
Ada Semburan Gas, Produksi Minyak Pertamina Karawang Mundur
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 July 2019 18:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Jadwal produksi pertama (onstream) sumur minyak di Lapangan YY milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat, diprediksi mundur ke tahun depan. Target awalnya pada September 2019.
Direktur Operasional Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Fatar Yani Abdurrahman, mengatakan hal tersebut disebabkan adanya semburan gas pada sumur pengembangan di Lapangan YY tersebut.
"Ada satu hal yang kami sedang hadapi saat ini, sumur pengembangan yang ada di PHE di Lapangan YY yang diharapkan bisa berproduksi di tahun ini sebesar 4.600 barel per hari, kemungkinan besar akan bergeser ke tahun depan," kata dia dalam konferensi pers di kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (18/7/2019).
Lapangan YY sendiri sudah ditutup sejak Minggu, 14 Juli 2019 setelah gelembung-gelembung gas yang muncul makin banyak dan membesar. Karena ditutup total inilah, pengeboran tak bisa dilakukan, jadi mengganggu jadwal produksi.
"Tim SKK Migas bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, dan PHE ONWJ tengah menangani kondisi tersebut. Kami berharap dalam waktu dekat masalah gelembung gas sudah bisa diselesaikan. Dengan begitu, lapangan di sana sudah bisa beraktivitas lagi," tambahnya.
Sebelumnya, sempat terjadi kebocoran yang menyebabkan munculnya gelembung gas di Lapangan YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ). PT Pertamina (Persero) menyatakan kebocoran tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap produksi secara keseluruhan. Sebab, kebocoran hanya terjadi pada satu sumur saja, yaitu sumur reaktivasi YYA-1.
Sumur tersebut dioperatori PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang terletak dua kilometer (km) dari Perairan Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat. Gelembung tersebut sudah muncul sejak Jumat (12/7/2019) lalu.
"Produksinya enggak besar juga jadi kita bisa cover dengan yang lain. (Sumur) yang lain kan masih beroperasi," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, di Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/5/2019).
Diutarakan Nicke, saat ini perseroan telah mengaktifkan Tim Penanganan Kejadian (Incident Management Team/IMT) menangani insiden tersebut dan mengutamakan keselamatan pekerja.
Dia pun memaklumi bila jadwal produksi di Blok ONWJ menjadi mundur dari yang dijadwalkan.
"Bisa saja menjadi mundur (jadwal produksinya). Tapi yang penting buat kita itu keselamatan dulu. Produksi masih bisa dilakukan di sumur lain," jelas Nicke.
Fokus utama Pertamina, saat ini, lanjut dia adalah menghentikan gelembung gas dengan melakukan pengeboran. Selanjutnya, setelah keselamatan pekerja terselesaikan, perseroan akan menyiapkan langkah selanjutnya menangani dampak kebocoran terhadap pencemaran lingkungan.
"Kita sudah siapkan semua. Ada untuk whale bump semua sudah kita persiapkan jadi yang kita prioritaskan pertama adalah keselamatan pekerja, kedua adalah lingkungan, pencemaran lingkungan, itu kita persiapkan betul," tandas Nicke.
(wed/wed) Next Article Lifting Meleset dan Dapat Rapor Merah, Ini Kata Pertamina
Direktur Operasional Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Fatar Yani Abdurrahman, mengatakan hal tersebut disebabkan adanya semburan gas pada sumur pengembangan di Lapangan YY tersebut.
"Ada satu hal yang kami sedang hadapi saat ini, sumur pengembangan yang ada di PHE di Lapangan YY yang diharapkan bisa berproduksi di tahun ini sebesar 4.600 barel per hari, kemungkinan besar akan bergeser ke tahun depan," kata dia dalam konferensi pers di kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (18/7/2019).
"Tim SKK Migas bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, dan PHE ONWJ tengah menangani kondisi tersebut. Kami berharap dalam waktu dekat masalah gelembung gas sudah bisa diselesaikan. Dengan begitu, lapangan di sana sudah bisa beraktivitas lagi," tambahnya.
Sebelumnya, sempat terjadi kebocoran yang menyebabkan munculnya gelembung gas di Lapangan YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ). PT Pertamina (Persero) menyatakan kebocoran tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap produksi secara keseluruhan. Sebab, kebocoran hanya terjadi pada satu sumur saja, yaitu sumur reaktivasi YYA-1.
Sumur tersebut dioperatori PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang terletak dua kilometer (km) dari Perairan Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat. Gelembung tersebut sudah muncul sejak Jumat (12/7/2019) lalu.
"Produksinya enggak besar juga jadi kita bisa cover dengan yang lain. (Sumur) yang lain kan masih beroperasi," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, di Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/5/2019).
Diutarakan Nicke, saat ini perseroan telah mengaktifkan Tim Penanganan Kejadian (Incident Management Team/IMT) menangani insiden tersebut dan mengutamakan keselamatan pekerja.
Dia pun memaklumi bila jadwal produksi di Blok ONWJ menjadi mundur dari yang dijadwalkan.
"Bisa saja menjadi mundur (jadwal produksinya). Tapi yang penting buat kita itu keselamatan dulu. Produksi masih bisa dilakukan di sumur lain," jelas Nicke.
Fokus utama Pertamina, saat ini, lanjut dia adalah menghentikan gelembung gas dengan melakukan pengeboran. Selanjutnya, setelah keselamatan pekerja terselesaikan, perseroan akan menyiapkan langkah selanjutnya menangani dampak kebocoran terhadap pencemaran lingkungan.
"Kita sudah siapkan semua. Ada untuk whale bump semua sudah kita persiapkan jadi yang kita prioritaskan pertama adalah keselamatan pekerja, kedua adalah lingkungan, pencemaran lingkungan, itu kita persiapkan betul," tandas Nicke.
(wed/wed) Next Article Lifting Meleset dan Dapat Rapor Merah, Ini Kata Pertamina
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular