
Usai Gempa Malut, Gunung Karangetang Siaga & Gamalama Waspada
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
08 July 2019 15:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan terjadinya gempa berkekuatan 7 skala richter di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara jam 10 malam tadi.
Dikutip dari tweet resmi BMKG, gempa pertama terjadi pukul 22.08 WIB dengan magnitude 7.1 di Barat Daya Ternate, Maluku Utara dengan kedalaman 10 km. Disusul pengumuman berselang 7 menit, tentang adanya peringatan dini tsunami.
Adapun, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat, perkembangan terakhir atas kejadian Gempa Bumi 7.0 SR di Maluku Utara adalah sebagai berikut:
1. Informasi pos-pos Gunung api terdekat, menunjukkan intensitas guncangan sebesar III-IV MMI. Tidak ada tsunami yang terjadi.
2. Berdasarkan pemantauan lapangan oleh Pos Pengamatan Gunungapi di Sulawesi Utara dan Maluku Utara belum dilaporkan adanya kerusakan bangunan yang signifikan.
3. Tidak terlihat adanya peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung api di sekitar pusat gempa seperti Gunung Karangetang (Sulut) dan Gunung Gamalama (Ternate) pasca Gempa 7 SR tersebut.
Kepala PVMBG Kementerian ESDM Kasbani menuturkan, status Gunung Karangetan dan Gunung Gamalama saat ini masing-masing berada dalam level III (siaga) dan level II (waspada).
Masyarakat dan pengunjung/wisatawan Gunung Karangetang diimbau agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km, yaitu wilayah yang berada di antara Kali Batuare dan Kali Saboang.
Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Karangetang juga dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai," tutur Kasbani kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Senin (8/7/2019).
Sedangkan untuk Gunung Gamalama, masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 km dari kawah puncak.
"Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar," pungkasnya.
(gus) Next Article Detik-Detik Mencekam Gempa Banten M 6,9
Dikutip dari tweet resmi BMKG, gempa pertama terjadi pukul 22.08 WIB dengan magnitude 7.1 di Barat Daya Ternate, Maluku Utara dengan kedalaman 10 km. Disusul pengumuman berselang 7 menit, tentang adanya peringatan dini tsunami.
1. Informasi pos-pos Gunung api terdekat, menunjukkan intensitas guncangan sebesar III-IV MMI. Tidak ada tsunami yang terjadi.
2. Berdasarkan pemantauan lapangan oleh Pos Pengamatan Gunungapi di Sulawesi Utara dan Maluku Utara belum dilaporkan adanya kerusakan bangunan yang signifikan.
3. Tidak terlihat adanya peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung api di sekitar pusat gempa seperti Gunung Karangetang (Sulut) dan Gunung Gamalama (Ternate) pasca Gempa 7 SR tersebut.
Kepala PVMBG Kementerian ESDM Kasbani menuturkan, status Gunung Karangetan dan Gunung Gamalama saat ini masing-masing berada dalam level III (siaga) dan level II (waspada).
Masyarakat dan pengunjung/wisatawan Gunung Karangetang diimbau agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km, yaitu wilayah yang berada di antara Kali Batuare dan Kali Saboang.
Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Karangetang juga dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai," tutur Kasbani kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Senin (8/7/2019).
Sedangkan untuk Gunung Gamalama, masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 km dari kawah puncak.
"Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar," pungkasnya.
(gus) Next Article Detik-Detik Mencekam Gempa Banten M 6,9
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular