan tetap menggunakan listrik tapi juga ada partisipasi," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Tergenang Banjir, PLN Lakukan Inspeksi Sejumlah Gardu
Plt Direktur Utama PLN Djoko Abumanan, menegaskan bahwa pihaknya turut mendukung upaya tersebut. Pada 2025 mendatang, PLN juga menargetkan 23% penerapan EBT di sektor ketenagalistrikan, mulai dari sampah, geotermal, hingga panel surya.
"Kami melihat bahwa PLTS ini adalah kita yang dikatakan tadi pembangkit yang green. Green ini artinya apa, secara jangka panjang akan memberi tidak hanya PLN tapi masyarakat di sini," ungkapnya di sela acara kampanye Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap di komplek Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Minggu (28/7/2019).
Ia menegaskan bahwa PLN siap hadir jika ada masyarakat yang hendak memasang PLTS atap rumah. Langkah itu juga lebih efektif ketimbang membangun sebuah PLTU untuk penyediaan listrik. Skema PLTS di atap rumah jadi bagian kerja sama PLN dengan para pengguna listrik PLN dengan skema jual beli.
"Karena kalau PLN bikin PLTU harus bebaskan lahan ya, tapi kalau kita join di sini pasang panelnya kecil memang tapi kecil-kecil lama-lama menjadi bukit," tandasnya.
Sejalan dengan itu, PLN juga tengah menggencarkan pembangunan PLTS di luar Jawa. Dia menyebut, di wilayah sekitar Nusa Tenggara misalnya, PLN sudah memasang PLTS di 12 pulau. Selain itu, di sekitar Pulau Madura, PLN juga telah memasang PLTS di 9 pulau.
Kendati demikian, dia tak menampik bahwa pemasangan PLTS masih tergolong mahal. Hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri.
"Harga jual PLN hari ini di luar Jawa lebih mahal cost produksinya dibandingkan harga jual. Kalau begini makin rugi, nah kita minta warga bisa bikin sendiri kan tetap menggunakan listrik tapi juga ada partisipasi," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Tergenang Banjir, PLN Lakukan Inspeksi Sejumlah Gardu
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular