
Bunga Acuan BI Bisa Turun Lagi, Menko Darmin: Kenapa Tidak?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 July 2019 18:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak perekonomian.
Namun, bank sentral sama sekali tak menutup kemungkinan untuk kembali mengeksekusi kebijakan serupa, seiring dengan terjaganya laju inflasi serta menjaga momentum pertumbuhan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak memungkiri, bahwa kebijakan suku bunga bank sentral memang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, terutama AS
"Ya memang tergantung," kata Darmin singkat saat ditemui di kompleks kepresidenan Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Namun, apabila kondisi perekonomian negeri Paman Sam tak kunjung membaik, Darmin menilai, langkah untuk kembali memangkas bunga acuan bisa saja kembali dilakukan.
"Kalau ekonomi AS tak membaik, ya kenapa tidak," tegas mantan Direktur Jenderal Pajak itu.
Sebagai informasi, bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, memang belum menurunkan suku bunga acuan. Namun sepertinya penurunan Federal Funds Rate dalam rapat komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 31 Juli tidak bisa terhindarkan.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan ini adalah 55,9%. Sementara pemangkasan yang lebih agresif yaitu 50 bos punya kemungkinan 44,2%.
Di sejumlah negara Asia, bank sentral yang sudah menurunkan suku bunga adalah di Malaysia, Filipina, Korea Selatan, India, dan teranyar Indonesia. Ya, Bank Indonesia (BI) baru kemarin menurunkan suku bunga acuan 25 bps ke 5,75%. Penurunan pertama sejak September 2017.
(dru) Next Article Pekerjaan Rumah Pemerintah dalam 5 Tahun ke Depan
Namun, bank sentral sama sekali tak menutup kemungkinan untuk kembali mengeksekusi kebijakan serupa, seiring dengan terjaganya laju inflasi serta menjaga momentum pertumbuhan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak memungkiri, bahwa kebijakan suku bunga bank sentral memang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, terutama AS
![]() |
Namun, apabila kondisi perekonomian negeri Paman Sam tak kunjung membaik, Darmin menilai, langkah untuk kembali memangkas bunga acuan bisa saja kembali dilakukan.
"Kalau ekonomi AS tak membaik, ya kenapa tidak," tegas mantan Direktur Jenderal Pajak itu.
Sebagai informasi, bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, memang belum menurunkan suku bunga acuan. Namun sepertinya penurunan Federal Funds Rate dalam rapat komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 31 Juli tidak bisa terhindarkan.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan ini adalah 55,9%. Sementara pemangkasan yang lebih agresif yaitu 50 bos punya kemungkinan 44,2%.
Di sejumlah negara Asia, bank sentral yang sudah menurunkan suku bunga adalah di Malaysia, Filipina, Korea Selatan, India, dan teranyar Indonesia. Ya, Bank Indonesia (BI) baru kemarin menurunkan suku bunga acuan 25 bps ke 5,75%. Penurunan pertama sejak September 2017.
(dru) Next Article Pekerjaan Rumah Pemerintah dalam 5 Tahun ke Depan
Most Popular