Tarif PPh Badan (Katanya) Mau Turun, Untung atau Rugi Kah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 July 2019 12:11
Namun Kasus AS Jadi Menarik
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Meski belum tentu efektif dan berisiko membuat utang membengkak, tetap penurunan  tarif PPh Badan memang sangat menggoda. Belajar dari kasus Amerika Serikat (AS), pemangkasan tarif PPh sangat efektif mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pada akhir 2017, Presiden AS Donald Trump memutuskan tarif PPh Badan turun dari 35% menjadi maksimal 26,5%. Korporasi AS menjadi bersemangat melakukan ekspansi sehingga meningkatkan penyerapan lapangan kerja. 

Tidak hanya investasi perusahaan, konsumsi rumah tangga di AS pun melonjak. Alhasil, AS mencapai pertumbuhan ekonomi yang impresif. 

Puncaknya, Negeri Paman Sam berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi 4,2% pada kuartal II-2018. Tertinggi sejak kuartal III-2014. 

 

Tingginya penyerapan tenaga kerja membuat angka pengangguran terus menurun. Sejak Juli 2018, angka pengangguran AS stabil di kisaran 3%. Bahkan pada November 2018 angka pengangguran yang sebesar 3,6% menjadi yang terendah sejak November 1969! 

Sekarang keputusan ada di tangan Pak Jokowi. Penurunan tarif PPh, jika melihat apa yang terjadi di AS, memang berhasil menggairahkan perekonomian. Namun di sisi lain, ada masalah defisit kembar yang juga harus menjadi perhatian. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/dru)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular