Brasil Pindahkan Ibu Kota Selama Lima Tahun, Indonesia?

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
10 July 2019 16:28
Bappenas menggelar diskusi bertajuk
Foto: Presiden Joko Widodo menyambangi lokasi calon ibu kota baru Republik Indonesia yang disebut dengan "kawasan segitiga" yang bertempat di antara Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menggelar diskusi bertajuk "Pindah Ibu Kota Negara Belajar dari Pengalaman Negara Sahabat" di ruang rapat Benny S. Muljana, gedung Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Diskusi itu bertujuan untuk mengetahui pengalaman Brasil yang pernah memindahkan ibu kota dari Rio de Janeiro ke Brasilia pada tahun 1960. Adapun yang menjadi narasumber adalah Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro, Dubes Brasil untuk RI Rubem Barbosa, dan Mantan Dubes RI untuk Brasil 2010-2015 Sudaryomo Hartosudarmo.

Rubem Barbosa dalam pembahasannya mengatakan bahwa tujuan pemindahan ibu kota ke Brasilia saat itu dilakukan untuk pemerataan ekonomi. Tidak hanya itu, pemerintah Brasil saat itu juga berupaya untuk meratakan sebaran penduduk yang terkonsentrasi di Rio de Janeiro.

"Ide awalnya adalah untuk menyebarkan populasi masyarakat Brasil agar menjadi lebih imbang," kata Rubem Barbosa.
Menurut dia, pemindahan ibu kota itu berjalan sukses. Salah satu indikatornya adalah, saat ini, Brasilia memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Brasil.

Ia mengatakan, butuh waktu sekitar lima tahun dari 1956-1961 untuk membangun membangun infrastruktur dasar hingga memindahkan penduduk dari kota-kota di sekitarnya.

Pemindahan ibu kota ke Brasilia pun punya tantangan. Sebab, pemerintah Brasil membangun kota ini dari nol di mana tidak ada penduduk bermukim di sana, Lokasinya berjarak sekitar 1.200 km dari Rio de Janeiro.

"Tidak ada apa-apa di sana pada waktu itu, tidak ada jalan, tidak ada rel kereta, benar-benar operasi besar-besaran yang membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun. Awalnya kami mengakomodasi 1 juta penduduk, tapi sekarang Brasilia sudah mencapai 3,3 juta penduduk," jelas Rubem Barbosa.

Pemindahan Ibu Kota Brasil: Demi Pemerataan Ekonomi-PendudukFoto: Dubes Brasil untuk RI Rubem Barbosa dalam acara FMB 9 bertajuk "Pindah Ibu Kota Negara Belajar dari Pengalaman Negara Sahabat" di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta (CNBC Indonesia/Efrem Limsan Siregar)


Dijelaskannya lebih lanjut, sepuluh tahun pascapemindahan Ibu kota negara, pertumbuhan penduduk Brasilia mencapai 14,4% per tahun. Sementara Rio de Janeiro hanya 4,2% per tahun.

Konsep pemindahan Ibu Kota Brasilia ini dianggap hampir sama dengan wacana pemindahan Ibu Kota di Jakarta. Kementerian PPN/Bappenas sedang mengkaji lokasi ibu kota baru yang rencananya berada di tengah wilayah Indonesia.

Selain itu, pemerataan ekonomi juga menjadi salah satu alasan pemindahan ibu kota Jakarta. Menurut Bambang, saat ini, perekonomian Indonesia bertumpu di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 58% secara nasional. Lebih spesifik, jelas Bambang, 20% berasal dari wilayah Jabodetabek.

"Kesamaan dengan Brasil, kota Brasilia dekat dengan Amazon, jadi hal ini bisa dibaca sebagai upaya pemerataan. Mirip dengan Indonesia yang ingin meratakan pembangunan di luar Pulau Jawa," ucap Bambang.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Alasan Ibu Kota RI Harus Pindah: Karena Jawa Sudah Lelah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular