
Wuidih, RI Bakal Dapat Rp 2.142 T dari Proyek Blok Masela!
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
17 July 2019 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mangkrak bertahun-tahun, proyek Lapangan Abadi Blok Masela kini bisa mulai pengerjaan. Karena revisi rencana pengembangannya (PoD) disetujui pemerintah Indonesia.
"Jadi kami melaporkan kepada Pak Presiden, bahwa persetujuan pemerintah terhadap pembangunan blok Masela sudah diberikan. Jadi kami lapor, kami serahkan persetujuannya di hadapan Bapak Presiden," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat ditemui di Istana Negara, Selasa (16/7/2019).
Dalam konferensi pers kemarin, CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda menuturkan, Inpex mengklaim proyek Lapangan Abadi di Blok Masela akan memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi pendapatan Indonesia sampai dengan US$ 153 miliar atau setara Rp 2.142 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) hingga akhir fase produksi pada 2055 mendatang.
Klaim tersebut berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dan Universitas Pattimura Ambon (UNPATTI).
"Dampak terhadap ekonomi nasional ini diperkirakan berasal dari investasi dan pengembangan Blok Masela. Dampak tersebut bersifat langsung dan tidak langsung," ujarnya, di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Ia menuturkan setelah persetujuan revisi PoD ini, pihaknya akan melangkah ke tahap selanjutnya yakni proses rekayasa awal atau Front End Engineering Design (FEED). Kemudian selanjutnya adalah Keputusan Final Investasi atau Final Investment Decision (FID).
"FEED-nya akan dimulai pada 2020, biasanya memakan waktu sekitar 2-3 tahun untuk penyelesaian, setelahnya baru kami akan memproses FID, sekitar 3-4 tahun dari sekarang," jelas Takayuki saat diijumpai di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Ia mengatakan, proses FID ada potensi untuk dipercepat. Saat ini pihaknya tengah berdiskusi dengan SKK Migas untuk bagaimana mempercepat proses FEED agar bisa mengakselerasi FID.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Inpex tengah mencari skema pendanaan yang cocok untuk membiayai proyek akbar ini. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).
Dengan dimulainya proyek ini, hitungan yang sudah pasti Indonesia akan menerima sekitar US$ 39 miliar dan Inpex sekitar US$ 37 miliar. Angka tersebut sudah termasuk 10% milik daerah, sehingga Inpex dan Shell hitungannya bisa terima US$ 33,3 miliar. Porsi RI tersebut dinilai cukup signifikan.
Belum lagi dampak berganda yang akan timbul, seperti industri petrokimia dan potensi investasi US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar di daerah tersebut. SKK menargetkan blok Masela akan mulai produksi pada 2027, sehingga proyek dikebut sampai 2026.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menuturkan investasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek Lapangan Abadi yakni sebesar US$ 42 miliar, sampai 2055.
"Investasi Rp 288 triliun atau US$ 22 miliar itu sampai 2027, nah nanti yang US$ 22 miliar itu antara 2027 sampai 2055. Seluruh spending sampai 2055 itu US$ 42 miliar. Untuk investasi setiap tahun, ada pemboran, ada operasional, dan sebagainya," tandas Dwi.
(gus) Next Article Macet 20 Tahun, Proyek Masela Rp 288 T Akhirnya Dimulai!
"Jadi kami melaporkan kepada Pak Presiden, bahwa persetujuan pemerintah terhadap pembangunan blok Masela sudah diberikan. Jadi kami lapor, kami serahkan persetujuannya di hadapan Bapak Presiden," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat ditemui di Istana Negara, Selasa (16/7/2019).
Dalam konferensi pers kemarin, CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda menuturkan, Inpex mengklaim proyek Lapangan Abadi di Blok Masela akan memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi pendapatan Indonesia sampai dengan US$ 153 miliar atau setara Rp 2.142 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) hingga akhir fase produksi pada 2055 mendatang.
Klaim tersebut berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dan Universitas Pattimura Ambon (UNPATTI).
"Dampak terhadap ekonomi nasional ini diperkirakan berasal dari investasi dan pengembangan Blok Masela. Dampak tersebut bersifat langsung dan tidak langsung," ujarnya, di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Ia menuturkan setelah persetujuan revisi PoD ini, pihaknya akan melangkah ke tahap selanjutnya yakni proses rekayasa awal atau Front End Engineering Design (FEED). Kemudian selanjutnya adalah Keputusan Final Investasi atau Final Investment Decision (FID).
"FEED-nya akan dimulai pada 2020, biasanya memakan waktu sekitar 2-3 tahun untuk penyelesaian, setelahnya baru kami akan memproses FID, sekitar 3-4 tahun dari sekarang," jelas Takayuki saat diijumpai di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Ia mengatakan, proses FID ada potensi untuk dipercepat. Saat ini pihaknya tengah berdiskusi dengan SKK Migas untuk bagaimana mempercepat proses FEED agar bisa mengakselerasi FID.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Inpex tengah mencari skema pendanaan yang cocok untuk membiayai proyek akbar ini. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).
Dengan dimulainya proyek ini, hitungan yang sudah pasti Indonesia akan menerima sekitar US$ 39 miliar dan Inpex sekitar US$ 37 miliar. Angka tersebut sudah termasuk 10% milik daerah, sehingga Inpex dan Shell hitungannya bisa terima US$ 33,3 miliar. Porsi RI tersebut dinilai cukup signifikan.
Belum lagi dampak berganda yang akan timbul, seperti industri petrokimia dan potensi investasi US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar di daerah tersebut. SKK menargetkan blok Masela akan mulai produksi pada 2027, sehingga proyek dikebut sampai 2026.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menuturkan investasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek Lapangan Abadi yakni sebesar US$ 42 miliar, sampai 2055.
"Investasi Rp 288 triliun atau US$ 22 miliar itu sampai 2027, nah nanti yang US$ 22 miliar itu antara 2027 sampai 2055. Seluruh spending sampai 2055 itu US$ 42 miliar. Untuk investasi setiap tahun, ada pemboran, ada operasional, dan sebagainya," tandas Dwi.
![]() |
(gus) Next Article Macet 20 Tahun, Proyek Masela Rp 288 T Akhirnya Dimulai!
Most Popular