
Dilanda Kekeringan, 9 Ribu Hektar Sawah Gagal Panen
S. Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
08 July 2019 15:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah wilayah pertanian dan sentra produksi beras di Jawa dan Nusa Tenggara telah mengalami kekeringan hingga gagal panen (puso).
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mencatat, sejak awal musim tanam April hingga 4 Juli 2019 kekeringan telah melanda 102.746 hektar lahan padi di setidaknya tujuh provinsi sebagai berikut:
1. Banten seluas 3.464 hektar
2. Jawa Barat seluas 25.146 hektar
3. Jawa Tengah seluas 32.809 hektar
4. Yogyakarta seluas 6.139 hektar
5. Jawa Timur seluas 34.006 hektar
6. Nusa Tenggara Barat seluas 857 hektar
7. Nusa Tenggara Timur seluas 55 hektar
Kekeringan tersebut telah mengakibatkan gagal panen (puso) seluas 9.358 hektar dengan kerusakan paling parah terjadi di Jawa Timur seluas 5.069 hektar, diikuti Jawa Tengah 1.893 hektar, Yogyakarta 1.757 hektar, Jawa Barat 624 hektar, dan NTT seluas 15 hektar.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi adanya potensi kekeringan dengan status Awas (telah mengalami lebih dari 61 hari tanpa hujan) di Jawa Barat (Bekasi, Karawang, dan Indramayu), Jawa Tengah (Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Semarang dan Wonogiri), sebagian besar wilayah Jawa Timur, Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo dan Sleman), Bali (Buleleng), NTT (Sikka, Lembata, Sumba Timur, Rote Ndao, Kupang dan Belu), serta NTB (Bima, Lombok Timur, Sumbawa dan Sumbawa Timur).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy mengatakan pihaknya telah meminta dinas-dinas pertanian dibantu dengan aparat TNI di daerah untuk mengutamakan jadwal irigasi pada wilayah yang standing crop-nya mengalami kekeringan.
"Kami juga mulai menyalurkan usulan pompa air di daerah terdampak kekeringan yang jumlahnya mencapai 20 ribu unit. Kita juga meminta petani untuk segera mencari alternatif sumber air di samping embung-embung dan irigasi yang sudah ada," jelasnya di kantor Kementan, Senin (8/7/2019).
(hoi/hoi) Next Article 100 Ribu Hektar Lebih Lahan Kekeringan, Produksi Masih Aman?
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mencatat, sejak awal musim tanam April hingga 4 Juli 2019 kekeringan telah melanda 102.746 hektar lahan padi di setidaknya tujuh provinsi sebagai berikut:
1. Banten seluas 3.464 hektar
2. Jawa Barat seluas 25.146 hektar
3. Jawa Tengah seluas 32.809 hektar
4. Yogyakarta seluas 6.139 hektar
5. Jawa Timur seluas 34.006 hektar
6. Nusa Tenggara Barat seluas 857 hektar
7. Nusa Tenggara Timur seluas 55 hektar
Kekeringan tersebut telah mengakibatkan gagal panen (puso) seluas 9.358 hektar dengan kerusakan paling parah terjadi di Jawa Timur seluas 5.069 hektar, diikuti Jawa Tengah 1.893 hektar, Yogyakarta 1.757 hektar, Jawa Barat 624 hektar, dan NTT seluas 15 hektar.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi adanya potensi kekeringan dengan status Awas (telah mengalami lebih dari 61 hari tanpa hujan) di Jawa Barat (Bekasi, Karawang, dan Indramayu), Jawa Tengah (Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Semarang dan Wonogiri), sebagian besar wilayah Jawa Timur, Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo dan Sleman), Bali (Buleleng), NTT (Sikka, Lembata, Sumba Timur, Rote Ndao, Kupang dan Belu), serta NTB (Bima, Lombok Timur, Sumbawa dan Sumbawa Timur).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy mengatakan pihaknya telah meminta dinas-dinas pertanian dibantu dengan aparat TNI di daerah untuk mengutamakan jadwal irigasi pada wilayah yang standing crop-nya mengalami kekeringan.
"Kami juga mulai menyalurkan usulan pompa air di daerah terdampak kekeringan yang jumlahnya mencapai 20 ribu unit. Kita juga meminta petani untuk segera mencari alternatif sumber air di samping embung-embung dan irigasi yang sudah ada," jelasnya di kantor Kementan, Senin (8/7/2019).
(hoi/hoi) Next Article 100 Ribu Hektar Lebih Lahan Kekeringan, Produksi Masih Aman?
Most Popular