Jika Bunga Fed Turun, Kemenkeu Pede Surat Utang Makin Laris

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
11 July 2019 15:20
Kemenkeu yakin bahwa instrumen utang yang saat ini dikeluarkan akan laku diserbu oleh investor baik domestik maupun asing.
Foto: Pembukaan Masa Penawaran (launching) SBR007 (dok. Kemenkeu)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yakin bahwa instrumen utang yang saat ini dikeluarkan akan laku diserbu oleh investor baik domestik maupun asing.

Terbaru, pemerintah mengeluarkan instrumen surat utang negara (SUN) ritel berbasis online (e-SBN). Surat utang yang dirilis untuk ketujuh kalinya pada tahun ini, diberi nama Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR007.

Direktur Surat Utang Negara Ditjen PPR Kemenkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan, SBR007 akan diborong terutama karena faktor global yakni The Fed yang memberi sinyal kuat akan penurunan suku bunga.

Loto menilai ini menjadi kesempatan baik bagi negara berkembang termasuk Indonesia untuk menarik lebih banyak investor. Oleh karenanya, penerbitan surat ritel SBR007 ini dinilai sebagai langkah yang tepat.

Apalagi Indonesia telah mengelola perekonomian dengan baik sehingga kepercayaan investor untuk domestik semakin kuat.

"Investor memandang pengelolaan kita bagus, pengelola negara bagus. Itu semua meningkatkan confidence ya. Minat investasi besar, makanya saya bilang ritel ini di ambil, ini kesempatan. Kalau enggak nanti peluang itu ya diambil oleh asing," ujarnya saat peluncuran SBR007, Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Lanjut Loto, jika suku bunga The Fed benar-benar turun pada tahun ini, maka pada semester II nanti, instrumen utang pemerintah akan lebih laku di borong oleh pasar.

Diketahui, tahun ini, pemerintah menargetkan untuk merilis 10 instrumen SBN ritel dan sejauh ini telah dijual sebanyak 6 kali termasuk SBR007 dengan target Rp 60 triliun - Rp 80 triliun.

"Kalau kecenderungan tingkat bunga turun, bagus untuk obligasi, harga cenderung naik. Kalau pendapatan tetap, kan tingkat bunga sudah dipatok kan sekian. Nah, jika suku bunga turun, maka pasar obligasi harusnya makin marak," jelasnya.

Namun, ia menekankan, jika suku bunga tidak turun, pihaknya tetap yakin bahwa salah satu instrumen pendanaan APBN ini akan tetap laku.

"Enggak usah gitu, sekarang juga laku dagangan kita. Semua pengelolaan defisit juga enggak berlebihan," tegasnya.




(dru) Next Article LPS Bakal Diberi Kewenangan Terbitkan Surat Utang Sendiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular