
Jokowi Marah-marah, Ini yang Coba Dilakukan Sri Mulyani
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 June 2019 17:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan permasalahan yang membuatĀ Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram bukan kepalang.
Menurutnya, memang harus ada yang dikaji lebih dalam untuk mendongkrak sektor yang selama ini menjadi sumber perbaikan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).
Pasalnya, permasalahan defisit transaksi berjalan lantaran kinerja ekspor yang loyo dan arus investasi yang masuk tidak sebesar yang diharapkan.
"Ya kita harus betul-betul melihat perindustri dan perlokasi. Seperti Menteri Perindustrian yang mengidentifikasi 7 sektor industri yang potensial, nanti masing-masing memiliki persoalan-persoalan jadi kita akan melakukan follow up kebutuhan seperti industri makan-minum, tekstil, otomotif, elektronik, kimia, itu semuanya memiliki perbedaan dari sisi karakteristik kebutuhan mereka. Itu satu," papar Sri Mulyani usai Ratas, Rabu (19/6/2019).
Kedua dari sisi perpajakan, Sri Mulyani mengungkapkan, Presiden meminta para Menteri supaya lebih banyak memberikan fasilitas yang tidak hanya sekadar instrumen, namun yang lebih penting apakah dia bisa berjalan di lapangan.
Jadi ada penurunan seperti tax holiday, tax allowance atau bahkan rencana untuk melakukan perubahan UU PPh, supaya tarifnya lebih rendah.
"Itu sekarang sedang di-exercise seberapa cepat dan itu sudah betul-betul harus dihitung rate-nya turun ke 20% Itu seberapa cepat dan seberapa risiko fiskalnya bisa ditanggung dan bagaimana implementasinya."
Kemudian, mengenai super deduction (tax) yang selama ini sudah diselesaikan. Sri Mulyani berharap PP-nya segera keluar seperti yang untuk kendaraan bermotor.
"Kami harap sudah akan selesai harmonisasinya dan bisa keluar dalam minggu ini atau awal minggu depan. Karena ini sudah selesai jadi kami harap bisa segera keluar."
(dru/dru) Next Article Potret Sri Mulyani di Tengah Isu Mundur dari Kabinet Jokowi
Menurutnya, memang harus ada yang dikaji lebih dalam untuk mendongkrak sektor yang selama ini menjadi sumber perbaikan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).
Pasalnya, permasalahan defisit transaksi berjalan lantaran kinerja ekspor yang loyo dan arus investasi yang masuk tidak sebesar yang diharapkan.
Kedua dari sisi perpajakan, Sri Mulyani mengungkapkan, Presiden meminta para Menteri supaya lebih banyak memberikan fasilitas yang tidak hanya sekadar instrumen, namun yang lebih penting apakah dia bisa berjalan di lapangan.
Jadi ada penurunan seperti tax holiday, tax allowance atau bahkan rencana untuk melakukan perubahan UU PPh, supaya tarifnya lebih rendah.
"Itu sekarang sedang di-exercise seberapa cepat dan itu sudah betul-betul harus dihitung rate-nya turun ke 20% Itu seberapa cepat dan seberapa risiko fiskalnya bisa ditanggung dan bagaimana implementasinya."
Kemudian, mengenai super deduction (tax) yang selama ini sudah diselesaikan. Sri Mulyani berharap PP-nya segera keluar seperti yang untuk kendaraan bermotor.
"Kami harap sudah akan selesai harmonisasinya dan bisa keluar dalam minggu ini atau awal minggu depan. Karena ini sudah selesai jadi kami harap bisa segera keluar."
(dru/dru) Next Article Potret Sri Mulyani di Tengah Isu Mundur dari Kabinet Jokowi
Most Popular