Vietnam Punya Mobnas, Menteri PPN: Kalau Kita Sangat Sulit
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 June 2019 16:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam membangun industri mobil nasional (mobnas) dengan nama Vinfast. Vinfast Menjadi sorotan setelah pabrikan mobil ini dilaporkan mengirimkan unit perdana pada Senin (17/6).
Vietnam saat ini memang tengah berambisi mengembangkan mobnas. Vinfast dapat dukungan pemerintah Vietnam.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, sulit bagi Indonesia apabila benar-benar memproduksi mobnas secara besar-besaran seperti Vietnam.
"Kalau kita pakai merek sendiri, akan sangat sulit menembus dominasi merek-merek yang sudah sangat mapan," kata Bambang di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/6/2019).
Bambang tak memungkiri, sudah ada beberapa negara yang mampu memproduksi mobnas. Namun, eksistensinya hingga saat ini tidak bisa disamakan seperti merek-merek mobil kelas dunia.
"Pengalaman di pasar mobil dunia, merek mobil yang mapan, dari negara tertentu susah digeser. Jadi yang baru-baru itu meskipun ada, tapi sulit bisa menggeser bahkan untuk pasar domestiknya," jelasnya.
Indonesia, kata Bambang, paling tidak saat ini sudah membuktikan sudah mampu merakit dan memproduksi mobil di dalam negeri meski merek prinsipal negara lain terutama Jepang. Capaian ini setidaknya sudah memiliki dampak berantai terhadap perekonomian nasional seperti lapangan pekerjaan.
"Jadi lebih baik, yang penting kita punya kemampuan bikin mobil, dan mobil itu bisa diklaim buatan Indonesia. Ketika diekspor, jadi ekspor Indonesia," jelasnya.
Sebelum ingar bingar Vietnam memiliki mobnas Vinfest, di Indonesia suddas ada wacana memproduksi mobnas yang bernama Esemka. Nama Esemka sempat naik daun pada 2012 ketika Joko Widodo yang pada saat itu menjabat sebagai Walikota Solo menjadikan Esemka sebagai mobil diinas walikota, setelah itu lamor Esemka tenggelam.
Pada 2018, kabar Esemka kembali mencuat ke publik. Badan Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) beberapa waktu lalu menyebut sebanyak 8 tipe mobil Esemka telah lulus uji tipe yang dilakukan Kementerian Perhubungan
Mobil-mobil tersebut telah mengantongi standar emisi Euro 4 untuk kategori mobil penumpang dan komersial. Namun, bukan berarti mobil tersebut bisa begitu saja di produksi secara besar-besaran.
Kepala Balai Sertifikasi Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BSLJSKB) Kementerian Perhubungan Caroline Noorida Aryani mengatakan, masih ada tahapan yang harus dilalui oleh Esemka.
Mobil-mobil Esemka, kata Caroline, memang sudah mengantongi bukti lulus uji tipe dari otoritas perhubungan. Namun, mobil Esemka harus mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT).
"Jika lulus, dikeluarkan sertifikat uji tipe dari Direktorat Sarana," kata Caroline saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Caroline mengatakan, apabila mobil Esemka sudah mengantongi SUT, maka mobil tersebut baru bisa diproduksi secara massal. Selama belum diterbitkan, maka belum bisa diproduksi massal.
"Coba di cek SUT-nya di direktorat sarana, karena mereka yang menangani," jelasnya.
(hoi) Next Article Vietnam Adang Mobil RI Demi Bangun Mobnas
Vietnam saat ini memang tengah berambisi mengembangkan mobnas. Vinfast dapat dukungan pemerintah Vietnam.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, sulit bagi Indonesia apabila benar-benar memproduksi mobnas secara besar-besaran seperti Vietnam.
"Kalau kita pakai merek sendiri, akan sangat sulit menembus dominasi merek-merek yang sudah sangat mapan," kata Bambang di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/6/2019).
Bambang tak memungkiri, sudah ada beberapa negara yang mampu memproduksi mobnas. Namun, eksistensinya hingga saat ini tidak bisa disamakan seperti merek-merek mobil kelas dunia.
"Pengalaman di pasar mobil dunia, merek mobil yang mapan, dari negara tertentu susah digeser. Jadi yang baru-baru itu meskipun ada, tapi sulit bisa menggeser bahkan untuk pasar domestiknya," jelasnya.
Indonesia, kata Bambang, paling tidak saat ini sudah membuktikan sudah mampu merakit dan memproduksi mobil di dalam negeri meski merek prinsipal negara lain terutama Jepang. Capaian ini setidaknya sudah memiliki dampak berantai terhadap perekonomian nasional seperti lapangan pekerjaan.
"Jadi lebih baik, yang penting kita punya kemampuan bikin mobil, dan mobil itu bisa diklaim buatan Indonesia. Ketika diekspor, jadi ekspor Indonesia," jelasnya.
Sebelum ingar bingar Vietnam memiliki mobnas Vinfest, di Indonesia suddas ada wacana memproduksi mobnas yang bernama Esemka. Nama Esemka sempat naik daun pada 2012 ketika Joko Widodo yang pada saat itu menjabat sebagai Walikota Solo menjadikan Esemka sebagai mobil diinas walikota, setelah itu lamor Esemka tenggelam.
Pada 2018, kabar Esemka kembali mencuat ke publik. Badan Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) beberapa waktu lalu menyebut sebanyak 8 tipe mobil Esemka telah lulus uji tipe yang dilakukan Kementerian Perhubungan
Mobil-mobil tersebut telah mengantongi standar emisi Euro 4 untuk kategori mobil penumpang dan komersial. Namun, bukan berarti mobil tersebut bisa begitu saja di produksi secara besar-besaran.
Kepala Balai Sertifikasi Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BSLJSKB) Kementerian Perhubungan Caroline Noorida Aryani mengatakan, masih ada tahapan yang harus dilalui oleh Esemka.
Mobil-mobil Esemka, kata Caroline, memang sudah mengantongi bukti lulus uji tipe dari otoritas perhubungan. Namun, mobil Esemka harus mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT).
"Jika lulus, dikeluarkan sertifikat uji tipe dari Direktorat Sarana," kata Caroline saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Caroline mengatakan, apabila mobil Esemka sudah mengantongi SUT, maka mobil tersebut baru bisa diproduksi secara massal. Selama belum diterbitkan, maka belum bisa diproduksi massal.
"Coba di cek SUT-nya di direktorat sarana, karena mereka yang menangani," jelasnya.
(hoi) Next Article Vietnam Adang Mobil RI Demi Bangun Mobnas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular