
Waspada! Gempa Masih Terus Mengguncang Ternate
Redaksi, CNBC Indonesia
09 July 2019 06:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa kembali mengguncang Ternate, Maluku Utara. Setelah sebelumnya terjadi pada Minggu (7/7/2019) malam, kali ini gempa terjadi pada Selasa (9/7/2019) dini hari WIB. Demikian disampaikan BMKG via akun Twitter resminya.
"#Gempa Mag:5.7, 09-Jul-19 01:52:31 WIB, Lok:0.41 LU, 126.30 BT (Pusat gempa berada di laut 125 km Barat Daya Ternate), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II-III Ternate #BMKG," tulis BMKG seperti dikutip CNBC Indonesia.
Sebelumnya, gempa dengan magnitudo 7,0 mengguncang Ternate, Minggu (7/7/2019) WIB. Sempat ada peringatan dini tsunami, namun kemudian dicabut beberapa jam berselang.
"#Peringatan dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa mag:7.0, tanggal: 07-Jul-19 22:08:42 WIB, dinyatakan telah berakhir#BMKG," tulis akun resmi BMKG.
Gempa magnitudo 7,1 di Ternate yang kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 7,0 terjadi sebanyak satu kali. Gempa itu, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, berjenis gempa tektonik. Rahmat menuturkan, BMKG mengeluarkan level waspada untuk kawasan Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian selatan.
Seperti dilaporkan detik.com, sebanyak 19 kali gempa susulan dengan kekuatan lebih rendah terjadi setelah gempa dengan magnitudo 7,0 di barat daya Ternate itu. BMKG mencatat 19 gempa susulan itu terjadi dalam kurun waktu sekitar 2 jam.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada Lempeng Laut Maluku. Gempa ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
(miq/miq) Next Article Cuaca Ekstrim Landa Indonesia
"#Gempa Mag:5.7, 09-Jul-19 01:52:31 WIB, Lok:0.41 LU, 126.30 BT (Pusat gempa berada di laut 125 km Barat Daya Ternate), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II-III Ternate #BMKG," tulis BMKG seperti dikutip CNBC Indonesia.
Sebelumnya, gempa dengan magnitudo 7,0 mengguncang Ternate, Minggu (7/7/2019) WIB. Sempat ada peringatan dini tsunami, namun kemudian dicabut beberapa jam berselang.
Gempa magnitudo 7,1 di Ternate yang kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 7,0 terjadi sebanyak satu kali. Gempa itu, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, berjenis gempa tektonik. Rahmat menuturkan, BMKG mengeluarkan level waspada untuk kawasan Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian selatan.
Seperti dilaporkan detik.com, sebanyak 19 kali gempa susulan dengan kekuatan lebih rendah terjadi setelah gempa dengan magnitudo 7,0 di barat daya Ternate itu. BMKG mencatat 19 gempa susulan itu terjadi dalam kurun waktu sekitar 2 jam.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada Lempeng Laut Maluku. Gempa ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
(miq/miq) Next Article Cuaca Ekstrim Landa Indonesia
Most Popular