
Semester I, Investasi Migas Baru RI Capai US$ 5,21 Miliar
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 July 2019 19:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi investasi hulu migas nasional hingga Juni 2019 tercatat baru US$ 5,21 miliar atau 35,23% dari target US$ 14,79 miliar.
Kendati demikian, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengklaim capaian ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, lanjut Dwi, investasi migas mencapai titik terendah pada 2017. Tapi kini investasi migas ini sudah dalam tren membaik.
Realisasi ini meningkat 16% dibandingkan investasi migas periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 4,5 miliar.
"Diharapkan (peningkatan investasi) akan terus berlanjut di semester kedua, khususnya di eksplorasi dengan adanya komitmen kerja pasti (KKP) US$ 2,1 miliar," ujar Dwi saat dijumpai dalam konferensi pers kinerja hulu migas semester I-2019, di Jakarta, Jumat (19/7/2019).
"Di awal tahun progresnya memang masih kecil, karena banyak persiapan, tapi kami tetap kejar target investasi tersebut," tambah Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menambahkan, pada bulan ini akan ada penambahan komitmen investasi US$ 250 miliar yang masuk dalam KKP. Tambahan ini datang dari proyek pengembangan. Sehingga total KKP akan menjadi US$ 2,4 miliar.
Dengan adanya tambahan KKP tersebut, Dwi optimistis rencana investasi ini akan terealisasi mengingat KKP bersifat mengikat perusahaan migas.
Adapun untuk tahun ini, pihaknya melihat kegiatan eksplorasi juga sudah membaik. Kegiatan pengeboran eksplorasi sampai Juni lalu tercatat naik 63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Demikian juga dengan pengeboran sumur pengeboran semester pertama tahun ini juga naik 5% dibandingkan tahun lalu, sedangkan kegiatan kerja ulang naik 5%.
Dengan begitu, lanjut Dwi, pihaknya melihat geliat eksplorasi mulai terasa dampak dari berbagai insentif kewajiban dan sistem yang sedang dikembangkan hulu migas.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Fatar Yani, merinci dari rencana pengeboran sumur eksplorasi tahun ini sebanyak 44 sumur, sampai Juni lalu telah terealisasi 18 sumur. Sementara pengeboran sumur eksplorasi pada periode yang sama tahun lalu hanya 11 sumur.
Kemudian untuk sumur pengembangan yang ditargetkan sebanyak 345 sumur, dan yang sudah dibor ada 135 sumur dan lainnya sedang progres. Pengeboran sumur pengembangan ini juga diklaim SKK Migas lebih baik dari tahun lalu yang sebanyak 129 sumur.
Selain itu, di sisa tahun ini, Dwi menyatakan akan ada 9 proyek migas yang mulai beroperasi. "Satu proyek sudah on stream di Maret, yakni Terang Sirasun Batur," ujar dia.
Berdasarkan data SKK Migas, pada kuartal ketiga, ada Proyek Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 20 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) oleh PT Tropik Energi Pandan yang akan on stream pada Juli ini. Selanjutnya, Proyek Suban Compression 100 mmscfd oleh ConocoPhilips (Grissik) Ltd dengan nilai investasi US$ 440 juta dijadwalkan beroperasi pada Agustus.
Sisa proyek lainnya yang akan beroperasi di kuartal terakhir tahun ini yakni Proyek YY yang masih dijadwalkan onstream tahun ini, dengan produksi minyak 4.605 bph dan 25,5 mmscfd oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) dengan nilai investasi US$ 56 juta di Oktober.
Selanjutnya, empat proyek dijadwalkan beroperasi di November 2019. Rincinya, Buntal-5 45 mmscfd oleh Medco E&P Natuna Ltd dengan nilai investasi US$ 33 juta, Bison-Iguana-Gajah Putri 163 mmscfd oleh Premiere Oil Natuna Sea BV dengan nilai investasi US$ 171 juta, Temelat oleh PT Medco E&P Indonesia dengan perkiraan produksi 10 mmscfd dengan nilai investasi US$ 11 juta, dan Panen dengan estimasi produksi 2.000 bph oleh PetroChina International Jabung Ltd dengan investasi US$ 17 juta.
Terakhir, dua proyek akan beroperasi di Desember. Rincinya, Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd dengan perkiraan produksi 3.182 bph dan gas 31 mmscfd dengan nilai investasi US$ 15 juta, serta Proyek Full Well Stream Kedung Keris dengan produksi 3.800 bph oleh Exxon Mobil Cepu Ltd dengan investasi US$ 72 juta.
Ke depannya, SKK Migas optimis investasi migas akan terus meningkat hingga 2027. Pasalnya, terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar. Total produksi dari 42 proyek tersebut 1,1 juta boepd yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bph dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari. Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang menjadi prioritas.
Dwi menambahkan, adanya 10 proyek yang beroperasi juga akan turut menggenjot produksi migas tahun ini.
"Proyek ini akan menambah minyak 13.487 bph dan gas 491,5 mmscfd, menggantikan lapangan lain yang sudah decline," pungkasnya.
(wed/wed) Next Article Dwi Soetjipto & Nasib Investasi Asing di Proyek Migas RI
Kendati demikian, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengklaim capaian ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, lanjut Dwi, investasi migas mencapai titik terendah pada 2017. Tapi kini investasi migas ini sudah dalam tren membaik.
Realisasi ini meningkat 16% dibandingkan investasi migas periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 4,5 miliar.
"Di awal tahun progresnya memang masih kecil, karena banyak persiapan, tapi kami tetap kejar target investasi tersebut," tambah Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menambahkan, pada bulan ini akan ada penambahan komitmen investasi US$ 250 miliar yang masuk dalam KKP. Tambahan ini datang dari proyek pengembangan. Sehingga total KKP akan menjadi US$ 2,4 miliar.
Dengan adanya tambahan KKP tersebut, Dwi optimistis rencana investasi ini akan terealisasi mengingat KKP bersifat mengikat perusahaan migas.
Adapun untuk tahun ini, pihaknya melihat kegiatan eksplorasi juga sudah membaik. Kegiatan pengeboran eksplorasi sampai Juni lalu tercatat naik 63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Demikian juga dengan pengeboran sumur pengeboran semester pertama tahun ini juga naik 5% dibandingkan tahun lalu, sedangkan kegiatan kerja ulang naik 5%.
Dengan begitu, lanjut Dwi, pihaknya melihat geliat eksplorasi mulai terasa dampak dari berbagai insentif kewajiban dan sistem yang sedang dikembangkan hulu migas.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Fatar Yani, merinci dari rencana pengeboran sumur eksplorasi tahun ini sebanyak 44 sumur, sampai Juni lalu telah terealisasi 18 sumur. Sementara pengeboran sumur eksplorasi pada periode yang sama tahun lalu hanya 11 sumur.
Kemudian untuk sumur pengembangan yang ditargetkan sebanyak 345 sumur, dan yang sudah dibor ada 135 sumur dan lainnya sedang progres. Pengeboran sumur pengembangan ini juga diklaim SKK Migas lebih baik dari tahun lalu yang sebanyak 129 sumur.
Selain itu, di sisa tahun ini, Dwi menyatakan akan ada 9 proyek migas yang mulai beroperasi. "Satu proyek sudah on stream di Maret, yakni Terang Sirasun Batur," ujar dia.
Berdasarkan data SKK Migas, pada kuartal ketiga, ada Proyek Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 20 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) oleh PT Tropik Energi Pandan yang akan on stream pada Juli ini. Selanjutnya, Proyek Suban Compression 100 mmscfd oleh ConocoPhilips (Grissik) Ltd dengan nilai investasi US$ 440 juta dijadwalkan beroperasi pada Agustus.
Sisa proyek lainnya yang akan beroperasi di kuartal terakhir tahun ini yakni Proyek YY yang masih dijadwalkan onstream tahun ini, dengan produksi minyak 4.605 bph dan 25,5 mmscfd oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) dengan nilai investasi US$ 56 juta di Oktober.
Selanjutnya, empat proyek dijadwalkan beroperasi di November 2019. Rincinya, Buntal-5 45 mmscfd oleh Medco E&P Natuna Ltd dengan nilai investasi US$ 33 juta, Bison-Iguana-Gajah Putri 163 mmscfd oleh Premiere Oil Natuna Sea BV dengan nilai investasi US$ 171 juta, Temelat oleh PT Medco E&P Indonesia dengan perkiraan produksi 10 mmscfd dengan nilai investasi US$ 11 juta, dan Panen dengan estimasi produksi 2.000 bph oleh PetroChina International Jabung Ltd dengan investasi US$ 17 juta.
Terakhir, dua proyek akan beroperasi di Desember. Rincinya, Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd dengan perkiraan produksi 3.182 bph dan gas 31 mmscfd dengan nilai investasi US$ 15 juta, serta Proyek Full Well Stream Kedung Keris dengan produksi 3.800 bph oleh Exxon Mobil Cepu Ltd dengan investasi US$ 72 juta.
Ke depannya, SKK Migas optimis investasi migas akan terus meningkat hingga 2027. Pasalnya, terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar. Total produksi dari 42 proyek tersebut 1,1 juta boepd yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bph dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari. Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang menjadi prioritas.
Dwi menambahkan, adanya 10 proyek yang beroperasi juga akan turut menggenjot produksi migas tahun ini.
"Proyek ini akan menambah minyak 13.487 bph dan gas 491,5 mmscfd, menggantikan lapangan lain yang sudah decline," pungkasnya.
(wed/wed) Next Article Dwi Soetjipto & Nasib Investasi Asing di Proyek Migas RI
Most Popular