
Negosiasi AS-China Segera Dimulai, Perang Dagang Selesai?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 July 2019 11:26

Washington DC, CNBC Indonesia - Negosiator Amerika Serikat (AS) dan China berencana untuk melanjutkan negosiasi dagang. Pembicaraan berupa tatap muka itu ditujukan untuk mencari penyelesaian bagi perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar dunia yang sudah berlangsung selama setahun itu.
Demikian disampaikan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow kepada wartawan dalam acara press briefing, Rabu (3/7/2019), seperti dilaporkan kantor berita Reuters. Namun, Kudlow tidak menyebut waktu pasti kapan negosiasi dagang akan diadakan. Ia hanya mengatakan "segera" dan pengumuman selanjutnya akan dibuat.
"Saya tidak tahu kapan tepatnya. Mereka akan membahasnya di telepon. Mereka akan berbicara di telepon minggu ini dan mereka akan menjadwalkan pertemuan tatap muka," katanya.
Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengatakan, kedua pihak sedang dalam proses mengatur jadwal panggilan telepon dengan para pejabat China untuk minggu depan.
Negosiator utama di pihak AS adalah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara negosiator utama China adalah Wakil Perdana Menteri Liu He. Kedua pihak telah berkomunikasi melalui telepon sejak akhir pekan lalu, ketika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela KTT G20, Jepang, pekan lalu telah sepakat melanjutkan kembali perundingan yang terhenti pada Mei.
Pembicaraan antara kedua pihak dihentikan pada Mei setelah para pejabat AS menuduh China mengingkari komitmen yang telah dibuat sebelumnya dalam naskah perjanjian. Padahal, para negosiator mengatakan perjanjian itu hampir selesai.
AS menuduh China mengizinkan pencurian kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membagikan teknologi mereka dengan rekan-rekan China untuk dapat melakukan bisnis di China. Mereka ingin China mengubah undang-undang negara tentang hal itu dan masalah-masalah lainnya. China menyangkal melakukan praktik semacam itu dan menolak melakukan perubahan dalam aturannya.
Dalam pertemuan dengan Xi pekan lalu, Trump telah setuju untuk menunda pengenaan tarif impor baru pada US$ 300 miliar barang China. Ia juga mengatakan akan melonggarkan pembatasan pada perusahaan raksasa teknologi China, Huawei. Saat ini, AS telah menerapkan bea masuk 25% pada barang-barang China senilai US$ 250 miliar, yang diterapkan ke berbagai produk mulai dari semi-konduktor hingga furnitur.
"Kami akomodatif. Kami tidak akan menaikkan tarif impor selama pembicaraan. Kami berharap China akan menyelesaikannya dengan membeli banyak impor dari AS," ujar Kudlow.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Biden Tiba-Tiba Kecam China, Gegara Perang Dagang Lagi?
Demikian disampaikan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow kepada wartawan dalam acara press briefing, Rabu (3/7/2019), seperti dilaporkan kantor berita Reuters. Namun, Kudlow tidak menyebut waktu pasti kapan negosiasi dagang akan diadakan. Ia hanya mengatakan "segera" dan pengumuman selanjutnya akan dibuat.
"Saya tidak tahu kapan tepatnya. Mereka akan membahasnya di telepon. Mereka akan berbicara di telepon minggu ini dan mereka akan menjadwalkan pertemuan tatap muka," katanya.
Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengatakan, kedua pihak sedang dalam proses mengatur jadwal panggilan telepon dengan para pejabat China untuk minggu depan.
Negosiator utama di pihak AS adalah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara negosiator utama China adalah Wakil Perdana Menteri Liu He. Kedua pihak telah berkomunikasi melalui telepon sejak akhir pekan lalu, ketika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela KTT G20, Jepang, pekan lalu telah sepakat melanjutkan kembali perundingan yang terhenti pada Mei.
![]() |
Pembicaraan antara kedua pihak dihentikan pada Mei setelah para pejabat AS menuduh China mengingkari komitmen yang telah dibuat sebelumnya dalam naskah perjanjian. Padahal, para negosiator mengatakan perjanjian itu hampir selesai.
AS menuduh China mengizinkan pencurian kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membagikan teknologi mereka dengan rekan-rekan China untuk dapat melakukan bisnis di China. Mereka ingin China mengubah undang-undang negara tentang hal itu dan masalah-masalah lainnya. China menyangkal melakukan praktik semacam itu dan menolak melakukan perubahan dalam aturannya.
Dalam pertemuan dengan Xi pekan lalu, Trump telah setuju untuk menunda pengenaan tarif impor baru pada US$ 300 miliar barang China. Ia juga mengatakan akan melonggarkan pembatasan pada perusahaan raksasa teknologi China, Huawei. Saat ini, AS telah menerapkan bea masuk 25% pada barang-barang China senilai US$ 250 miliar, yang diterapkan ke berbagai produk mulai dari semi-konduktor hingga furnitur.
"Kami akomodatif. Kami tidak akan menaikkan tarif impor selama pembicaraan. Kami berharap China akan menyelesaikannya dengan membeli banyak impor dari AS," ujar Kudlow.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Biden Tiba-Tiba Kecam China, Gegara Perang Dagang Lagi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular