
KA Bandara Sepi Peminat, Pedagang di Stasiun Pilih Tutup
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
24 July 2019 15:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepinya penumpang kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) tercermin lewat kondisi Stasiun Sudirman Baru/BNI City. Stasiun ini adalah titik awal bagi penumpang yang akan ke Bandara Soetta atau sebaliknya.
Pada Senin (22/7/2019), CNBC Indonesia mencoba mengamati langsung suasana stasiun selama beberapa jam. Stasiun yang mulai melayani penumpang sejak 26 Desember 2017 dan diresmikan pada 2 Januari 2018 itu didesain cukup megah.
Dengan luas area 21.748,63 meter persegi, stasiun ini menyediakan tenant-tenant seperti toko, restoran, kafe, bank dan supermarket. Lapangan parkir yang tersedia di stasiun cukup luas, dengan kapasitas 100 kendaraan.
Sayangnya, tak banyak yang memanfaatkan sederet kemewahan tersebut. Suasana lalu-lalang di area stasiun begitu kontras dengan kondisi Jalan Sudirman yang amat padat di luarnya.
Ketersediaan tenant-tenant juga tampak lesu. Para pekerjanya tak banyak direpotkan dengan permintaan pelanggan. Di sejumlah titik, masih banyak area tenant tak bertuan atau dengan kata lain belum ada minat membuka bisnis di tempat tersebut.
Kepala UPT Stasiun BNI City, Suhendar, menyebut, total tenant yang beroperasi saat ini sebanyak 8 buah. Jumlah itu tersebar di lantai 1 ada 5 unit, dan di lantai 2 ada 3 unit.
"Sekarang yang aktif totalnya 8 tenant. Kalau lihat dari fisik [bangunan stasiun], masih banyak lahan tersedia," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, kemarin.
Hanya saja, dia tidak bisa menjelaskan berapa rincian jumlah perkiraan area yang masih tersedia. Pasalnya, pembagian area untuk tenant-tenant diukur berdasarkan kontrak yang berbeda-beda.
"Kalau tenant kan sewa luasan. Hitungannya per meter, itu sesuai kebutuhan. Nanti bisa disekat-sekat lagi semi-permanen sesuai luasan lahan yang dibutuhkan," ungkapnya.
Sejauh ini, area yang masih banyak kosong terdapat di lantai kedua. Belum lama ini, dia menyebut, ada tenant yang memilih tutup karena sepi pembeli.
"Kemarin sempat ada tenant baru buka hanya beberapa bulan kemudian tutup. Mungkin karena enggak laku, waktu itu masih sepi, jadi sekarang tutup enggak buka lagi. Yang lainnya masih bertahan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kereta Bandara Sepi Bertarif Rp75 Ribu, Kemahalan?
Pada Senin (22/7/2019), CNBC Indonesia mencoba mengamati langsung suasana stasiun selama beberapa jam. Stasiun yang mulai melayani penumpang sejak 26 Desember 2017 dan diresmikan pada 2 Januari 2018 itu didesain cukup megah.
Dengan luas area 21.748,63 meter persegi, stasiun ini menyediakan tenant-tenant seperti toko, restoran, kafe, bank dan supermarket. Lapangan parkir yang tersedia di stasiun cukup luas, dengan kapasitas 100 kendaraan.
Sayangnya, tak banyak yang memanfaatkan sederet kemewahan tersebut. Suasana lalu-lalang di area stasiun begitu kontras dengan kondisi Jalan Sudirman yang amat padat di luarnya.
Ketersediaan tenant-tenant juga tampak lesu. Para pekerjanya tak banyak direpotkan dengan permintaan pelanggan. Di sejumlah titik, masih banyak area tenant tak bertuan atau dengan kata lain belum ada minat membuka bisnis di tempat tersebut.
Kepala UPT Stasiun BNI City, Suhendar, menyebut, total tenant yang beroperasi saat ini sebanyak 8 buah. Jumlah itu tersebar di lantai 1 ada 5 unit, dan di lantai 2 ada 3 unit.
"Sekarang yang aktif totalnya 8 tenant. Kalau lihat dari fisik [bangunan stasiun], masih banyak lahan tersedia," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, kemarin.
Hanya saja, dia tidak bisa menjelaskan berapa rincian jumlah perkiraan area yang masih tersedia. Pasalnya, pembagian area untuk tenant-tenant diukur berdasarkan kontrak yang berbeda-beda.
"Kalau tenant kan sewa luasan. Hitungannya per meter, itu sesuai kebutuhan. Nanti bisa disekat-sekat lagi semi-permanen sesuai luasan lahan yang dibutuhkan," ungkapnya.
Sejauh ini, area yang masih banyak kosong terdapat di lantai kedua. Belum lama ini, dia menyebut, ada tenant yang memilih tutup karena sepi pembeli.
"Kemarin sempat ada tenant baru buka hanya beberapa bulan kemudian tutup. Mungkin karena enggak laku, waktu itu masih sepi, jadi sekarang tutup enggak buka lagi. Yang lainnya masih bertahan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kereta Bandara Sepi Bertarif Rp75 Ribu, Kemahalan?
Most Popular