Rapor 5 Tahun Kabinet Jokowi
Menkominfo Rudiantara: Beternak Unicorn, Lamban Konsolidasi
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 July 2019 08:20

Sejak tahun lalu, Kominfo mendorong operator telekomunikasi seluler untuk melakukan konsolidasi guna efisiensi serta mengantisipasi kompetisi antar operator telekomunikasi yang dapat menurunkan pertumbuhan industri telekomunikasi.
Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika mengungkapkan bahwa industri telekomunikasi sepanjang 2018 semakin terpuruk. Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) bahkan menyebutkan pertama kalinya dalam sejarah, industri telekomunikasi Indonesia mengalami pertumbuhan minus 6,4% tahun lalu.
Penurunan tersebut sebenarnya tidak hanya disebabkan persaingan antaroperator saja tetapi juga disebabkan turunnya pemakaian layanan voice/SMS yang telah digantikan oleh layanan baru dari penyelenggara Over the Top (OTT), serta adanya regulasi registrasi SIM Card.
Di tengah kondisi itu, seruan konsolidasi pun kian kencang. Rudiantara menyusun aturan merger dan akuisisi di sektor telekomunikasi yang intinya menjamin keadilan bagi industri. Termasuk frekuensi, yang tidak akan diambil pemerintah jika ada aksi korporasi satu operator mengakuisisi operator lain.
Jika dilihat dari Jumlah operator telekomunikasi seluler yang beroperasi di Indonesia, saat ini hanya ada lima operator saja, jumlah tersebut sudah termasuk operator Axis yang telah bergabung dengan XL Axiata. Jumlah operator itu bisa dikatakan hampir sama dengan operator di kawasan Asia tenggara.
* Dirangkum dari berbagai sumber
Hanya saja, persaingan yang sengit antar operator dapat merugikan industri itu sendiri. Dengan luas indonesia yang garis pantainya terpanjang di dunia, perlu pemain-pemain besar dari sisi kekuatan kapital untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia secara cepat dan bukannya jumlah pemain yang banyak tetapi saling bersaing di wilayah yang sama.
Namun sayangnya, sampai dengan sekarang belum ada kabar konsolidasi baru untuk menguatkan industri berbasis teknologi tersebut. Seruan dan program Rudiantara sampai saat ini belum berujung pada akuisisi atau merger baru.
Padahal, pada periode pemerintahan sebelumnya (2009-2014) kita mencatat ada tiga aksi konsolidasi: PT Mobile-8 Telecom Tbk yang mengakuisisi PT Smartfren Telecom pada 2010, yakni Ceria (PT Bakrie Telecom Tbk) yang mengakuisisi PT Sampoerna Telekom (2012), dan PT XL Axiata Tbk yang mengakuisisi PT Axis (2014).
Ada apa, Pak Rudiantara?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy)
Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika mengungkapkan bahwa industri telekomunikasi sepanjang 2018 semakin terpuruk. Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) bahkan menyebutkan pertama kalinya dalam sejarah, industri telekomunikasi Indonesia mengalami pertumbuhan minus 6,4% tahun lalu.
Penurunan tersebut sebenarnya tidak hanya disebabkan persaingan antaroperator saja tetapi juga disebabkan turunnya pemakaian layanan voice/SMS yang telah digantikan oleh layanan baru dari penyelenggara Over the Top (OTT), serta adanya regulasi registrasi SIM Card.
Jika dilihat dari Jumlah operator telekomunikasi seluler yang beroperasi di Indonesia, saat ini hanya ada lima operator saja, jumlah tersebut sudah termasuk operator Axis yang telah bergabung dengan XL Axiata. Jumlah operator itu bisa dikatakan hampir sama dengan operator di kawasan Asia tenggara.
No | Negara | Jumlah Operator |
1 | Australia | 3 |
2 | Kanada | 11 |
3 | China | 3 |
4 | Perancis | 4 |
5 | Japan | 4 |
6 | Malaysia | 9 |
7 | Singapura | 5 |
8 | Indonesia | 5 |
9 | Thailand | 4 |
10 | Vietnam | 6 |
Hanya saja, persaingan yang sengit antar operator dapat merugikan industri itu sendiri. Dengan luas indonesia yang garis pantainya terpanjang di dunia, perlu pemain-pemain besar dari sisi kekuatan kapital untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia secara cepat dan bukannya jumlah pemain yang banyak tetapi saling bersaing di wilayah yang sama.
Namun sayangnya, sampai dengan sekarang belum ada kabar konsolidasi baru untuk menguatkan industri berbasis teknologi tersebut. Seruan dan program Rudiantara sampai saat ini belum berujung pada akuisisi atau merger baru.
Padahal, pada periode pemerintahan sebelumnya (2009-2014) kita mencatat ada tiga aksi konsolidasi: PT Mobile-8 Telecom Tbk yang mengakuisisi PT Smartfren Telecom pada 2010, yakni Ceria (PT Bakrie Telecom Tbk) yang mengakuisisi PT Sampoerna Telekom (2012), dan PT XL Axiata Tbk yang mengakuisisi PT Axis (2014).
Ada apa, Pak Rudiantara?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy)
Pages
Most Popular