Rapor 5 Tahun Kabinet Jokowi

Rapor Menteri Airlangga: Konsep Ok, Eksekusi Nothing

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 July 2019 13:31
Fondasi Sudah Dibangun
Foto: Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto (kiri) bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Pembina Asaki Elisa Sinaga (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)
Sejatinya, ada modal besar yang dimiliki untuk mengembangkan industri pengolahan di tanah air, yakni infrastruktur. Ya, tanpa adanya infrastruktur yang memadai, jangan harap aktivitas industri di tanah air akan bergeliat.

Semenjak resmi menjadi presiden pada Oktober 2014, Jokowi tampak begitu giat membangun infrastruktur.

Terhitung selama SBY menjabat sebagai presiden selama 10 tahun (2005-2014), total infrastruktur yang dibangun menggunakan dana pemerintah pusat adalah senilai Rp 343,7 triliun. Sementara itu, dalam tiga tahun pertama kepemimpinan Jokowi (2015-2017), dana yang dikeluarkan sudah mencapai Rp 235,5 triliun atau setara dengan 69% dari yang dicatatkan SBY selama 10 tahun.

Sebagai catatan, tahun 2004 tak dihitung masuk periode SBY karena dirinya baru menjabat presiden pada Oktober atau kurang dari 3 bulan sebelum tutup tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk Jokowi, tahun 2014 tak dimasukkan.

Selain gelontoran dana yang besar, pembangunan infrastruktur di era Jokowi terbukti lebih menyeluruh. Sebagai perbandingan, dari total infrastruktur yang dibangun dengan dana pemerintah pusat di zaman SBY senilai Rp 343,7 triliun, sebanyak Rp 169,2 triliun atau setara dengan 49,2% dialokasikan untuk Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Tak ayal jika pembangunan zaman SBY sering disebut sebagai Jawa-sentris.

Alokasi dana ke provinsi DKI Jakarta merupakan yang paling besar di zaman SBY, yakni senilai Rp 85,2 triliun atau setara dengan 24,8%.

Beralih ke zaman Jokowi, terlihat pemerintah sudah tak lagi Jawa-sentris. Sepanjang 2015-2017, pemerintah pusat hanya mengalokasikan 33,8% anggaran untuk membangun infrastruktur di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara sisanya (Rp 156 triliun atau 66,2%) dialokasikan ke provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Dalam 3 tahun, anggaran pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur di provinsi DKI Jakarta adalah Rp 38,4 triliun atau setara dengan 16,3% saja, jauh lebih rendah dibandingkan SBY yang mengalokasikan dana sebesar nyaris 25% untuk ‘memanjakan’ ibu kota.



(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/dru)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular