Genjot Produksi, Freeport Buka Area Baru di Tambang Grasberg

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 July 2019 11:46
Freeport masih optimalkan tambang terbuka di Grasberg untuk genjot produksi
Foto: Suasana penambangan Grasberg Freeport. (Dok. PT Freeport Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) membuka area tambahan di tambang terbuka Grasberg untuk memperpanjang proses penambangan di sana. Penambahan area ini dilakukan perusahaan di sepanjang kuartal II-2019.

Berdasarkan laporan yang dirilis Freeport-McMoRan Inc, penambahan area tersebut membuat opsi penambangan di tambang terbuka Grasberg bisa berlanjut hingga kuartal III-2019 atau bahkan lebih lama lagi. Pada proyeksi awal, penambangan di tambang terbuka tersebut akan berakhir pada Juni 2019.



"Revisi rencana penambangan di tambang terbuka Grasberg diharapkan dapat memberikan peluang lebih tingginya produksi untuk tahun ini dibandingkan dengan proyeksi pada April 2019," mengutip manajemen Freeport dalam laporannya, Jumat (5/7/2019).

Adapun, pihak PTFI akan terus memantau kondisi geoteknis untuk menentukan tingkat penambangan di tambang terbuka Grasberg. Jika ada material yang tidak sempat ditambang di sana bisa ditambang melalui tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.

Terkait Grasberg Block Cave, ekstraksi bijih pada blok tersebut meningkat sepanjang kuartal II/2019. Jika, pada kuartal I/2019 rata-ratanya sebanyak 5.000 metrik ton bijih per hari, maka pada kuartal II/2019 ekstraksinya menjadi 9.000 metrik ton per hari.

Produksi bijih dari Grasberg Block Cave diperkirakan akan terus meningkat menjadi 15.000 metrik ton per hari pada akhir tahun ini. Untuk tahun depan, produksinya diperkirakan bisa mencapai 30.000 metrik ton bijih per hari dan akan terus ditingkatkan menjadi 130.000 metrik ton bijih per hari pada 2023.

Dari Grasberg Block Cave, perusahaan berharap bisa menghasilkan tambahan 17 miliar pon tembaga dan 14 juta ounce emas. Hal tersebut sekaligus menjadikan Grasberg Block Cave sebagai salah satu deposit tembaga dan emas terbesar dunia.

Untuk blok tambang bawah tanah lainnya, Deep Mill Level Zone (DMLZ), produksi bijih pada kuartal II/2019 tercatat sekitar 9.000 metrik ton per hari. Jumlah tersebut naik dari rata-rata produksi pada kuartal I/2019 sebanyak 6.800 metrik ton per hari.

Tambang tersebut diperkirakan akan mencapai tingkat produksi sebanyak 11.000 metrik ton bijih per hari pada akhir 2019. Untuk tahun depan, produksinya akan meningkat jadi 28.000 ton bijih per hari dan mencapai 80.000 ton bijih per hari pada 2022.

Dari tambang tersebut, diharapkan akan ada tambahan 8 miliar pon tembaga dan 8 juta ounce emas selama masa hidupnya.
(gus/gus) Next Article Sudah Habis, Tambang Open Pit Freeport Ditutup Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular