Singapura Batasi Usia Kendaraan, Indonesia Sudah Siap?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
27 June 2019 17:23
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, angkat bicara perihal wacana pembatasan usia kendaraan. Dia menilai, tahapan kebijakan tersebut di setiap negara membutuhkan tahapan panjang.
Dia mencontohkan kebijakan serupa yang sudah berlaku di Singapura. Ada sejumlah kebijakan lain yang mendahului sebelum memutuskan untuk membatasi usia kendaraan.
"Secara teori, kita ambil contohlah misalnya Singapura. Memang tahapannya pertama mulai nge-push, 3 in 1, 2 in 1, ganjil-genap, kemudian ERP [electronic road pricing]," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/6/2019).
Saat ini, Indonesia baru sampai pada tahap penerapan ganjil-genap, itu pun hanya pada jam-jam tertentu dan lokasinya terbatas. Kondisi ini berbeda jauh dengan apa yang telah dilakukan Singapura.
"Bahkan di Singapura sekarang tahapannya sudah ada STNK malam, ada STNK siang hari. Jadi mobil itu hanya bisa digunakan malam hari kalau STNK malam. Sudah sampai situ tahapannya. Kita masih belum. Kita tahapannya masih di level ganjil-genap," bebernya.
Secara spesifik, BPTJ juga belum punya kajian khusus mengenai pembatasan usia kendaraan. Bagi Bambang, yang menjadi prioritas saat ini adalah pembenahan lalu lintas jalan.
"Saya kalau masalah usia kendaraan, mungkin belum ya. Karena sekarang kita lagi membenahi manajemen lalu lintas dulu," tandasnya.
"Kita akan membangun angkutan umum. Tahapannya baru itu, berikutnya kita nge-push supaya orang berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum," lanjutnya.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, sebagai solusi mengatasi kemacetan di perkotaan. Bila ini terealisasi maka Indonesia menyusul Singapura yang sudah menerapkan kebijakan pembatasan usia kendaraan.
"Salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah, kita mulai membahas pembatasan usia kedaraan dan juga pembatasan kendaraan yang digunakan masyarakat dengan berbagai macam manajemennya," ungkap Budi Setiyadi.
(hoi/hoi) Next Article Kayak Singapura, RI Bakal Batasi Usia Kendaraan, Serius Nih?
Dia mencontohkan kebijakan serupa yang sudah berlaku di Singapura. Ada sejumlah kebijakan lain yang mendahului sebelum memutuskan untuk membatasi usia kendaraan.
"Secara teori, kita ambil contohlah misalnya Singapura. Memang tahapannya pertama mulai nge-push, 3 in 1, 2 in 1, ganjil-genap, kemudian ERP [electronic road pricing]," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/6/2019).
Saat ini, Indonesia baru sampai pada tahap penerapan ganjil-genap, itu pun hanya pada jam-jam tertentu dan lokasinya terbatas. Kondisi ini berbeda jauh dengan apa yang telah dilakukan Singapura.
"Bahkan di Singapura sekarang tahapannya sudah ada STNK malam, ada STNK siang hari. Jadi mobil itu hanya bisa digunakan malam hari kalau STNK malam. Sudah sampai situ tahapannya. Kita masih belum. Kita tahapannya masih di level ganjil-genap," bebernya.
Secara spesifik, BPTJ juga belum punya kajian khusus mengenai pembatasan usia kendaraan. Bagi Bambang, yang menjadi prioritas saat ini adalah pembenahan lalu lintas jalan.
"Saya kalau masalah usia kendaraan, mungkin belum ya. Karena sekarang kita lagi membenahi manajemen lalu lintas dulu," tandasnya.
"Kita akan membangun angkutan umum. Tahapannya baru itu, berikutnya kita nge-push supaya orang berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum," lanjutnya.
"Salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah, kita mulai membahas pembatasan usia kedaraan dan juga pembatasan kendaraan yang digunakan masyarakat dengan berbagai macam manajemennya," ungkap Budi Setiyadi.
(hoi/hoi) Next Article Kayak Singapura, RI Bakal Batasi Usia Kendaraan, Serius Nih?
Most Popular