Internasional
Iran Klaim Sudah Beri Peringatan Sebelum Tembak Drone AS
Rehia Sebayang & Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
21 June 2019 19:46

Teheran, CNBC Indonesia - Pemerintah Republik Islam Iran mengklaim telah memberikan peringatan sebelum menembak jatuh pesawat nirawak (drone) milik AS di perairan Oman beberapa waktu lalu.
Demikian disampaikan Komandan Pasukan Kedirgantaraan Garda Revolusi Iran Brigadir Henderal Amir Ali Hajizadeh seperti dilaporkan AFP, Jumat (21/6/2019).
"Dua kali kami mengirimkan peringatan," ujarnya.
Namun, menurut Ali, tak ada respons dari militer AS. Oleh karena itu, militer Iran pun menembak jatuh drone senilai US$ 130 juta (Rp 1,8 triliun) tersebut.
Penembakan drone terjadi setelah pekan lalu dua kapal tanker minyak (Front Altair milik Norwegia dan Kokuka Courageous milik Jepang) mengalami kerusakan berat akibat ledakan ketika berlayar di dekat Selat Hormuz. Selat itu adalah jalur pengiriman minyak via laut tersibuk di dunia.
Langkah Iran menuai polemik di internal Pemerintah AS. Presiden AS Donald Trump dan penasehat keamanan nasionalnya John Bolton terlibat perdebatan ihwal langkah menangani masalah dengan Iran ini. Demikian penuturan seorang pejabat senior Gedung Putih kepada CNN.
Trump dilaporkan sempat ingin meluncurkan serangan terhadap beberapa target di Iran seperti radar. Serangan itu direncanakan dilakukan sesaat sebelum Jumat (21/6/2019) fajar demi meminimalisasi risiko terhadap masyarakat sipil Iran.
Namun, The New York Times melaporkan langkah itu telah dibatalkan. Meskipun begitu, belum diketahui apakah rencana serangan atas Iran akan dieksekusi di waktu yang akan datang.
Utusan Khusus AS untuk Iran Brian Hook kepada wartawan di Arab Saudi mengatakan diplomasi perlu dikedepankan dalam mengatasi masalah ini, bukan dengan kekuatan militer.
(miq/miq) Next Article Panas! Tiba-tiba Biden Kecam Iran, Ada Apa?
Demikian disampaikan Komandan Pasukan Kedirgantaraan Garda Revolusi Iran Brigadir Henderal Amir Ali Hajizadeh seperti dilaporkan AFP, Jumat (21/6/2019).
"Dua kali kami mengirimkan peringatan," ujarnya.
Penembakan drone terjadi setelah pekan lalu dua kapal tanker minyak (Front Altair milik Norwegia dan Kokuka Courageous milik Jepang) mengalami kerusakan berat akibat ledakan ketika berlayar di dekat Selat Hormuz. Selat itu adalah jalur pengiriman minyak via laut tersibuk di dunia.
Langkah Iran menuai polemik di internal Pemerintah AS. Presiden AS Donald Trump dan penasehat keamanan nasionalnya John Bolton terlibat perdebatan ihwal langkah menangani masalah dengan Iran ini. Demikian penuturan seorang pejabat senior Gedung Putih kepada CNN.
Trump dilaporkan sempat ingin meluncurkan serangan terhadap beberapa target di Iran seperti radar. Serangan itu direncanakan dilakukan sesaat sebelum Jumat (21/6/2019) fajar demi meminimalisasi risiko terhadap masyarakat sipil Iran.
Namun, The New York Times melaporkan langkah itu telah dibatalkan. Meskipun begitu, belum diketahui apakah rencana serangan atas Iran akan dieksekusi di waktu yang akan datang.
Utusan Khusus AS untuk Iran Brian Hook kepada wartawan di Arab Saudi mengatakan diplomasi perlu dikedepankan dalam mengatasi masalah ini, bukan dengan kekuatan militer.
(miq/miq) Next Article Panas! Tiba-tiba Biden Kecam Iran, Ada Apa?
Most Popular