Isu PHK 1.300 Karyawan

Bos KS: Bila Tak Restrukturisasi, Krakatau Steel akan Kolaps

S. Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
02 July 2019 14:28
Bos Krakatau Steel memastikan melakukan restrukturisasi organisasi hingga bisnis yang tak bisa terhindarkan.
Foto: Silmy Karim (Ist Detik Finance)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) di bawah pimpinan Silmy Karim sedang fokus melakukan restrukturisasi, meliputi model bisnis, utang serta struktur organisasi.

Berbicara eksklusif dengan CNBC Indonesia, Silmy menepis soal isu PHK 1.300 karyawan di Krakatau Steel. Ia juga mengatakan restrukturisasi di dalam tubuh Krakatau Steel (KS) sudah menjadi sedemikian krusial dan tidak bisa ditawar-tawar lagi demi menyehatkan kinerja keuangan perseroan yang memiliki utang menggunung dan terus menderita kerugian dalam tujuh tahun terakhir.

"Semua restrukturisasi itu wajib, tidak bisa dihindari. Selama tujuh tahun berturut-turut kan KS rugi, kita terlambat melakukan restrukturisasi. Jika pun sudah pernah melakukan itu, tidak terjawab karena kenyataannya kan rugi," kata Silmy di kantornya, Senin (1/7/2019).



Ia menjelaskan, lini bisnis yang bermasalah di KS saat ini adalah bisnis baja pada induk perusahaan, bukan bisnis penunjangnya. Kalau ini tidak diobati melalui restrukturisasi, maka berapapun aset dan anak usaha yang dijual hanya akan menyambung napas saja.

"Bisnis penunjangnya itu rata-rata, bahkan bisa dikatakan semuanya profit. Bisnis bajanya yang mengalami kerugian. Makanya kalau ini tidak diobati, setelah anak usaha dan aset habis maka akhirnya," jelasnya.

"Saya sampaikan ke teman-teman, ini memang pahit, harus dilaksanakan dan kita harus berani untuk mengambil keputusan yang tidak populis. Kalau kita tidak lakukan ini, jangankan 30%, 100% kapal KS ini akan karam," katanya.

Mantan Direktur Utama PT Pindad (Persero) ini mengungkapkan, Krakatau Steel selama ini memiliki hingga tujuh lapis (layer) manajemen dari Direktur hingga ke operator. Menurutnya, hal ini sangat tidak efisien untuk merespon masalah dan peluang bisnis dengan cepat.



"Kita melakukan perampingan struktur organisasi agar kita lebih responsif dan cepat layaknya perusahaan yang berdaya saing tinggi. Bayangkan, bagaimana tujuh layer bisa merespon masalah dengan cepat? Bagaimana bisa merespon peluang, merespon pasar dengan cepat kalau layernya ada tujuh?" keluhnya.

Silmy pun menargetkan untuk mengurangi dua sampai tiga lapis dalam struktur manajemen KRAS. Untuk lini produksi, dia menargetkan hanya ada lima lapis manajemen: Direktur - General Manager - Manager - Supervisor dan Operator.

Bahkan, untuk lini pendukung seperti corporate secretary, bagian keuangan dan sumber daya manusia (SDM), Silmy menginginkan hanya ada empat lapis: Direktur - General Manager - Manager - Officer.

"Itu baru organisasi modern yang baik. Sekarang kan terbukti tujuh tahun berturut-turut rugi, artinya harus ambil langkah dong. Dan kami ini bukan direksi penikmat, kita harus menyelesaikan persoalan, jangan menendang persoalan," tegasnya.

"Saya ambil tantangan ini waktu saya ditugaskan karena semangat itu. Masa Indonesia tidak punya perusahaan baja yang sehat, unggul, kompetitif, dan efisien? Ini kan harus diwujudkan bersama-sama karena pasar industri baja memang seperti itu," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Ketum IKA FH Trisakti Baru, Bos KRAS: Berikan Energi Positif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular