
SKK Migas Prediksi Lifting Migas Capai 98% di 2019
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 July 2019 18:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) hingga Juni 2019 mencapai 89% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang sebesar 2 juta barel setara minyak per hari (boepd).
Total lifting migas sebesar 1,8 juta boepd itu dengan rincian, lifting minyak 752 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 1,06 juta boepd. Target lifting migas 2019 diproyeksikan tercapai di semester II-2019, mengingat 9 dari 11 proyek yang akan mulai berproduksi (onstream) di kuartal tiga dan kuartal empat tahun 2019.
Deputi Operasi SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, memprediksi capaian lifting minyak sampai akhir tahun di kisaran 97-98%, atau 755 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas tidak jauh dari 1,056 juta boepd.
"Ini masalah komersial sehingga harus curtail (mengurangi) production di Kalimantan Timur. Kemudian, ada faktor bor sumur pengembangan tidak sesuai progonosa, atau di bawah prognosa," jelas Fatar saat paparan kinerja hulu migas semester satu di Jakarta, Jumat (19/7/2019).
"Kami akan lakukan high rate test untuk uji fasilitas yang telah dimodifikasi, tes ini akan bantu penambahan produksi," tambahnya.
Di samping itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyebutkan dalam upaya meningkatkan produksi migas, SKK Migas menerapkan empat strategi jangka panjang.
Langkah tersebut, yakni, pertama dengan mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi di antaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi (idle) serta mengimplementasikan inovasi dan teknologi tepat guna. Kedua, menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. Selain itu juga menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif.
Sementara itu, investasi hulu migas hingga Juni 2019 tercatat sebesar US$ 5,21 miliar. Jumlah ini meningkat 16% dibandingkan capaian di periode yang sama 2018. Investasi hulu migas ke depan diproyeksikan terus meningkat mengingat hingga 2027, terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar.
SKK Migas mencatat, total produksi dari 42 proyek tersebut sebesar 1,1 juta boepd yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bopd dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari. Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi migas demi memenuhi konsumsi migas domestik yang semakin meningkat.
Adapun, sampai dengan 30 Juni 2019, sebanyak 13 persetujuan rencana pengembangan lapangan (POD) sudah disetujui dan memberikan potensi tambahan cadangan migas sebesar 132 juta setara barel minyak (MMboe).
Jumlah tersebut secara akumulasi menghasilkan rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) sebesar 23,85% dari target APBN 2019 sebesar 100%. Revisi persetujuan POD pertama Lapangan Abadi yang telah ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 5 Juli 2019 secara otomatis akan meningkatkan angka RRR menjadi 300%.
(wed/wed) Next Article SKK Migas: Blok Masela Mulai Berproduksi Tahun 2027
Total lifting migas sebesar 1,8 juta boepd itu dengan rincian, lifting minyak 752 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 1,06 juta boepd. Target lifting migas 2019 diproyeksikan tercapai di semester II-2019, mengingat 9 dari 11 proyek yang akan mulai berproduksi (onstream) di kuartal tiga dan kuartal empat tahun 2019.
Deputi Operasi SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, memprediksi capaian lifting minyak sampai akhir tahun di kisaran 97-98%, atau 755 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas tidak jauh dari 1,056 juta boepd.
"Kami akan lakukan high rate test untuk uji fasilitas yang telah dimodifikasi, tes ini akan bantu penambahan produksi," tambahnya.
Di samping itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyebutkan dalam upaya meningkatkan produksi migas, SKK Migas menerapkan empat strategi jangka panjang.
Langkah tersebut, yakni, pertama dengan mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi di antaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi (idle) serta mengimplementasikan inovasi dan teknologi tepat guna. Kedua, menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. Selain itu juga menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif.
Sementara itu, investasi hulu migas hingga Juni 2019 tercatat sebesar US$ 5,21 miliar. Jumlah ini meningkat 16% dibandingkan capaian di periode yang sama 2018. Investasi hulu migas ke depan diproyeksikan terus meningkat mengingat hingga 2027, terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar.
SKK Migas mencatat, total produksi dari 42 proyek tersebut sebesar 1,1 juta boepd yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bopd dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari. Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi migas demi memenuhi konsumsi migas domestik yang semakin meningkat.
Adapun, sampai dengan 30 Juni 2019, sebanyak 13 persetujuan rencana pengembangan lapangan (POD) sudah disetujui dan memberikan potensi tambahan cadangan migas sebesar 132 juta setara barel minyak (MMboe).
Jumlah tersebut secara akumulasi menghasilkan rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) sebesar 23,85% dari target APBN 2019 sebesar 100%. Revisi persetujuan POD pertama Lapangan Abadi yang telah ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 5 Juli 2019 secara otomatis akan meningkatkan angka RRR menjadi 300%.
(wed/wed) Next Article SKK Migas: Blok Masela Mulai Berproduksi Tahun 2027
Most Popular