
Jepang Jadi Negara Paling 'Rajin' Kasih Utang ke Pemerintah
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
17 June 2019 11:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah dan bank sentral pada April 2019 mencapai 3,2% YoY, lebih tinggi sedikit dibandingkan bulan sebelumnya di posisi 3,1% YoY.
Peningkatan pertumbuhan utang Indonesia di bulan April lebih didorong oleh pihak swasta, yang mana tumbuh hingga 14,5% YoY.
Sebagai informasi, posisi ULN Indonesia (pemerintah dan bank sentral + swasta) per akhir bulan April 2019 mencapai US$ 398,3 miliar atau tumbuh sebesar 8,7% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Maret 2018 yang kala itu tumbuh hingga 9,1% YoY.
Utang luar negeri pemerintah sebagian besar didapat dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN), yaitu US$ 132,2 atau 70,8%. Adapun 29,2% lainnya yang sebesar US$ 54,4 miliar didapat dalam bentuk pinjaman.
Sebagai informasi, SBN merupakan surat utang yang diterbitkan pemerintah yang dapat diperdagangkan secara bebas di pasar keuangan. Pembentukan bunga utang pada instrumen ini mengikuti mekanisme pasar.
Sementara utang dalam bentuk pinjaman didapat dari lembaga/negara yang bertindak sebagai kreditur.
Hingga bulan April 2019, Jepang masih menjadi negara yang memberikan pinjaman terbesar bagi pemerintah RI, yaitu mencapai US$ 12,7 miliar. Jerman dan Perancis mengekor dengan total pinjaman masing-masing sebesar US$ 2,8 miliar dan US$ 2,6 miliar. China ada di posisi keempat dengan total pinjaman sebesar US$ 1,6 miliar pada pemerintah.
Sementara lembaga yang tercatat memberi pinjaman terbesar adalah International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yakni sebesar US$ 16,8 miliar. Diketahui IBRD merupakan bagian dari grup World Bank (WB).
Ada pula Asian Development Bank (ADB) dan International Development Association (IDA) yang memberikan pinjaman masing-masing sebesar US$ 9,9 miliar dan US$ 1 miliar kepada pemerintah hingga bulan April 2019.
Menurut BI, pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Utang-utang tersebut utamanya diperuntukkan untuk sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, yaitu sebesar US$ 35 miliar atau 18,8%. Sektor konstruksi juga mendapat porsi yang cukup besar, yaitu US$ 30,4 miliar atau 16,3%.
Sementara sektor porsi sektor industri pengolahan tercatat amat minim, yaitu hanya US$ 371 juta atau 0,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Cek Besar Utang Pemerintah RI Hingga Agustus 2019
Peningkatan pertumbuhan utang Indonesia di bulan April lebih didorong oleh pihak swasta, yang mana tumbuh hingga 14,5% YoY.
Sebagai informasi, posisi ULN Indonesia (pemerintah dan bank sentral + swasta) per akhir bulan April 2019 mencapai US$ 398,3 miliar atau tumbuh sebesar 8,7% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Maret 2018 yang kala itu tumbuh hingga 9,1% YoY.
Utang luar negeri pemerintah sebagian besar didapat dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN), yaitu US$ 132,2 atau 70,8%. Adapun 29,2% lainnya yang sebesar US$ 54,4 miliar didapat dalam bentuk pinjaman.
Sebagai informasi, SBN merupakan surat utang yang diterbitkan pemerintah yang dapat diperdagangkan secara bebas di pasar keuangan. Pembentukan bunga utang pada instrumen ini mengikuti mekanisme pasar.
Sementara utang dalam bentuk pinjaman didapat dari lembaga/negara yang bertindak sebagai kreditur.
Hingga bulan April 2019, Jepang masih menjadi negara yang memberikan pinjaman terbesar bagi pemerintah RI, yaitu mencapai US$ 12,7 miliar. Jerman dan Perancis mengekor dengan total pinjaman masing-masing sebesar US$ 2,8 miliar dan US$ 2,6 miliar. China ada di posisi keempat dengan total pinjaman sebesar US$ 1,6 miliar pada pemerintah.
Sementara lembaga yang tercatat memberi pinjaman terbesar adalah International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yakni sebesar US$ 16,8 miliar. Diketahui IBRD merupakan bagian dari grup World Bank (WB).
Ada pula Asian Development Bank (ADB) dan International Development Association (IDA) yang memberikan pinjaman masing-masing sebesar US$ 9,9 miliar dan US$ 1 miliar kepada pemerintah hingga bulan April 2019.
Menurut BI, pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Utang-utang tersebut utamanya diperuntukkan untuk sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, yaitu sebesar US$ 35 miliar atau 18,8%. Sektor konstruksi juga mendapat porsi yang cukup besar, yaitu US$ 30,4 miliar atau 16,3%.
Sementara sektor porsi sektor industri pengolahan tercatat amat minim, yaitu hanya US$ 371 juta atau 0,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Cek Besar Utang Pemerintah RI Hingga Agustus 2019
Most Popular