RI Incar 157 Pembangkit Listrik EBT Berkapasitas 4.718 MW

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
12 July 2019 18:22
Pemerintah Incar Potensi 157 Pembangkit EBT Kapasitas 4.718 megawatt
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok, Dago, Bandung (CNBC Indonesia/Peti)
Cianjur, CNBC Indonesia- Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM tengah menyelesaikan 75 kontrak pembangkit energi terbarukan dengan total 1.800 megawatt. Saat ini sudah ada 8 pembangkit listrik energi terbarukan yang beroperasi dengan total kapasitas 37,5 megawatt.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Ditjen EBTKE Harris mengatakan 35 proyek telah memasuki tahap konstruksi dan sisanya masih mencari pembiayaan.

"Yang sisanya ini mereka sudah berjalan, ada yang sudah proses negosiasi, tapi ada juga yang masih mencari pembiayaan, tapi semua berjalan," kata Harris, Jumat (12/07/2019).


Saat ini pemerintah juga mengincar 157 potensi proyek dengan total kapasitas 4.718 megawatt. Untuk proses lelang akan dilakukan oleh PT PLN (Persero) pada periode 2019 sampai 2020.

"Masih menunggu proses, dan kapasitas dari proyek ini sangat besar, dibandingkan 75 kontrak yang lagi berjalan kan 1.800 megawatt," katanya.

Proyek-proyek ini berupa PLTS, PLTA dan PLTP.‎ Nantinya lelang pembangkit dilakukan menyesuaikan dengan kondisi kebutuhan listrik.

Sebelumnya PLTA Rajamandala dengan kapasitas 47 megawatt (MW) juga telah resmi beroperasi secara komersial. PLTA dengan investasi US$ 150 juta ini sebagai salah satu upaya, mengejar target penggunaan EBT dalam bauran energi sebesar 23% pada 2025.

"Di kuartal I-2019, pembangkit listrik energi terbarukan mencapai 9.752,5 mw atau 12% dari target, dan 6.200 mw diantaranya berasal dari hydropower," kata Harris, Jumat (12/07/2019).


Listrik yang dihasilkan diperkirakan seharga Rp 980 rupiah per kwh, sesuai dengan aturan pemerintah. Namun jika bisa dilakukan negosiasi dengan PLN, maka menurut Harris harganya bisa lebih murah lagi.

"Memang tidak mudah diwujudkan, realisasinya masih lebih rendah dibandingkan potensinya, untuk tenaga hydro potensinya bisa 75.000 megawatt tapi sekarang bari 6.200 megawatt," katanya.


(dob/dob) Next Article Mengintip Nasib PLTA Peninggalan Zaman Kolonial di Bandung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular