
Sebut Terhormat di Oposisi, Ini Pidato Sandi Saat Jumpa Erick
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 July 2019 19:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Sabtu (13/7) merupakan hari bersejarah dimana untuk pertama kalinya dilakukan pertemuan antara kedua calon wakil presiden Indonesia yang bertanding di pemilu 14 April 2019 silam. Dimana pemilu ini ahirnya dimenangkan oleh Joko Widodo-Ma'ruf Amin setelah melalui perjalan panjang.
Di pagi hari Jokowi telah bertemu dengan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan LRT ke Stasiun MRT Senayan. Pertemuan diakhiri dengan makan siang bersama.
Sore harinya, perwakilan kedua kubu kembali melakukan bertemu. Kali ini adalah antara Sandiaga Uno, calon wakil presiden dari Prabowo Subianto, dengan Erick Thohir yang merupakan ketua Tim Kampanye Nasional (TKN).
Dalam pertemuan ini Sandiaga menyampaikan pesan-pesannya untuk kalangan milenial dalam menanggapi dan menerima hasil politik ke depannya.
Berikut catatan lengkap sambutan yang disampaikan Sandiaga Uno.
Anak-anak muda kita sempat duduk dari Gerakan Milenial Indonesia (GMI) saya challenge anak muda mesti berjuang demi Indonesia. Dan dalam kontestasi demokrasi ada yang dipilih dan tidak. Anak muda harus ambil peran dan ada risikonya.
Hari ini saya ambil risiko, kita berbeda tapi kita tidak boleh bermusuhan demi masa depan Indonesia yang cerah. Saya dan Pak Erick bersahabat. Kita sama. Sama mencintai Indonesia dan berbeda pilihan politik. Tapi intinya sesuai harapan, yang penting Indonesia.
Tadi saya mau pake jaket, sudah dikasih. Tapi Pak Erick tidak mau pake jadi saya juga enggak pake. Takut ga muat katanya (hahaha) yang beruntung akan kita lelang buat teman-teman media.
Harapan kita dengan banyaknya perbedaan itu keniscayaan. Ini kodrat kita dan keniscayaan bangsa besar butuh anak muda 84 juta penduduk Indonesia berusia 17-24 tahun harus menghiasi kemajuan ekonomi, kita ciptakan peluang anak muda ke depan.
Kalau liat TV isinya Pak Prabowo sudah ketemu. Jangan-jangan dia enggak mau bergabung dengan kita (anak muda). Jangan-jangan mereka enggak mau keduluan jadi ketemuan duluan yuk.
Saya terhormat jika ada kesempatan untuk menjadi oposisi, mengawasi kinerja pemerintah. Kawan saya Bahlil dan Erick mewarnai pemerintahan ke depan. Saya senang masih bisa memberikan masukan ke Bahlil atau Erick tanpa ada birokrasi.
Sebagai orang yang komit terhadap demokrasi, kita harus berani menelan pil pahit. Kita harus yakin prinsip mereka meskipun belum dipilih masyarakat kita setia mengawal pembangunan ini sebagai oposisi.
(hoi/hoi) Next Article Ditanya Soal Gabung ke Jokowi, Ini Jawaban Sandi
Di pagi hari Jokowi telah bertemu dengan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan LRT ke Stasiun MRT Senayan. Pertemuan diakhiri dengan makan siang bersama.
Sore harinya, perwakilan kedua kubu kembali melakukan bertemu. Kali ini adalah antara Sandiaga Uno, calon wakil presiden dari Prabowo Subianto, dengan Erick Thohir yang merupakan ketua Tim Kampanye Nasional (TKN).
Dalam pertemuan ini Sandiaga menyampaikan pesan-pesannya untuk kalangan milenial dalam menanggapi dan menerima hasil politik ke depannya.
Berikut catatan lengkap sambutan yang disampaikan Sandiaga Uno.
Anak-anak muda kita sempat duduk dari Gerakan Milenial Indonesia (GMI) saya challenge anak muda mesti berjuang demi Indonesia. Dan dalam kontestasi demokrasi ada yang dipilih dan tidak. Anak muda harus ambil peran dan ada risikonya.
Hari ini saya ambil risiko, kita berbeda tapi kita tidak boleh bermusuhan demi masa depan Indonesia yang cerah. Saya dan Pak Erick bersahabat. Kita sama. Sama mencintai Indonesia dan berbeda pilihan politik. Tapi intinya sesuai harapan, yang penting Indonesia.
Tadi saya mau pake jaket, sudah dikasih. Tapi Pak Erick tidak mau pake jadi saya juga enggak pake. Takut ga muat katanya (hahaha) yang beruntung akan kita lelang buat teman-teman media.
Harapan kita dengan banyaknya perbedaan itu keniscayaan. Ini kodrat kita dan keniscayaan bangsa besar butuh anak muda 84 juta penduduk Indonesia berusia 17-24 tahun harus menghiasi kemajuan ekonomi, kita ciptakan peluang anak muda ke depan.
Kalau liat TV isinya Pak Prabowo sudah ketemu. Jangan-jangan dia enggak mau bergabung dengan kita (anak muda). Jangan-jangan mereka enggak mau keduluan jadi ketemuan duluan yuk.
Saya terhormat jika ada kesempatan untuk menjadi oposisi, mengawasi kinerja pemerintah. Kawan saya Bahlil dan Erick mewarnai pemerintahan ke depan. Saya senang masih bisa memberikan masukan ke Bahlil atau Erick tanpa ada birokrasi.
(hoi/hoi) Next Article Ditanya Soal Gabung ke Jokowi, Ini Jawaban Sandi
Most Popular