
JK: Krakatau Steel Rugi karena Kalah dari Baja Impor China
Redaksi, CNBC Indonesia
11 July 2019 14:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat bicara soal nasib PT Krakatau Steel Tbk yang kini sedang dilanda kerugian menahun. JK menyebut karena Krakatau Steel kalah bersaing dengan produk China.
"Kenapa baja murah karena, bayangkan Indonesia bikin baja harganya 600 dolar per ton. Tapi China bikin 400 dollar, kalau bikin 500 dolar, dia untung 100 dolar. Kita rugi 100. Jadi makin banyak, karena Krakatau steel teknologi lama," kata JK saat menjadi pembicara seminar kewirausahaan yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/3019) dikutip dari detikcom.
JK memberikan ilustrasi soal pabrik semen di Indonesia. Dia menyebut negara lain bisa menekan harga dengan efisiensi pekerja yang diganti teknologi.
"Contohnya pabrik semen pegawainya 600 orang. Tapi China hanya 70 orang. Jadi otomatis, jadi ini persoalannya kita inilah namanya revolusi industri. Ini revolusi efisiensi," ucapnya.
JK menuturkan pemerintah sendiri mengalami dilema antara mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan bahan murah atau melindungi industri. Dia menilai, industri di Indonesia harus berbenah agar tidak merugi.
"Jadi pilihannya apa. Mau efisien atau mahal, untuk melindungi. Tidak bisa kita dalam industri di pasar terbuka ini, jadi solusinya Krakatau Steel sendiri," sebut JK.
PT Krakatau Steel Tbk didera kerugian selama 7 tahun berturut-turut. Berbagai upaya dilakukan mulai dari restrukturisasi bisnis, restrukturisasi organisasi hingga restrukturisasi utang. Sempat
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim pernah mengatakan perseroan menargetkan efisiensi/perampingan sekitar 2.400 karyawan organik di perusahaan induk KRAS hingga tahun depan, baik itu melalui natural retirement, pengalihan tenaga kerja ke anak perusahaan, maupun program pensiun dini.
Setidaknya ada 800 karyawan yang akan memasuki masa pensiun hingga tahun depan serta pengalihan 600 karyawan dari perusahaan induk ke anak-anak perusahaan KS.
"Optimalisasi, tenaga kerja di lini bisnis yang sudah bertahun-tahun tidak berproduksi, saya pindahkan ke tempat lain yang masih berproduksi. Nantinya juga ada program pensiun dini yang belum saya keluarkan, kita akan lihat keuangan KS apakah memungkinkan untuk menjalankan program ini. Target kami bisa efisiensi hingga sekitar 2.400 karyawan," jelasnya.
"Jadi tidak ada PHK massal, sekali lagi saya tegaskan tidak ada PHK massal. Kami hanya melakukan perampingan, mengoptimalkan SDM yang ada dengan dipindahkan dari induk perusahaan, sekarang mereka bisa menghasilkan uang di anak atau cucu perusahaan," imbuhnya.
(hoi/hoi) Next Article Dilanda Skandal Dugaan Kasus Korupsi, Operasi KS Terganggu?
"Kenapa baja murah karena, bayangkan Indonesia bikin baja harganya 600 dolar per ton. Tapi China bikin 400 dollar, kalau bikin 500 dolar, dia untung 100 dolar. Kita rugi 100. Jadi makin banyak, karena Krakatau steel teknologi lama," kata JK saat menjadi pembicara seminar kewirausahaan yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/3019) dikutip dari detikcom.
JK memberikan ilustrasi soal pabrik semen di Indonesia. Dia menyebut negara lain bisa menekan harga dengan efisiensi pekerja yang diganti teknologi.
"Contohnya pabrik semen pegawainya 600 orang. Tapi China hanya 70 orang. Jadi otomatis, jadi ini persoalannya kita inilah namanya revolusi industri. Ini revolusi efisiensi," ucapnya.
JK menuturkan pemerintah sendiri mengalami dilema antara mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan bahan murah atau melindungi industri. Dia menilai, industri di Indonesia harus berbenah agar tidak merugi.
"Jadi pilihannya apa. Mau efisien atau mahal, untuk melindungi. Tidak bisa kita dalam industri di pasar terbuka ini, jadi solusinya Krakatau Steel sendiri," sebut JK.
PT Krakatau Steel Tbk didera kerugian selama 7 tahun berturut-turut. Berbagai upaya dilakukan mulai dari restrukturisasi bisnis, restrukturisasi organisasi hingga restrukturisasi utang. Sempat
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim pernah mengatakan perseroan menargetkan efisiensi/perampingan sekitar 2.400 karyawan organik di perusahaan induk KRAS hingga tahun depan, baik itu melalui natural retirement, pengalihan tenaga kerja ke anak perusahaan, maupun program pensiun dini.
Setidaknya ada 800 karyawan yang akan memasuki masa pensiun hingga tahun depan serta pengalihan 600 karyawan dari perusahaan induk ke anak-anak perusahaan KS.
"Jadi tidak ada PHK massal, sekali lagi saya tegaskan tidak ada PHK massal. Kami hanya melakukan perampingan, mengoptimalkan SDM yang ada dengan dipindahkan dari induk perusahaan, sekarang mereka bisa menghasilkan uang di anak atau cucu perusahaan," imbuhnya.
(hoi/hoi) Next Article Dilanda Skandal Dugaan Kasus Korupsi, Operasi KS Terganggu?
Most Popular